Ta'limul Mutaalim
Pembuka
Dengan
menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah yang telah mengangkat harkat derajat manusia dengan ilmu dan
amal, atas seluruh alam. Salawat dan Salam semoga terlimpah atas Nabi
Muhammad, pemimpin seluruh umat manusia, dan semoga pula tercurah atas
keluarga dan para sahabatnya yang menjadi sumber ilmu dan hikmah. Kalau
saya memperhatikan para pelajar (santri), sebenarnya mereka telah
bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak
mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengalaman dari ilmu
tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara mereka menuntut
ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena, barangsiapa
salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai tujuan. Oleh karena
itu saya ingin menjelaskan kepada santri cara mencari ilmu, menurut
kitab-kitab yang saya baca dan menurut nasihat para guru saya yang ahli
ilmu dan hikmah. Dengan harapan semoga orang-orang yang tulus ikhlas
mendo'akan saya sehingga saya mendapatkan keuntungan dan keselamatan di
akherat. Begitu do'a saya dalam istikharah ketika akan menulis kitab
ini. Kitab ini saya beri nama. Yang terdiri dari tiga belas pasal.
Pertama, menerangkan hakekat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannya.
Kedua, niat dalam mencari ilmu. Ketiga, cara memilih ilmu, guru, teman,
dan ketekunan. Keempat, cara menghormati ilmu dan guru Kelima,
kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhur.
Keenam, ukuran dan urutannya Ketujuh, tawakal Kedelapan, waktu belajar
ilmu Kesembilan, saling mengasihi dan saling menasehati Kesepuluh,
mencari tambahan ilmu pengetahuan Kesebelas, bersikap wara' ketika
menuntut ilmu Kedua belas, hal-hal yang dapat menguatkan hapalan dan
yang melemahkannya. Ketiga belas, hal-hal yang mempermudah datangnya
rijki, hal-hal yang dapat memperpanjang, dan mengurangi umur. Maka tidak
ada penolong kecuali Allah, hanya kepada-Nya saya berserah diri, dan
kehadirat-Nya aku kembali.
FASAL 1 PENGERTIAN ILMU DAN FIQIH SERTA KEUTAMAANNYA
Kewajiban Belajar
Rasulullah
saw bersabda : "Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim
perempuan". Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim
laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas
pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau
bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata, "Ilmu yang
paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah
menjaga perilaku." Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama Islam, shalat
misalnya.
Oleh
karena setiap orang islam wajib mengerjakan shalat, maka mereka wajib
mengetahui rukun-rukun dan sarat-sarat sahnya shalat, supaya dapat
melaksanakan shalat dengan sempurna.
Setiap
orang islam wajib mempelajari/mengetahui rukun maupun shalat amalan
ibadah yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena
sesuatu yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban, maka
mempelajari wasilah/perantara tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah
sebagian wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama. Maka, mempelajari
ilmu agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila
berharta, haji jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika
berdagang.
Muhammad
bin Al-Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun kitab tentang
zuhud, beliau menjawab, "aku telah mengarang sebuah kitab tentang jual
beli." Maksud beliau adalah yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari
hal-hal yang subhat (tidak jelas halal haramnya) dalam berdagang.
Setiap orang yang berkecimpung di dunia perdagangan, wajib mengetahui
cara berdagang dalam islam supaya dapat menjaga diri dari hal-hal yang
diharamkan. Setiap orang juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan batin atau hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan
ridha. Sebab, semua itu terjadi pada segala keadaan.
Keutamaan Ilmu
Tidak
seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena
ilmu itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa
dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang. Dengan ilmu pengetahuan.
Allah Ta'ala mengangkat derajat Nabi Adam as. Diatas para malaikat. Oleh
karena itu, malaikat di perintah oleh Allah agar sujud kepada Nabi Adam
as.
Ilmu
itu sangat penting karena itu sebagai perantara (sarana) untuk
bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat
disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad
bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya : "Belajarlah! Sebab ilmu
adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala
pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di
lautan ilmu yang berguna."
Belajarlah
ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul. Ilmu yang dapat
membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu paling lurus untuk di
pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni
jalan petunjuk. Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala
keresahan. Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara'
lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.
Belajar Ilmu Akhlaq
Setiap
orang islam juga wajib mengetahui/mempelajari akhlak yang terpuji dan
yang tercela, seperti watak murah hati, kikir, penakut, pemberani,
merendah diri, congkak, menjaga diri dari keburukan, israf (berlebihan),
bakhil terlalu hemat dan sebagainya. Sifat sombong, kikir, penakut,
israf hukumnya haram. Dan tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat
itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut serta mengetahui cara
menghilangkannya. Oleh karena itu orang islam wajib mengetahuinya.
Asy-Syahid
Nasyiruddin telah menyusun kitab yang membahas tentang akhlak. Kitab
tersebut sangat bermutu, dan perlu dibaca. Karena setiap orang wajib
memelihara akhlaknya.
Ilmu Yang Fardu Kifayah dan Yang Haram dipelajari
Adapun
mempelajari amalan agama yang dikerjakan pada saat tertentu seperti
shalat zenajah dan lain-lain, itu hukumnya fardhu kifayah. Jika di suatu
tempat/daerah sudah ada orang yang mempelajari ilmu tersebut, maka yang
lain bebas dari kewajiban. Tapi bila di suatu daerah tak ada seorangpun
yang mempelajarinya maka seluruh daerah itu berdosa. Oleh karena itu
pemerintah wajib memerintahkan kepada rakyatnya supaya belajar ilmu yang
hukumnya fardhu kifayah tersebut. Pemerintah berhak memaksa mereka
untuk mereka untuk melaksanakannya.
Dikatakan
bahwa mengetahui/mempelajari amalan ibadah yang hukumnya fardhu ain itu
ibarat makanan yang di butuhkan setiap orang. Sedangkan mempelajari
amalan yang hukumnya fardhu kifayah, itu ibarat obat, yang mana tidak
dibutuhkan oleh setiap orang, dan penggunaannya pun pada waktu-waktu
tertentu.
Sedangkan
mempelajari ilmu nujum itu hukumnya haram, karena ia diibaratkan
penyakit yang sangat membahayakan. Dan mempelajari ilmu nujum itu
hanyalah siasia belaka, karena ia tidak bisa menyelamatkan seseorang
dari taqdir Tuhan. Oleh karena itu, setiap orang islam wajib mengisi
seluruh waktunya dengan berzikir kepada Allah, berdo'a, memohon seraya
merendahkan diri kepadaNya, membaca Al- Qur'an,dan bersedekah supaya
terhindar dari mara bahaya.
Boleh
mempelajari ilmu nujum (ilmu falaq) untuk mengetahui arah kiblat, dan
waktu-waktu shalat. Boleh pula mempelajari ilmu kedokteran, karena ia
merupakan usaha penyembuhan yang tidak ada hubungannya dengan sihir,
jimat, tenung dan lain-lainnya.Karena Nabi juga pernah berobat.
Imam
Syafi'I rahimahullah berkata, "ilmu itu ada dua, yaitu ilmu piqih untuk
mengetahui hukum agama, dan ilmu kedokteran untuk memelihara badan."
Definisi Ilmu
Ilmu
ditafsiri dengan : Sifat yang dimiliki seseorang, maka menjadi jelaslah
apa yang terlintas di dalam pengertiannya. Fiqih adalah: Pengetahuan
tentang kelembutan-kelebutan ilmu. Ujar Abu Hanifah : Fiqih adalah
pengetahuan tentang hal-hal yang berguna, yang berbahaya bagi diri
seseorang. Ujarnya lagi : Ilmu itu hanya untuk diamalkannya, sedang
mengamalkan di sini berarti meninggalkan orientasi demi akhirat. Maka
seyogyanya manusia jangan sampai lengah diri dari hal-hal yang
bermanfaat dan berbahaya di dunia dan akhirat. Dengan demikian dia akan
mengambil mana yang bermanfaat dan menjauhi mana yang berbahaya, agar
supaya baik akal dan ilmunya tidak menjadi beban pemberat atas dirinya
dan menambah siksanya. Kita berlindung kepada allah dari murka dan
siksanya. Dalam masalah kebaikan keistimewaan dan keutaman ilmu itu,
banyaklah ayat-ayat al-quran dan hadis-hadis shahih dan masyhur yang
mengemukakannya. Namun kali ini tidak kami kedepankan, agarlah uraian
kitab ini tidak terlalu berkepanjangan.
FASAL II NIAT DI WAKTU BELAJAR
Niat Belajar
Wajib
berniat waktu belajar. Sebab niat itu menjadi pokok dari segala hal,
sebagaimana sabda nabi saw : Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu
terserah niatnya" Hadits shahih. Dari beliau pula diriwayatkan sebuah
hadits : Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat yang karena bururk niatnya maka menjadi amal dunia."
Niatan Baik dan Buruk
Di
waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt. Kebahagian
akhirat, memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh,
mengembangkan agama dan melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu
harus diwujudkan dengan ilmu. Zuhud dan taqwapun tidak sah jika tanpa
berdasar ilmu. Syaikhul imam Ajall Burhanuddin Shahibul Hidayah
menyanyikan syair gubahan sebagian ulama : Hancur lebur, orang alim tak
teratur Lebih lebur, bila si jahil ibadah ngawur Keduanya menjadi
fitnah,menimpa ganas di dunia Atas yang mengikutinya, sebagai dasar peri
agama. Dengan belajar pula, hendaklah diniati untuk mensyukuri
kenikmatan akal dan badan yang sehat. Belajar jangan diniatkan untuk
mencari pengaruh, kenikmatan dunia ataupun kehormatan di depan sultan
dan penguasai-penguasa lain. Muhammad Ibnul Hasan berucap: 'andaikan
seluruh manusia itu manjadi budak belianku, niscaya kumerdekakan
seluruhnya dan bebaskan dari kekuasaanku."
Kelezatan dan Hikmah Ilmu
Siapa
saja telah merasakan kelezatan rasa ilmu dan amal, maka semakin
kecillah kegemarannya akan harta benda dunia. Syaikhul Imamil Ajall
Ustadz Qawamuddin Hammad bin Ibrahim bin ismail Ash-Shoffar Al-Anshoriy
membacakan kami syair imla' abu hanifah : Siapa saja gerangan, menuntut
ilmu untuk hari kemudian untuklah dapat keutamaan, anugrah Allah
penunjuk jalan
Aduh,
saja merugi, penuntut ilmu nan suci Hanya buat sesuap nasi, dari hamba
ilahi. Tetapi jikalau dalam meraih keagungan itu demi amar ma'ruf nahi
munkar, memperjuangkan kebenaran dan meluhurkan agama bukan untuk
keperluan hawa nafsu sendiri makadiperbolehkan sejauh batas telah dapat
menegakkan amar ma'ruf nahi munkar tersebut.
Penuntut
ilmu hendaknya memperhatikan apa yang tersebut diatas. Ia telah
mengatasi kepayahan yang cukup banyak, maka jangan sampai ilmu yang
telah ia peroleh itu digunakan sarana bendahara duniawi yang hina,
sedikit nilainya dan segera hancur ini. Syair menyebutkan : Dunia itu
sedikit, dan paling sedikit Pecintanyapun hina, nan hina dina Sihir
dunia, membuat tuli dan buta Kebingungan, tak tahu ke mana jalan
Pantangan Ahli ilmu
Orang
berilmu itu hendaklah jangan membuat dirinya sendiri menjadi hina
lantaran tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, jangan sampai
terjerumus ke dalam lembah kehinaan ilmu dan ahli ilmu. Ia supaya
berbuat tawadu' (sikap tengah-tengah antara sombong dan kecil hati),
berbuat iffah, yang keterangan lebih jauhya bisa kita dapati dalam kitab
akhlaq. Syaikhul imamil ajall ustadz ruknul islam yang terkenal sebagai
sasterawan ternama mengemukakan gubahan syi'irnya: Tata kerama,
benar-benar budi orang taqwa Ia menanjak tinggi, dengan sikap Ajaib,
ajaiblah orang tidak tahu dirinya sendiri Bahagiakah nanti, apa malah
celaka diri ? Bagaimana waktu meninggalkan dunia, pungkasan umur
nyawanya. Suul khatimah, apa husnul khatimah? Keagungan, itu khusus
sifat ar-rahman Singkirlah, waspadalah! Kepada sahanat-sahabatnya, abu
Hanifah berkata : besarkanlah putaran serban kalian, dan
perlebarlah lobang lengan baju kalian". ucapan ini dikemukakan agar
supaya ilmu dan ahli ilmu tidak terpandang remeh.
Saran Khusus Buat pelajar
Sebaiknya
pelajar bisa mendapatkan buku wasiat tulisan Abu Hanifah (yang tadinya)
untuk Yusuf Bin Khalid As-Simty waktu pulang kembali ketengah-tengah
keluarganya. Dan buku ini bisa didapatkan oleh yang mau mencarinya. Guru
kita sendiri, yaitu Syaikhul Imam Burhanul Immah Aliy Abu Bakar semoga
Allah mensucikan ruhnya yang mulya itu adalah juga memerintahkan kami
waktu mau pulang ke daerah agar menulis buku tersebut, dan kamipun
melakukannya. Sang guru dan mufti (pemberi fatwa) bidang pergaulan
manusia, tidak boleh tidak juga memegangi buku wasiat tersebut.
FASAL III MEMILIH ILMU, GURU,TEMAN, DAN KETABAHAN BERILMU
Syarat-syarat Ilmu Yang Dipilih
Bagi
pelajar, dalam masalah ilmu hendaklah memilih mana yang terbagus dan
dibutuhkan dalam kehidupan agmanya pada waktu itu, lalu yang untuk waktu
yang akan datang.
Hendaknya
lebih dahulu mempelajari ilmu tauhid, mengenali Allah lengkap dengan
dalilnya. Karena orang yang imannya hanya taklid sekalipun menurut
pendapat kita sudah syah, adalah tetap berdosa karena ia tidak mau
beristidlal dalam masalah ini. Hendaknya pula memiluh ilmi-ilmu yang
kuna, bukan yang baru lahir. Banyak ulama berkata : "Tekunilah ilmu
kuna, bukan yang baru saja ada." Awas, jangan sampai terkena pengaruh
perbantahan yang tumbuh subur setelah habisnya ualama besar, sebab
menjurus untuk menjauhkan pelajar dari mengenali fiqh, hanya
menghabiskan usia dengan tanpa guna, menumbuhkan sikap anti-pati/buas
dan gemar bermusuhan. Dan itulah termasuk tanda-tanda kiamat akan tiba
serta lenyapnya fiqih dan pengetahuan-pengetahuan lain, demikianlah
menurut hadits.
Syarat-syarat Guru Yang dipilih
Dalam
memilih guru, hendaklah mengambil yang lebih alim, waro' dan juga lebih
tua usianya. Sebagaimana Abu Hanifah setelah lebih dahulu memikir dan
mempertimbangkan lebih lanjut, maka menentukan pilihannya kepada tuan
Hammad Bin Abu Sulaiman.
Dalam
hal ini dia berkata : "beliau saya kenal sebagai orang tua yang budi
luhur, berdada lebar serta penyabar. Katanya lagi: saya mengabdi di
pangkuan tuan Hammad Bin Abu Sulaiman, dan ternyata sayapun makin
berkembang."
Bermusyawarah
Abu
Hanifah berkata : Saya mendengar salah seorang ahli hikmah Samarkand
berkata: Ada salah seorang pelajar yang mengajakku bermusyawarah
mengenai masalah-masalah mencari ilmu, sedang ia sendiri telah bermaksud
ke Bochara untuk belajar disana.
Demikianlah,
maka seharusnya pelajar suka bermusyawarah dalam segala hal yang
dihadapi. demikian, karena Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw. Agar
memusyawarahkan segala halnya. Toh tiada orang lain yang lebih pintar
dari beliau, dan masih diperintahkan musyawarah, hingga urusan-urusan
rumah tangga beliau sendiri.
Ali
ra berkata : "Tiada seorangpun yang rusak karena musyawarah", Ada
dikatakan : "Satu orang utuh, setengah orang dan orang tak berarti.
Orang utuh yaitu yang mempunyai pendapat benar juga mau bermusyawarah;
sedang setengah orang yaitu yang mempunyai pendapat benar tetapi tidak
mau bermusyawarah, atau turut bermusyawarah tetapi tidak mempunyai
pendapat; dan orang yang tidak berarti adalah yang tidak mempunyai
pendapat lagi pula tidak mau ikut musyawarah." Kepada Sufyan Ats-Tsuriy,
Ja'far Ash-Shodik ra berkata: "Musyawarahkan urusanmu dengan
orang-orang yang bertaqwa kepada Allah."
Menuntut
ilmu adalah perkara paling mulya, tetapi juga paling sulit. Karena
itulah, musyawarah disi lebih penting dan diharuskan pelaksanaannya.
Al-Hakim berucap : "Jikalau engkau pergi ke Bochara, janganlah engkau
ikut-ikut perselisihan para imam. Tenanglah lebih dulu selama dua bulan,
guna mempertimbangkan dan memilih guru. Karena bisa juga engkau pergi
kepada orang alim dan mulai belajar kepadanya, tiba-tiba pelajarannya
tidak menarik dan tidak cocok untukmu, akhirnya belajarmupun tidak dapat
berkah. Karena itu, pertimbangkanlah dahulu selama dua bulan untuk
memilih gurumu itu, dan bermusyawarahlah agar tepat, serta tidak lagi
ingin berpindah ataupun berpaling dari guru tersebut. Dengan begitu,
engkau mendapat kemantapan belajar di situ, mendapat berkah dan banyak
kemampaatan ilmu yang kamu peroleh."
Sabar dan Tabah Dalam Belajar
Ketahuilah!
Sabar dan tabah itu pangkal keutamaan dalam segala hal, tetapi jarang
yang bisa melakukan. Sebagaimana syaiir dikatakan: Segala sesuatau,
maunya tinggi yang di tuju Tapi jarang, hati tabah di emban orang Ada
dikatakan : "Keberanian ialah sabar sejenak." Maka sebaiknya pelajar
mempunyai hati tabah dan sabar dalam belajar kepada sang guru, dalam
mempelajari suatu kitab jangan sampai ditinggalkan sebelum sempurna
dipelajari, dalam satu bidang ilmu jangan sampai berpindah bidang lain
sebelum memahaminya benar-benar, dan juga dalam tempat belajar jangan
sampai berpindah kelain daerah kecuali karena terpaksa. Kalau hal ini di
langgar, dapat membuat urusan jadi kacau balau, hati tidak tenang,
waktupun terbuang dan melukai hati sang guru. Sebaiknya pula, pelajar
selalu memegangi kesabaran hatinya dalam mengekang kehendak hawa
nafsunya. Seorang penyair berkata : Hawa nafsu, dialah hina Tiap jajahan
nafsu, berarti kalahan si hina Juga berhati sabar dalam menghadapi
cobaan dan bencana. Ada dikatakan : "Gudang simpanan cita, terletak pada
banyaknya bencana."
Di
syairkan untuk saya ada yang berpendapat bahwa syair ini dari gubahan
Ali bin Abu Tholib sebagai berikut: Tak bisa kau raih ilmu, tanpa
memakai 6 senjata Kututurkan ini padamu, kan jelaslah semuanya. Cerdas,
sabar dan loba, jangan lupa mengisi saku Sang guru mau membina, kau
sanggup sepanjang waktu
Memilih Teman
Tentang
memilih teman, hendaklah memilih yang tekun, waro, bertabiat jujur
serta mudah memahami masalah. Menyingkiri orang pemalas, penganggur,
banyak bicara, suka mengacau dan gemar memfitnah. Syiir dikatakan:
Jangan bertanya siapakah dia? Cukup kau tahu oh itu temannya.karena
siapapun dia, mesti berwataq seperti temannya. Bila kawanya durhaka,
singkirilah dia serta merta.bila bagus budinya, rangkullah dia,
berbahagia!
Disyi'irkan
buatku : Jangan kau temani sipemalas, hindari segala halnya, banyak
orang shaleh menjadi kandas, sebab rerusuh sandarannya Menjalar tolol
kepada cendikia, amat cepat terlalu laksana api bara, ia padam di atas
abu. Nabi saw bersabda : Semua bayi itu dilahirkan dalam keadaan
kesucian islam, hanya kedua orang tuanyalah yang membuatnya jadi yahudi,
nasrani, atau majusi.
Ada
dikatakan kata hikmah dalam bahasa persi : Teman yang durhaka, lebih
berbisa daripada ular yang bahaya Demi Allah Yang Maha Tinggi, Nan Maha
Suci Teman buruk, membawamu ke neraka jahim Teman bagus, mengajakmu ke
sorga na'im Ada Disyi'irkan: Bilakau ingin mendapat ilmu dari ahlinya
Atau ingin tahu yang gaib dan memberitakannya maka dari nama bumi,
ambillah pelajaran tentang isinya dan dari oarang yang di temani,
ibaratkanlah tentang dia
FASAL IV MENGAGUNGKAN ILMU DAN AHLI ILMU
Mengagungkan ilmu
Penting
diketahui, Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan
tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu
itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya. Ada
dikatakan : "Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan
sesuatu itu, dan gagalnya pula karena tidak mau mengagungkannya.
"Tidaklah anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir karena
maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.
Mengagungkan Guru
Termasuk
arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru. Ali ra
berkata: "Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu
huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap
menjadi hambanya." Dalam masalah ini saya kemukakan Syi'irnya:
Keyakinanku tentang haq guru, hak paling hak adalah itu Paling wajib di
pelihara, oleh muslim seluruhnya demi memulyakan, hadiah berhak di
haturkan seharga dirham seribu, tuk mengajar huruf yang Satu Memang
benar, orang yang mengajarmu satu huruf ilmu yang diperlukan dalam
urusan agamamu, adalah bapak dalam kehidupan agamamu.
Guru
kita Syaikhul Imam Sadiduddin Asy-Syairaziy berkata : Guru-guru kami
berucap : "bagi orang yang ingin putranya alim, hendaklah suka
memelihara, memulyakan, mengagungkan, dan menghaturkan hadiah kepada
kaum ahli agama yang tengah dalam pengembaraan ilmiyahnya. Kalau toh
ternyata bukan putranya yang alim, maka cucunyalah nanti."
Termasuk
arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di
tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya,
berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang
membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri
yang keluar dari rumah.
Pada
pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan
amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan
dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam
melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti
menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang
bersangkut paut dengannya.
Di
sini Guru kita Syaikhul Islam Burhanuiddin Shahibul Hidayah pernah
bercerita bahwa ada seorang imam besar di Bochara, pada suatu ketika
sedang asyiknya di tenmgah majlis belajar ia sering berdiri lalu duduk
kembali. Setelah ditanyai kenapa demikian, lalu jawabnya : ada seorang
putra guruku yang sedang main-main dihalaman rumah dengan
teman-temannya, bila saya melihatnya sayapun berdiri demi menghormati
guruku.
Qodli
Imam Fakhruddin Al-Arsyabandiy yang menjabat kepala para imam di marwa
lagi pula sangat di hormati sultan itu berkata : "Saya bisa menduduki
derajat ini, hanyalah berkah saya menghormati guruku. Saya menjadi
tukang masak makanan beliau, yaitu beliau Abi Yazid Ad-Dabbusiy, sedang
kami tidak turut memakannya." Syaikhul Imamil Ajall Syaikhul Aimmah
Al-Khulwaniy, karena suatu peristiwa yang menimpa dirinya, maka
berpindah untuk beberapa lama, dari Bochara kesuatu pedesaan. Semua
muridnya berziarah kesana kecuali satu orang saja, yaitu syaikhul imam
Al-qadli Abu Bakar Az-Zarnujiy. Setelah suatu saat bisa bertemu, beliau
bertanya: "kenapa engkau tidak menjengukku? Jawabnya : "Maaf tuan, saya
sibuk merawat ibuku" beliau berkata: "Engkau dianugrahi panjang usia,
tetapi tidak mndapat anugrah buah manis belajar." Lalu kenyataanya
seperti itu, hingga sebagian banyak waktu Az-Zarnujiy digunakan tinggal
di pedesaan yang membuatnya kesulitan belajar.
Barang
siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya
sedikit kemamfaatannya. Sungguh, dokter dan guru Tak akan memberi
nasehat, bila tak di hormat terimalah penyakitmu, bila kau acuh doktermu
dan terimalah bodohmu, bila kau tentang sang guru
Suatu
hikayat : Khalifah Harun Ar-Rasyid mengirim putranya kepada Al-Ashma'iy
agar diajar ilmu dan adab. Pada suatu hari, Khalifah melihat
Al-Ashma'iy berwudlu dan membasuh sendiri kakinya, sedang putra khalifah
cukup menuang air pada kaki tersebut. Maka, Khalifahpun menegur dan
ujarnya : "Putraku saya kirim kemari agar engkau ajar dan didik; tapi
mengapa tidak kau perintahkan agar satu tangannya menuang air dan tangan
satunya lagi membasuh kakimu?"
Memulyakan Kitab
Termasuk
arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya
pelajar jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci. Hikayat,
bahwa Syaikhul islam Syamsul Aimmah Al-Khulwaniy pernah berkata : "Hanya
saya dapati ilmu ilmuku ini adalah dengan mengagungkan. Sungguh, saya
mengambil kertas belajarku selalu dalam keadaan suci.
Syaikhul
Imam Syamsul Aimmah As-sarkhasiy pada suatu malam mengulang kembali
pelajaran-pelajarnnya yang terdahulu, kebetulan terkena sakit perut.
Jadi sering kentut. Untuk itu ia melakukan 17 kali berwudlu dalam satu
malam tersebut, karena mempertahankan supaya belajar dalam keadaan suci.
Demikianlah sebab ilmu itu cahaya, wudlupun cahaya. Dan cahaya ilmu
akan semakin cemerlang bila di barengi cahaya berwudlu.
Termasuk
memulykan yang harus dilakukan, hendaknya jangan membentangkan kaki
kearah kitab. Kitab tafsir letaknya diatas kitab-kitab lain, dan jangan
sampai menaruh sesuatu diatas kitab.
Guru
kita Burhanuddin pernah membawakan cerita dri seorang ulama yang
mengtakan ada seoranag ahli fikih meletakan botol tinta di atas kitab.
Ulama itu sraya berkata : "Tidak bermanfaat ilmumu.
Guru
kita Qodli Fakhrul Islam yang termasyur dengan Qodli Khan pernah
berkata: "Kalau yang demikian itu tidak dimaksud meremehkan, maka tidak
mengapalah. Namun lebih baiknya disingkiri saja."
Termasuk
pula arti mengagungkan, hendak menulis kitab sebaik mungkin. Jangan
kabur, jangan pula membuat catatan penyela/penjelas yang membuat tulisan
kitab tidak jelas lagi, kecuali terpaksa harus dibuat begitu. Abu
hanifah pernah mengetahui seorang yang tidak jelas tulisannya, lalu
ujarnya: "Jangan kau bikin tulisanmu tidak jelas, sedang kau kalau ada
umur panjang akan hidup menyesal, dan jika mati akan dimaki." Maksudnya,
jika kau semakin tua dan matamua rabun, akan menyesali perbuatanmua
sendiri itu. Diceritakan dari Syaikhul Imam Majduddin Ash-Shorhakiy
pernah berkata: "Kami menyesal;I tulisan yang tidak jelas, catatan kami
yang pilih-pilih dan pengetahuan yang tidak kami bandingkan dengan kitab
lain."
Sebaiknya
format kitab itu persegi empat, sebagaimana format itu pulalah
kitabkitab Abu Hanifah. Dengan format tersebut, akan lebih memudahkan
jika dibawa, diletakkan dan di muthalaah kembali. Sebaiknya pula jangan
ada warna merah didalam kitab, karena hal itu perbuatan kaum filsafat
bukan ulama salaf. Lebih dari itu ada diantara guru-guru kita yang tidak
suka memakai kendaraan yang berwarna merah.
Menghormati Teman
Termasuk
makna mengagungkan ilmu pula, yaitu menghormati teman belajar dan guru
pengajar. Bercumbu rayu itu tidak dibenarkan, selain dalam menuntut
ilmu. Malah sebaliknya di sini bercumbu rayu degnan guru dan teman
sebangku pelajarannya.
Sikap Selalu Hormat Dan Khidmah
Hendaknya
penuntut ilmu memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu
mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah
ia dengar seribu kali. Adalah dikatakan : "Barang siapa yang telah
mengagungkannya setelah lebih dari 1000 kali tidak sebagaimana pada
pertama kalinya, ia tidak termasuk ahli ilmu."
Jangan Memilih Ilmu Sendiri
Hendaklah
sang murid jangan menentukan pilihan sendiri terhadap ilmu yang akan
dipelajari. Hal itu dipersilahkan sang guru untuk menentukannya, karena
dialah yang telah berkali-kali melakukan percobaan serta dia pula yang
mengetahui ilmu yang sebaiknya diajarkan kepada seseorang dan sesuai
dengan tabiatnya.
Syaikhul
Imam Agung Ustadz Burhanul Haq Waddin ra. Berkata: "Para siswa dimasa
dahulu dengan suka rela menyerahkan sepenuhnya urusan-urusan belajar
kepada gurunya, ternyata mereka peroleh sukses apa yang di idamkan;
tetapi sekarang pada menentukan pilihan sendiri, akhirnyapun gagal
cita-citanya dan tidak bisa mendapatkan ilmu dan fihq."
Hikayat
orang, bahwa Muhammad bin Ismail Al-Bukhariy pada mulanya adalah
belajar shalat kepada Muhammad Ibnul Hasan. Lalu sang guru ini
memerintahkan kepadanya : "Pergilah belajar ilmu hadist! "setelah
mengetahui justru ilmu inilah yang lebih sesuai untuk Bukhariy. Akhirnya
pun ia belajar hadist hingga menjadi imam hadist paling terkemuka.
Jangan Duduk Terlalu Dekat Dengan Guru
Diwaktu
belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila
terpaksa. Duduklah sejauh antar busur panah. Karena dengan begitu, akan
terlihat mengagungkan sang guru.
Menyingkiri Akhlak Tercela
Pelajar
selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang tercela. Karena
akhlak buruk itu ibarat anjing. Rasulullah saw bersabda: "Malaikat tidak
akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau anjing". Padahal
orang belajar itu dengan perantara malaikat. Dan terutama yang
disingkiri adalah sikap takabur dan sombong.
Syai'ir
dikatakan: ilmu itu musuh bagi penyombong diri laksan air bah, musuh
dataran tinggi - Diraih keagungan dengan kesungguhan bukan semata dengan
harta tumpukan bisakah agung didapat? Dengan harta tanpa semangat?
Banyak sahaya, menduduki tingkat merdeka Banyak orang merdeka, menduduki
tingkat sahaya
FASAL V SUNGGUH-SUNGGUH, KONTINUITAS, DAN CITA-CITA LUHUR
Kesungguhan Hati
Selain
itu semua, pelajar juga harus bersungguh hati dalam belajar serta
kontinu (terus-terusan). Seperti itu pula di tunjukkan firman Allah:
"Dan Orangorang yang mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan
mereka kepada jalanjalan Kami" (Surat 29, Al-Ankabut 69).
Ada
dikatakan pula : "siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah
ketemu" "Brangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki".
ada dikatakan lagi: "Sejauhmana usahamu, sekian pula tercapai
cita-citamu" Ada dikatakan : "Dalam mencapai kesuksesan mempelajari ilmu
dan fiqh itu diperlukan kesungguhan tiga fihak. Yaitu guru, pelajar dan
wali murid jika masih ada."
Syi'ir
gubahan Asy-Syafi'iy dikemukan kepadaku oleh Al Ustadz Sadiduddin Asy-
Syairaziy: Dengan kesungguhan, hal yng jauh jadi berada pintu
terkuncipun jadi terbuka Titah Allah yang paling berhaq bilang sengsara,
yang bercita tinggi namun hidupnya miskin papa Disini bukti kelestarian
taqdir dan hukumNya, bila sipandai hidup sengsara, sedang sibodoh cukup
berharta Tapi yang hidup akalny, tidak di beri harta dan benda,
keduanya pada berpisah, satu disini satu disana
Syi'ir
gubahan lain Asy-Syafi'iy dikemukan padaku: Kau idamkan menjadi paqih
penganlisa, padahal tidak mu sengsara, macam-macam sajalah penyakit gila
Tidak bakal engkau memboyong harta, tanpa menanggung masakat derita,
ilmupun begitu pula Abut Thayib berkata: Tak kulihat aib orang sebagai
cela, bagaikan orang kuasa yang tak mau memenuhi apa mestinya. Pelajar
pula harus sanggup tidak tidur bermalam-malam sebagaimana kata penyair:
Seukur kesulitan, ukuran keluhuran, siapa ingin luhur, jangan tidur
semalaman Kau ingin mulya, tapi tidur di malam hari,dengan menyelam
laut, permata kan didapati Keluhuran derajat, dengan hikmah yang tinggi,
keluhuran seseorang, dengan berjaga di malam hari Oh tuhan, kubuang
tidurku di malam hari, demi ridhaMu Ya Maulal Mawali Siapa tanpa mau
sengsara inginkan keluhuran, mengulur umur yang takkan kedapatan
Tolonglah saya agar mendapat ilmu, sampaikan saya dikemulyaan sisiMu
Jadikanlah malam, unta tunggangann buat kau dapat, yang kau citakan
Pengarang kitab berkata : I ada Nadzam yang sema'na dengan syi'ir-syi'ir
di atas, yaitu: Barangsiapa ingin semua maksudnya tercapai, jadikanlah
malam, tunggangan untuk mencpai Kurangilkah makan, agar kau mampu
berjaga, bila kau idamkan, mendapat sempurna Ada dikatakan : "Barang
siapa tidak tidur dimalam hari, hatinya bahagia di siang hari."
Kotinuitas dan mengulang pelajaran
Tidak
boleh tidak, pelajar harus dengan kontinyu sanggup dan mengulangi
pelajaran yang telah lewat. Hal itu dilakukan pada awal waktu malam,
akhir waktu malam. Sebab waktu diantara maghrib dan isya, demikian pula
waktu sahur puasa adalah membawa berkah. - hai pelajaran, patuhilah
waro' singkiri tidur, dari perut kenyang langgengkan pelajar, jangan kau
rusak dengan belajar, ilmu tegak dan makin menanjak Hendaknya pula
mengambil kesempatan masa muda dan awal remajanya. Syi'ir mengemukakan:
Sebesar sengsara, itulah kesuksesan citamu. Siapa menuju citz, jangan
tidur dimalam berlalu Sempatkan dirimu, dimasa muda Dan ingat, masa itu
tak lama berada
Menyantuni Diri
Jangan
membuat dirinya sendiri bersusah payah, hingga jadi lemah dan tak mampu
berbuat apa-apa. Ia harus selalu menyantuni dirinya sendiri. Kesantunan
itu mendasari kesuksesan segala hal. Rasulullah saw. Bersabda:
"Ingatlah, bahwa islam itu agama yang kokoh. Santunilah dirimu dalam
menunaikan tugas agama, jangan kau buat dirimu sengsara lantaran
ibadahmu kepada Allah. Karena orang yang telah hilang kekuatannya itu,
tiada bisa memutus bumi dan tiada pula kendaraan tunggangannya." Nabi
saw bersabda : "dirimu itu kendaraanmu, maka santunilah ia."
Cita-cita Luhur
Pelajar
harus luhur cita-citanya dalam berilmu. Manusia itu akan terbang dengan
cita-citanya, sebagaimna halnya burung terbang dengan kedua sayapnya.
Abuth-Thoyyib berucap: Seberapa kadar ahli cita, si cita-cita kan
didapati Seberapa kadar orang mulya, sikemulyaan kan di temui Barang
kecil tampaknya besar, dimata orang bercita kecil Barang besar dimata
oarang bercita besar, tampaknya kecil Pangkal kesuksesan adalah
kesungguhan dan himmah yang luhur. Barang siapa berhimmah menghapalkan
seluruh kitab Muhammad Ibnul Hasan, lagi pula disertai usaha yang
sungguh-sungguh dan tak kenal berhenti, maka menurut ukuran lahir pasti
akan bisa menghafal sebagian besar atau separohnya.
Demikian
pula sebaliknya, bila ita-citanya tinggi tapi tidak ada kesungguhan
berusaha, atau sungguh-sungguh tetapi tidak bercita-cita tinggi, maka
hanya sedikit pula ilmu yang berhasil didapatkannya.
Di
dalam kitab Makarimul Akhlak, Syaikhul Imam Al-Ustadz Ridladdin
mengemukakan, bahwa kaisar Dzul Qarnain dikala berkehendak menaklukan
dunia timur dan barat bermusyawarah dengan para Hukama' dan katanya :
Bagaimana saya harus pergi untuk memperoleh kekuasaan dan kerajaan ini,
padahal dunia ini hanya sedikit nilainya, fana dan hina, yang berarti
ini bukan ita-cita luhur? Hukama menjawab : "Pergilah Tuan, demi
mendapat dunia dan akherat." Kaisar menyahut: "Inilah yang baik."
Rasulullah
saw. Bersabda : "Sungguh, Allah senang perkara-perkara yang luhur
tetapi benci yang hina.' Syi'ir dikatakan; Jangan tergesa menangani
perkaramu, senantiasalah begitu! Takada yang bisa meluruskan tongkatmu,
seperti yang meluruskannya selalu. Ada dikatakan : Abu Hanifah berkata
kepada Abu Yusuf : " Hati dan akalmu tertutup. Tapi engkau bisa keluar
dari belenggu itu dengan cara terusterusanbelajar. Jauhilah malas-malas
yang jahat dan petaka itu." Syaikh Abu Nashr Ash-Shoffar Al-Anshariy
berkata: Diriku oh diriku, janganlah kau bermalas-malasan Untuk
berbakti, adil, berbuat bagus perlahan-lahan Setiap yang beramal
kebajikan, untung kan didapat Tapi yang bermalasan, tertimpa balak dan
keparat. Ada syi'ir gubahanku yang semakna itu: Tinggalkanlah oh diriku,
bermalasan dan menunda urusan Kalau tidak, letakkan saja aku, dijurang
kehinaan Tak kulihat, orang pemals mendapat imbal Selain sesal, dan
cita-cita menjadi gagal.
Syi'ir
diucapkan: Bertumpuk malu, lemah dan sesal Kebanyakan dari akibat orang
malas beramal Buanglah segan untuk membahas yang belum jelas Segala
yang kau tahu, dan yang masih ragu akibat malas Kata-kata mutiara di
ucapkan : Sikap malas adalah timbul dari akibat jarang menghayati
kemulyaan dan keutamaan ilmu."
Usaha sekuat Tenaga
Hendaklah
pelajar bersungguh-sungguh sampai terasa letih guna mencapai
kesuksesan, dan tak kenal berhenti, dan dengan cara menghayati keutamaan
ilmu. Ilmu itu kekal, sedang harta adalah fana, seperti apa yang
dikemukakan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib: Kami rela, bagian
Allah untuk kami Ilmu untuk kami, harta buat musuh kami Dalam waktu
singkat, harta jadi musna Namun ilmu, abaditak akan sirna Ilmu yang
bermanfaat akan menjunjung tinggi nama seseorang, tetap harum namanya
walaupun ia sudah mati. Dan karena begitu, ia dikatakan selalu hidup
abadi. Syaikhul Ajall Al-Hasan bin Ali Al-Marghibaniy membawakan syi'ir
buat kami: Kaum bodoh, telah mati sebelum mati Orang alim, tetap hidup
walaupun mati Demikian pula Syaikhul Islam Burhanuddin : Kebodohan
membunuh si bodoh sebelum matinya Belum dikubur, badanya telah jadi
pusara Orang hidup tanpa berilmu, hukumnya mati Bila bangkit kembali,
tak kan bisa bangkit kembali Lain lagi : Orang berilmu, hidup kekal
setelah mati Ruas tubuhnya telah hancur lebur di timbun duli Orang
bodoh, jalan di bumi, mati hukumnya Dikira hidup, nyatanya mati Syakhul
Islam Burhanuddin membawakan Syi'ir buat kita : Kalau sang ilmu, tingkat
tertinggi tuk tempat singgah Kalau lainnya, meninggi bila banyak anak
buah Orang berilmu, namanya harum berlipat tinggi Orang bodoh, begitu
mati tertimbun duli Mendaki tinggi, kepuncak ilmu, mustahil bisa Bila
maksudnya, bagai komandan pasukan kuda Dengarkan dulu, sedikit saja
dikte buatmu Cuma ringkasan, kemulyaan ilmu yang aku tahu Ia cahaya,
penerang buta, terang benderang tapi si bodoh, sepanjang masa gelap
menantang Dia puncak, menjulang tinggi, pelindung siapa berlindung
Makanya aman, dari segala aral melintang juru penyelamat, dikala insan
terjerat tipu harapan manis, kala sang nyawa diambang pintu Ia sarana,
guna menolong teman durhaka Yang jalan bengkok, akibat bobrok, lapis
neraka Yang bertujuan ilmu, berarti telah menuju "segala" Yang dapat
ilmu, artinya telah dapatsegala Wahai kaum berakal, ilmu itu pangkat
mulia
Bila
telah didapat, pangkat lain lepas tak mengapa Bila engkau meninggalkan
dunia dengan segala nikmatnya Pejamkan mata, cukuplah ilmu jadi anugrah
berharga mendaki tinggi kepuncak ilmu mustahil bisa bila maksudnya bagai
komandan pasukan kuda Dengarkan dulu sedikit saja dikte buatmu Cuma
ringkasan kemulyaan ilmu yang aku tahu Ia cahaya penerang buta terang
benderang Tapi si bodoh sepanjang masa gelap menantang Dia puncak
menjelang tinggi pelindung siapa berlindung Makanya aman dari segala
aral melintang
Juru
penyelamat dikala insan terjerat tipu Harapan manis kala sang nyawa
diambang pintu Ia sarana guna menolong teman durhaka Yang jalan bengkok
akibat bobrok lapis neraka Yang bertujuan ilmu berarti telah menuju
segala Yang dapat ilmu artinya telah dapat segala Wahai kaum berakal
ilmu itu pangkat mulia Bila telah didapat, pangkat lain lepas tak
mengapa bila engkau meninggalkan dunia dengan segala nikmatnya pejamkan
mata, cukuplah ilmu jadi anugrah terharga Syi'ir gubahan sebagian para
ulama' dibawakan buatku: Jikalau karena ilmu, orang alim menjadi mulya
Ilmu fiqh membawa mulya kan lebih bisa Banyak semerbak yang dengan misik
tidak menandingi Banyak penerbang yang tak seperti raja wali
Dibawakan
lagi untukku : Fiqh itu ilmu termahal,engkaulah yang memungut Siapa
belajar, tak kan habis hikmah di dapat Curahkan dirimu, mempelajari yang
belum tahu Awal bahagia, akhirpun bahagia, itulah ilmu Bagi orang yang
berakal, telah cukuplah merasa terpanggil Menuju kesuksesan berilmu oleh
sebagaimana kelezatan-kelezatan ilmu, fiqh dan kebahagian yang timbul
bila sedang faham terhadap suatu masalah.
Sebab Kemalasan
Sikap
malas itu bisa timbul akibat dari lendir dahak atau badan berminyak
yang disebabkan orang terlalu banyak makan. Adapun cara mengurangi dahak
itu sendiri adalah bisa dilakukan dengan cara mengurangi makan. Ada
dikatakan: "tujuh puluh orang Nabi sependapat bahwa sering lupa itu
akibat dahak terlalu banyak, dahak terlalu banyak karena minum terlalu
banyak, dan biasa adanya minum terlalu banyak itu karena makan yang
terlalu banyak pula."
Makan
roti kering dn menelan buah anggur kering dapat juga menghilangkan
dahak. Namun jangan terlalu banyak, agar tidak mengakibatkan ingin
minum, yang kesudahannya memperbanyak lendir dahak pula. Bersiwak juga
dapat menghilangkan dahak pula. Disamping memperlancar hafalan dan
kefasihan lisan. Demikianlah, perbuatan itu termasuk sunah Nabi yang
bisa memperbesar pahala ibadah sahlat dan membaca Al-Qur'an. Muntah juga
dapat mengurangi lendir dahak, dan mengurangi perminyakan badan (yang
disebabkan makan terlalu banyak).
Cara Mengurangi Makan
Cara
mengurangi makan bisa dilakukan dengan cara menghayati faedah dan
mamfaat yang timbul dari makan sedikit. Antara lain adalah badan sehat,
lebih terjaga dari yang haram dan berarti pula ikut memikirkan nasib
orang lain. Dalam hal ini ada syi'ir menyebutkan : celaka, celaka dan
celaka karena makan, manusia jadi celaka Hadist Nabi Saw. Menyebutkan :
"tiga orang yang di benci Allah bukan karena ia berdosa, yaitu orang
pelahap makan, orang kikir dan orang sombong.
Bisa
pula dengan cara menghayati madlarat yang timbul dari akibat makan
terlalu banyak, antara lain sakitdan tolol. Ada dikatakan: "Perut
kenyang, kecerdasan hilang". Ada dikatakan ucapan galinus sebagai
berikut: "Semua buah delima bermamfaat, semua ikan laut madlarat. Tetapi
masih lebih bagus makan ikan laut sedikit, daripada delima tapi banyak,
karena bisa menghabiskan harta. Makan lagi setelah perut kenyang
hanyalah membawa madlarat, dan mendatangkan siksa kelak diakherat. Orang
terlalu banyak makan itu dibenci setiap orang."
Caranya
lagi untuk mengurangi makan, adalah dengan makanan yang berlemak atau
berzat pemuak. Makan mana yang lebih lembut dan disukai terlebih dahulu.
Dan jangan bersama-sama orang yang sedang lapar sekali selain bila hal
itu justru harus dilakukan karena bertujuan bak. Misalnya agar kuat
berpuasa, mengerjakan shalat atau perbuatan-perbuatan lain yang berat,
bolehlah dilakukan.
FASAL VI PERMULAN BELAJAR UKURAN BELAJAR DAN TATA TERTIBNYA
Hari Mulai Belajar
Guru
kita Syaikhul Islam Burhanuddin memulai belajar tepat Pada hari rabu.
Dalam hal ini beliau telah meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya,
dan ujarnya: Rasulullah saw bersabda: " tiada lain segala sesuatu yang
di mulai pada hari rabu, kecuali akan menjadi sempurna." Dan seperti ini
pula yang dikerjakan Abu Hanifah. Mengenai hadist di atas, beliau juga
diriwayatkan dari guru beliau Syaikhul Imam Qawamuddin Ahmad bin Abdur
Rasyid.
Saya
mendengar dari orang kepercayaanku, bahwa Syekh Abu Yusuf Al-Hamdani
juga menepatkan semua perbuatan bagus pada hari rabu. Demikianlah,
karena pada hari rabu itu Allah menciptakan cahaya, dan hari itu pyla
merupakan hari sial bagi orang kafir yang berarti bagi orang mukmin hari
yang berkah.
Panjang Pendeknya Pelajaran
Mengenai
ukuran seberapa panjang panjang yang baru dikaji, menurut keterangan
Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar Az- Zanji
berkata: guru-guru kami berkata: "sebaiknya bagi oarang yang mulai
belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu
dihapalkan dengan faham, setelah diajarkannya dua kali berulang.
Kemudian untuk setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga
setelah banyak dan panjang pun masih bisa menghapal dengan paham pula
setelah diulanga dua kali. Demikianlah lambat laun setapak demi setapak.
Apabila pelajaran pertama yang dikaji itu terlalu panjang sehingga para
pelajar memerlukan diulanganya 10 kali, maka untuk seterusnya sampai
yang terakhirpun begitu. Karena hal itu menjadi kebiasaan yang sulit
dihilangkan kecuali dengan susah payah." Ada dikatakan: "pelajaran baru
satu huruf, pengulangannya seribu kali."
Tingkat Pelajaran Yang Di Dahulukan
Sebaiknya
dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang dengan mudah telah bisa di
fahami. Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili berkata; "Menurut
saya, yang benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah dikemukakan
oleh para guru kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan
kitab-kitab yang ringkas/kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di
fahami dan di hapal, serta tidak membosankan lagi pula banyak
terperaktekan.
Membuat Catatan
Sebaiknya
sang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang
sudah di fahami hafalannya, untuk kemudian sering diulang-ulang kembali.
Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali. Jangan sampai
menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini
akan menumpulkan otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka.
Usaha Memahami Pelajaran
Pelajar
hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami pelajaran dari sang
guru, atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di fikir-fikir
dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu
hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat
dimengerti. Orang berkata : "Hafal dua huruf lebih bagus daripada
mendengarkan saja dua batas pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik
daripada menghapal dua batas pelajaran. Apabila seseorang telah pernah
satu atau dua kali mengabaikan dan tidak mau berusaha, maka menjadi
terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami kalimat yang tidak panjang
sekalipun.
Berdo'a
Hendaknya
pula, dengan sungguh-sungguh memanjatkan do'a kepada Allah dan meratap
serta meronta. Allah pasti mengabulkan do'a yang di mohonkan, dan tidak
mengabaikan orang yang mengharapkan. Sya'ir Imlak Al-Qadli Al-Khalil
Asy-Syajarzi dibawakan kepada kami oleh guru kami syaikh Qawamuddin
Hammad bin Ibrahim bin ismail As-Shaffar, sebagai berikut : Abdilah
ilmu, bagaikan anda seorang abdi Pelajari selalu, dengan berbuat sopan
terpuji yang telah kau hafal, ulangi lagi berkali-kali lalu tambatkan
dengan temali kuat sekali Lalu catatlah, agar kau bisa mengulangi lagi
Dan selamanya, ku bisa mempelajari Jikalau engkau, telah percaya tak kan
lupa Ilmu yang baru, sesudah itu masuki segera Mengulang-ulang, ilmu
yang dulu, jangan terlalai Dan bersungguhan, agar yang ini, kan
menambahi Percakapilah mereka, agar ilmumu hidup selalu Jangan menjauh,
dari siap berakal maju Bila ilmu, kau sembunyikan jadi membeku Kau kan
kenal, jadi si bodoh yang tolol dungu Api neraka kan membelenggumu nanti
kiamat Siksa yang pedihpun menimpamu menjilat-jilat
Mudzakarah Munadharah Dan Mutharahah
Seorang
pelajar seharusnya melakukan Mudzakarah (forum saling mengingatkan),
munadharah (forum saling mengadu pandangan) dan mutharahah (diskusi).
Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan, kalem dan penghayatan serta
menyingkiri hal-hal yang berakibat negatif. Munadharah dan mudzakarah
adalah cara dalam melakukan musyawarah, sedang permusyawaratan itu
sendiri dimaksudkan guna mencari kebenaran. Karena itu, harus dilakukan
dengan penghayatan, kalem dan penuh keinsyafan. Dan tidak akan berhasil,
bila dilaksanakan dengan cara kekerasan dan berlatar belakang yang
tidak baik.
Apabila
di dalam pembahasan itu dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan perang
lidah, maka tidak diperbolehkan menurut agama. Yang diperbolehkan adalah
dalam rangka mencari kebenaran. Bicara berbelit-belit dan membuat
alasan itu tidak diperkenankan, selama musuh bicaranya tidak sekedar
mencari kemenangan dan masih dalam mencari kebenaran. Bila kepada
Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemuskilan yang beliau sendiri belum
menemukan pemecahannya, maka ia katakan : "pertanyaan anda saya catat
dahulu untuk kucari pemecahannya. Diatas orang berilmu, masih ada yang
lebih banyak ilmunya."
Faedah
mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar
mengulang pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang
pelajaran, juga menambah pengetahuan yang baru. Ada dikatakan : "Sesaat
mutharahah dilakukan, lebih bagus mengulang pelajaran sebulan. "Sudah
tentu harus dilakukan dengan orang yang insaf dan bertabiat jujur. Awas
jangan mudzakarah dengan orang yang sekedar mencari menang dalam
pembicaraan semata, lagi pula bertabiat tidak jujur. Sebab tabiat itu
suka merampas, akhlak mudah menjalar sedang perkumpulan pengaruhnya
besar.
Syi'ir
yang dibawakan oleh Khalil bin ahmad di atas, telah banyak membawa
petunjuk. Ada dikatakan : Persyaratan ilmu bagi pengabdinya Menjadikan
seluruh manusia, agar mengabdi kepadanya
Menggali Ilmu
Pelajar
hendaknya membiasakan diri sepanjang waktu untuk mengangan-angan dan
memikirkan. Karena itu, orang berkata : "angan-anganlah, pasti akan kau
temukan."
Tidak
bisa tidak, agar omongan tepat itu harus terlebih dahulu di angan-angan
sebelum berbicara. Ucapan adalah laksana anak panah, dimana tepat pada
sasaran bila dibidikan terlebih dahulu dengan mengangan-angan. Dalam
Ushul Fiqh ada dikatakan bahwa mengangan-angan adalah dasar yang amat
penting. Maksudnya, hendaklah ucapan ahli fiqh yang teliti itu terlebih
dahulu harus diangan-angan. Ada diaktakan : "Modal akal ialah ucapan
yang tidak sembarangan serta diangan-angan terlebih dahulu."
Lain
orang berkata : Pesan untukmu, tata bicara ada lima perkara Jika kau
taat pada pemesan yang suka rela jangan sampai terlupa : apa sebabnya,
kapan waktunya, bagaimana caranya, berapa panjangnya dimana tempatnya
itulah semua. Seluruh waktunya dan dalam situasi bagaimanapun, pelajar
hendaknya mengambil pelajaran dari siapapun. Rasulullah saw bersabda:
"Hikmah itu barang hilangnya orang mukmin dimana asal ia temui supaya
diambil juga." Ada dikatakan: "Ambillah yang jernih tinggalkanlah yang
keruh." Saya mendengar ucapan Syaikhul Imam Ustadz Fakhrudin
Al-Kasyani : "Adalah jariyah Abu Yusuf menjadi amanat buat Muhammad,
lalu kepada Muhammad bertanya: Adakah sekarang saudari masih hafal
sedikit tentang fiqh dari Abu Yusuf? Jawabnya : ah, tidak tuan, hanya
saya ketahui ia sering mengulang-ulang ilmunya dan pernah berkata:
"Saham daur itu gugur tak dapat bagian. "Dengan itu Muhammad lalu
menjadi hafal dan yang tadinya masalah saham daur terasa sulit bagi
muhammad, sekarang sudah terpecahkan. Akhirnya tahulah bahwa belajar itu
bisa dilaksanakan dari siapa saja."
Dikala
kepada Abu Yusuf ditanyakan: "Dengan apakah tuan memperoleh ilmu?
beliau menjawab: "Saya tidak merasa malu belajar dan tidak kikir
mengajar". Ada ditanyakan kepada Ibnu Abbas ra : "dengan apakah tuan
mendapat ilmu?" beliau menjawab : "Dengan lisan banyak bertanya dan hati
selalu berpikir." Adanya pelajar digelari dengan "Ma Taqulu" (Bagaimana
keteranganmu) sebab pada masa dulu mereka amat terbiasa untuk
mengucapakan "Bagaimana keterangan anda dalam masalah ini?"
Hanya
dengan banyak mutharahah dan mudzakarah di kedainyalah, Abu Hanifah
pedagang kain itu menjadi alim fiqh. Melihat kenyataan tersebut, kita
bisa tahu bahwa menuntut ilmu dan fiqh itu bisa pula dilakukan
bersama-sama dengan bekerja mencari uang. Abu Hafsh Al-Kabir sendiri
bekerja sambil mengulang-ulang pelajarannya sendiri. Karena itu, apabila
seorang pelajar harus juga mencarikan nafkah keluarga dan segenap
tanggungannya, bisalah kiranya di tengah-tengah keasyikan bekerjanya itu
sambil mempelajari sendiri pelajarannya dengan semangat dan segiat
mungkin.
Pembiayaan Untuk Ilmu
Orang
yang kebetulan sehat badan dan pikirannya, tiada lagi alasan baginya
untuk tidak belajar dan tafaqquh sebab tidak ada lagi yang lebih melarat
daripada Abu Yusuf, tapi toh tidak pernah melupakan pelajarannya.
Apabila
seseorang kebetulan kaya raya, alangkah bagusnya bila harta yang halal
itu di miliki orang shaleh. Ada ditanyakan kepada seorang yang alim
"dengan apa tuan mendapatkan ilmu?" lalu menjawabnya: "Dengan ayahku
yang kaya. Dengan kekayaan itu, beliau berbakti kepada ahli ilmu dan
ahli keutamaan". Perbuatan seperti ini, berarti mensyukuri nikmat akal
dan ilmu, yang hal itu menyebabkan bertambahnya ilmu. ada dikatakan
orang, bahwa Abu Hanifah berucap: "Hanya saja kudapatkan ilmu dengan
Bersyukur dan Hamdallah. Tiap-tiap berhasil kufahami fiqh dan hikmah
selalu saja kuucapkan Hamdalah. Dengan cara itu, jadi berkembanglah
ilmuku."
Bersyukur
Demikianlah,
pelajar harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan juga
hartanya. Mengetahui/menyadari bahwa kefahaman, ilmu dan taufik itu
semuanya datang dari hadirat Allah Swt. Memohon hidayahnya dengan
berdo'a dan meronta, karena hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada
siapa saja yang memohon.
Akhlul
Haq yaitu Ahli Sunah Wal Jama'ah selalu mencari kebenaran dari Allah
yang maha benar, petunjuk, penerang yang memelihara, Maka Allahpun
menganugrahi mereka hidayah dan membimbing dari jalan yang sesat. Lain
halnya dengan ahli sesat, dimana ia membanggakan pendapat dan akal
sendiri, mereka mencari kebenaran berdasar akal semata, yaitu suatu
makhluk yang lemah. Merekapun lemah dan terhalangi dari kebenaran, serta
sesat yang menyesatkan, kerena akal itu tak ubahnya seperti pandangan
mata yang tidak mampu mencari segala yang ada secara menyeluruh.
Rasulullah
Saw bersabda: "Barangsiapa mengetahui dirinya sendiri, maka dia
mengetahui Tuhannya. "Artinya, siapa tahu kelemahan dirinya, maka akan
tahulah kebesaran kekuasaan Allah. Karena orang itu jangan berpegang
dengan diri dan akal sendiri, tapi haruslah bertawakal kepada Allah, dan
kepadaNya pula ia mencari kebenaran. Barang siapa bertawakal kepada
Allah, maka akan dicukupinya dan di bimbing ke jalan yang lurus.
Pengorbanan Harta Demi Ilmu
Orang
kaya jangan kikir, dan hendaklah mohon perlindungan kepada Allah agar
tidak kikir. Nabi saw bersabda: "Manakah penyakit yang lebih keras
daripada kikir? Bapaknya Syaikhul Imam Agung Syamsul Aimmah Al-Halwaniy
adalah seorang fakir penjual kue halwak. Bapak ini menghadiahkan
beberapa biji tersebut kepada fuqaha, dan katanya: "Kumohon tuan
mendo'akan putraku." Demikianlah, sehingga atas berkah dermawan, I'tikad
baik, suka rela dan merontanya itu, sang putra mendapat kesuksesan
cita-citanya.
Dengan
harta yang dimiliki, hendaklah suka membeli kitab dan mengaji menulis
jika diperlukan. Demikian itu akan lebih memudahkan belajar dan
bertafaqquh. Muhammad Ibnul Hasan adalah seorang yang hartawan besar
yang mempunyai 300 orang pegawai yang mengurusi kekayaannya, toh suka
membelanjakan sekalian kekayaannya demi ilmu, sehingga pakaiannya
sendiripun tiada yang bagus. Dalam pada itu, Abu Yusuf menghaturkan
sepotong pakaian yang masih bagus untuknya, namun tidak berkenan
menerimanya dan malah ujarnya: Untukmulah harta dunia, dan untukku harta
akherat saja. "Yang demikian itu sekalipun menerima hadiah sendiri
hukumnya sunnah, barangkali memandangnya dapat mencemarkan dirinya.
Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: "Orang yang mencemarkan dirinya
sendiri, tidaklah termasuk ke dalam golongan kaum muslimin."
Suatu
hikayat, bahwa fakrul Islam Al-Arsyabandiy makan kulit-kulit semangka
yang dibuang orang, dimana ia kumpulkan sendiri dari tempat-tempat yang
sepi. Pada suatu ketika ada seorang jariyah yang mengetahuinya, lalu
melaporkan hal itu kepada tuannya. Maka setelah disediakan jamuan makan,
Fakhrul Islampun dimohon kehadirannya. Namun demi menjaga dirinya agar
tidak tercemar, beliau tidak berkenan menghadiri jamuan tersebut.
Loba Dan Tama'
Demikianlah,
sehingga para pelajar jangan sampai tama' mengharapkan harta orang
lain. Ia hendaknya memiliki Himmah yang luhur. Nabi saw bersabda :
"Hindarilah tama' karena dengan tama' berarti kemiskinan telah menjadi".
Tapi tuan juga jangan kikir, sukalah membelanjakan hartanya untuk
keperluan diri sendiri dan kepentingan orang lain.
Pelaksanaan Pelajaran Keterampilan
Nabi
saw bersabda : "Karena khawatir melarat, semua manusia telah jadi
melarat'. Pelajar-pelajar dimasa dulu sebelum mempelajari ilmu agama,
lebih dahulu belajar bekerja, agar dengan begitu tidak tama' mengharap
harta orang lain. Dalam kata hikmah disebutkan: "Barangsiapa mencukupi
diri dengan harta orang lain, berarti ia melarat."
Jika
orang alim bersifat tama', hilanglah nilai ilmunya dan ucapannya tidak
bisa dibenarkan lagi. Karena itu, Rasulullah saw pembawa syareat
berlindung diri dari sabdanya: "Aku berlindung diri kepada Allah dari
sifat tama' yang membawa kepada tabiat jahat."
Lillahi Ta'ala
Tumpuan
harapan sang pelajar hanyalah kepada Allah, takutpun hanya kepadaNya.
Sikap tersebut bisa di ukur dengan melampaui batas-batas agama atau
tidak. Barangsiapa takut kepada sesama makhluk lalu ia mendurhakai
Allah, maka berarti telah takut kepada selain Allah. Tapi sebaliknya
bila ia telah takut kepada makhluk namun telah taat kepada Allah dan
berjalan pada batas-batas syareat, maka tidak bisa dianggap telah takut
kepada selain Allah. Ia masih dinilai takut kepada Allah. Begitu pula
dalam masalah harapan seseorang.
Mengukur Kemampuan Diri Sendiri
Hendaknya
(yang lebih efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu) :
Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4 kali hari kemarin
lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali dan hari sebelumnya lagi 1kali.
Metoda Menghafal
Suatu
cara yang efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu :
Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4 kali, hari kemarin
lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali, dan hari sebelumnya lagi satu
kali.
Hendaknya
dalam mengulangi pelajarannya itu jangan pelan-pelan. Belajar lebih
bagus bersuara kuat dengan penuh semangat. Namun jangan terlalu keras,
dan jangan pula hingga menyusahkan dirinya yang menyebabkan tidak bisa
belajar lagi. Segala sesuatu yang terbaik adalah yang cukupan. Suatu
hikayat menceritakan, bahwa suatu saat Abu Yusuf sedang mengikuti
mudzakarah fiqh dengan suara kuat dan penuh semangat. Lalu dengan rasa
heran, iparnya berkata: "saya tahu Abu Yusuf telah lima hari kelaparan,
tapi ia tetap munadharah dengan suara keras dan penuh semangat.
Panik Dan Bingung
Seyogyanya
pelajar tidak panik dan kebingungan, sebab itu semua adalah afat. Guru
kita Syaikhul Islam Burhanuddin berkata: "Sesungguhnya saya dapat
melebihi teman-temanku adalah karana selama belajar tidak pernah merasa
panik, kendor dan kacau". Hikayat menceritakan, bahwa Syaikh
Al-Asbijabiy di masa belajarnya mengalami masa jumud selama 12 tahun
lantaran pergantian Raja. Iapun pergi keluar negeri bersama seorang
sahabatnya guna mengadakan munadharah setiap hari di sana. Demikian
munadharah dilakukan selama 12 tahun. Akhirnyapun sahabat tadi menjadi
Syaikhul Islam beraliran madzhab Syafi'I ikutan kaum syafi'iyyin.
Sebuah Methode Belajar
Guru
kami Syaikh Qadli Imam Fakhrul Islam Qadlikhan berkata: Bagi pelajar
Fiqh, agar selalu hafal di luar kepala sebuah kitab fiqh. Dengan begitu,
akan lebih memudahkan dalam mnghafalkan ilmu fiqh yang baru yang di
dengarkan.
FASAL VII BERTAWAKAL
Pengaruh Rizki
Pelajar
harus bertawakal dalam menuntut ilmu. Jangan goncang karena masalah
rizki, dan hatinya pun jangan terbawa kesana. Abu Hanifah meriwayatkan
dari Abdullah Ibnul Hasan Az-Zubaidiy sahabat Rasulullah saw :
"Barangsiapa mempelajari agama Allah, maka Allah akan mencukupi
kebutuhannya dan memberinya rizki dari jalan yang tidak di kira
sebelumnya."
Karena
orang yang hatinya telah terpengaruh urusan rizki baik makanan atau
pakaian, maka jarang sekali yang dapat menghapus pengaruh tersebut untuk
mencapai budi luhur dan perkara-perkara yang mulya. Syi'ir
menyebutkan : Tinggalkan kemulyaan, jangan kau mencari Duduklah dengan
tenang, kau akan disuapi dan dipakaiani Ada seorang lelaki berkata
kepada Manshur Al-Hallaj: "Berilah aku wasiat!" iapun berkata: "Wasiatku
adalah hawa nafsumu. Kalau tidak kau tundukkan, engkaulah yang
dikalahkan."
Bagi
setiap orang, hendaknya membuat kesibukan dirinya dengan berbuat
kebaikan, dan jangan terpengaruh oleh bujukan hawa nafsunya.
Pengaruh Urusan Duniawi
Bagi
yang mengunakan akal, hendaknya jangan tergelisahkan oleh urusan dunia,
karena merasa gelisah dan sedih di sini tidak akan bisa mengelakan
musibah, bergunapun tidak. Malahan akan membahayakan hati, akal dan
badan serta dapat merusakan perbuatan-perbuatan yang baik. Tapi yang
harus diperhatikan adalah urusan-urusan akhirat, sebab hanya urusan
inilah yang akan membawa manfaat.
Mengenai
sabda Nabi saw. "Sesungguhnya ada diantara dosa yang tidak akan bisa
dilebur kecuali dengan cara memperhatikan ma'isyah," maksudnya adalah
"perhatian" yang dalam batas-batas tidak merusak amal kebaikan dan tidak
mempengaruhi konsentrasi dan khusu, sewaktu shalat. Perhatian dan
maksud dalam batas-batas tersebut, adalah termasuk kebagusan sendiri.
Seorang
pelajar tidak boleh tidak dengan sekuat tenaga yang ada menyedikitkan
kesibukan duniawinya. Dan karena itulah, maka banyak pelajar-pelajar
yang lebih suka belajar di rantau orang.
Hidup Dengan Prihatin
Juga
harus sanggup hidup susah dan sulit di waktu kepergiannya menuntut
ilmu. Sebagaimana Nabi Musa as. Waktu pergi belajar pernah berkata :
"Benarbenar kuhadapi kesulitan dalam kelanaku ini" padahal selain
kepergiannya tersebut tiada pernah ia katakan yang seperti itu.
Hendaknya pula menyadari bahwa perjalanan menuntut itu tidak akan lepas
dari kesusahan. Yang demikian itu, karena belajar adalah salah satu
perbuatan yang menurut sebagian besar ulama lebih mulya dari pada
berperang. Besar kecil pahala adalah berbanding seberapa besar letih dan
kesusahan dalam usahanya.
Siapa
bersabar dalam menghadapi segala kesulitan di atas, maka akan mendapat
kelezatan ilmu yang melibihi segala kelezatan yang ada di dunia. Hal ini
terbukti dengan ucapan Muhammad Ibnul Hasan setelah tidak tidur
bermalam-malam lalu terpecahkan segala kesulitan yang dihadapinya,
sebagai berikut: "dimanakah letak kelezatan putra-putra raja, bila
dibandingkan dengan kelezatan yang saya alami kali ini."
Menggunakan Seluruh Waktu Buat Ilmu
Hendaknya
pula pelajar tidak terlena dengan segala apapun selain ilmu
pengetahuan, dan tidak berpaling dari fiqh. Muhammad berkata:
"Sesungguhnya perbuatan seperti ini, adalah dilakukan sejak masih di
buaian hingga masuk liang kubur. Barangsiapa meninggalkan ilmu kami ini
sesaat saja, akan habislah zaman hidupnya."
Ada
seorang Ahli Fiqh yaitu Ibrahim Ibnul Jarrah, ia sempat menjenguk Abu
Yusuf yang tengah sakit keras hampir wafat. Lalu atas kemurahan hati Abu
Yusuf sendiri, berkatalah ia kepada Ibrahim: Manakah yang lebih utama,
melempar jumrah dengan berkendaran atau dengan berjalan kaki? Ibrahim
pun tidak bisa menjawab, maka ia jawab sendiri : "Sesungguhnya melempar
dengan berjalan kaki itu lebih disukai oleh orang dahulu."
Demikian
pula, hendaknya sebagai Ahli Fiqh kapan saja selalu fokus dengan
fiqhnya. Dengan cara begitulah ia memperoleh kelezatan yang amat besar.
Ada dikatakan, bahwa Muhammad setelah wafat pernah ditemukan dalam
mimpi, lalu kepadanya diajukan pertanyaan : "bagaimana keadaan tuan
waktu nyawa dicabut?" jawabnya: "Di kala itu saya tengah mengangan-angan
masalah budak mukatab, sehingga tak kurasakan nyawaku telah terlepas.
"Ada dikatakan pula bahwa di akhir hayatnya Muhammad sempat berkata :
"Masalah-masalah mukatab menyibukan diriku, hingga tidak sempat
menyiapkan diri dalam menghadapi hari ini. "Beliau mengucap seperti ini,
karena tawadlu'".
FASAL VIII MASA BELAJAR
Saat-saat Belajar
Ada
dikatakan : "Masa belajar itu sejak manusia berada di buaian hingga
masuk keliang kubur. "Hasan bin Ziyad waktu sudah berumur 80 tahun baru
mulai belajar fiqh, 40 tahun berjalan tidak pernah tidur di ranjangnya,
lalu 40 tahun berikutnya menjadi mufti.
Masa
yang paling cemerlang untuk belajar adalah permulaan masa-masa jadi
pemuda, waktu sahur berpuasa dan waktu di antara magrib dan isya.'
Tetapi sebaiknya menggunakan seluruh waktu yang ada untuk belajar, dan
bila telah merasa bosan terhadap ilmu yang sedang dihadapi supaya
berganti kepada ilmu lain. Apabila Ibnu Abbas telah bosan mempelajari
Ilmu Kalam, maka katanya: "Ambillah itu dia kitab para pujangga
penyair?"
Muhammad
Ibnul Hasan semalam tanpa tidur selalu bersebelahan dengan bukubukunya,
dan bila telah merasa bosan suatu ilmu, berpindah ilmu yang lain. Iapun
menyediakan air penolak tidur di sampingnya, dan ujarnya: "Tidur itu
dari panas api, yang harus dihapuskan dengan air dingin."
FASAL IX KASIH SAYANG DAN NASEHAT
Kasih Sayang
Orang
alim hendaknya memiliki rasa kasih sayang, mau memberi nasehat serta
jangan berbuat dengki. Dengki itu tidak akan bermanfaat, justru
membahayakan diri sendiri. Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin ra.
Berkata : Banyak ulama yang berkata : "Putra sang guru dapat menjadi
alim, karena sang guru itu selalu berkehendak agar muridnya kelak
menjadi ulama ahli Al-Quran. Kemudian atas berkah I'tikad bagus dan
kasih sayangnya itulah putranya menjadi alim."
Sebuah
hikayat diketengahkan. Shadrul Ajall Burhanul Aimmah membagi waktu
untuk mengajar kedua orang putra beliau, yaitu Hasamuddin dan Tajuddin
pada waktu agak siang begini, minat kami telah berkurang lagi pula
merasa bosan", sang ayahpun menyahut' "sesungguhnya orang-orang
perantauan dan putra-putra pembesar itu pada berdatangan kemari dari
berbagai penjuru bumi. Karena itu mereka harus kuajar terlebih dahulu."
Nah, atas berkah sang ayah dan kasih sayangnya itulah, dua orang putra
beliau menjadi alim fiqh yang melebihi ahli-ahli lain yang hidup pada
masa itu.
Menghadapi Kedengkian
Selain
tersebut di atas, orang alim hendaknya tidak usah turut melibatkan diri
dalam arena pertikaian dan peperangan pendapat dengan orang lain,
karena hal itu hanya membuat waktu menjadi habis sia-sia. Ada dikatakan:
"Pengamal kebajikan akan dibalas karena kebajikannya, sedang pelaku
kejelekan itu telah cukup akan memberatkan siksa dirinya." Syaikhul
Islam Az-Zahid Ruknuddin Muhammad bin Abu Bakar yang masyur dengan gelar
Khowahir Zadah Al-Mufti membawakan syi'ir untukku, katanya : Sulthanusi
Syari'ah Yusuf Al-Hamadani membawakan untukku syi'ir ini:
Biarkan
dia berbuat jelek atas dirimu Cukup atasnya, karena lakunya, apapun itu
Ada dikatakan : "Barangsiapa yang ingin memutuskan batang hidung
lawannya, maka bacalah syi'ir di bawah ini berulang kali" dibawakan
syi'ir itu buatku : Jikalau engkau, ingin musuhmu jadi terhina Terbunuh
susah, terbakar derita Maka caranya capailah mulya, tambahlah ilmu Sebab
orang dengki, tambah susahnya Bila yang didengki, tambah ilmunya Ada
dikatakan : yang harus kauperhatikan adalah kebagusan dirimu sendiri,
bukan menghancurkan musuhmu. Apabila telah kau penuhi dirimu dengan
kebagusan, maka dengan sendirinya akan hancurlah musuhmu itu.
Jangan
sampai ada pemusuhan, sebab selain hanya membuang-buang waktu juga
membuka cela-cela keaibanmu. Tahanlah dirimu dan sabarlah hatimu,
terutama sekali dalam menghadapi orang yang belum tahu. Isa bin maryam
bersabda: "sabarkanlah dirimu dalam menghadapi orang bodoh satu, agar
kau beruntung mendapat sepuluh perkara" syi'ir: Berabad-abad umat
manusia telah kuuji Tapi jadinya malah cedrapun jengkelkan hati Tidak
kulihat, ada perkara lebih menyusahkan Yang menyulitkan, selain bila
orang bermusuhan telah kucicipi segala apa yang pahit rasa tapi tiada
yang melebihi pahitnya minta
Waspadalah,
jangan berburuk sangka kepada sesama orang Mu'min karena disitulah
sumber permusuhan. Di dalam agama islam perbuatan itu adalah terlarang,
sebagaimana dinyatakan dalam sabda Nabi saw: "Baikkanlah prasangkamu
kepada sesama mu'min."
Buruk
sangka akan bisa terjadi karena adanya niatan yang tidak baik, atau
hatinya jahat. Sebagaimana syai'ir yang dikemukakan oleh Abut Thoiyib :
Bila seorang lakunya buruk, buruklah pula sangkaan hati apa kata
wahamnyalah yang ia setujui Ia musuhi yang mencintainya, dan katanya
"dia memusuhi" iapun bimbang, ditengah gelap malam menjadi Syi'ir
sebagian ulama' dibawakan untukku : Biarkan saja, lelaku jelek usah kau
balas Apa siapa yang kau bagusi, tambahlah terus Dari semua tipu
musuhmu, kau kan dilindungi Jikalau musuh menipu kamu, jangan kau peduli
Dibawakan untukku, syi'ir Syakhul Amid Abul Farhal-Basthiy: Orang alim
tak akan selamat dari si bodoh Bila si bodoh melaliminya dan membuat
kisruh damailah saja dengn si bodoh jangan kau serang bila sibodoh mau
cerewet, tetaplah tenang
FASAL X MENGAMBIL PELAJARAN
Saat-saat Mengambil pelajaran
Pelajar
hendaknya menggunakan setiap kesempatan waktunya untuk belajar,
terus-menerus sampai memperoleh keutamaan. Caranya dilakukan bisa dengan
selalu menyediakan botol wadah tinta untuk mencatat segala hal-hal
ilmiah yang didapatinya.
Ada
dikatakan : Hapalan akan lari, tapi tulisan tetap berdiri" dikatakan
lagi: "Yang disebut ilmu yaitu segala apa yang didapat dari ucapan ahli
ilmu, karena mereka telah menghafal hal-hal yang bagus dari hasil
pendengarannya dan mengucapkan yang bagus itu dari hafalan tersebut"
saya mendengar ucapan Syaikhul Ustadz Zainul Islam yang terkenal dengan
gelar Adibul Mukhtar : Hilal bin Yasar berkata : "Kulihat Nabi saw.
Mengemukakan sepatah ilmu dan hikmah kepada sahabat beliau, lalu usulku:
"Ya Rasulullah, ulangilah untukku apa yang telah tuan sampaikan kepada
mereka" beliau bertanya kepadaku : "apakah engkau bawa botol dawat?"
jawabku : "tidak" beliaupun lagi bersabda : "Oh Hilal, janganlah engkau
berpisah dari botol dawat, karena sampai hari kiamat kebagusan itu
selalu disana dan pada yang membawanya".
Yang
mulya Hasanudin berwasiat kepada Syamsuddin putra beliau, agar setiap
hari menghafal sedikit ilmu dan sepatah hikmah. Hal itu mudah dilakukan,
dan dalam waktu singkat menjadi semakin banyak. Isham bin Yusuf membeli
pena seharga satu dinar guna mencatat apa yang ia didengar seketika
itu. Umur cukup pendek, sedang pengetahuan cukup banyak.
Pelajar
jangan sampai membuang-buang waktu dan saatnya, serta hendaknya
mengambil kesempatan di malam hari dan di kala sepi. Dari Yahya bin
Mu'adz Ar- Razi disebutkan : "malam itu panjang, jangan kau potong
dengan tidur; dan siang itu bersinar cemerlang, maka jangan kau kotori
dengan perbuatan dosa".
Mengambil Pelajaran Dari Para Sesepuh
Hendaknya
pelajar bisa mengambil pelajaran dari para sesepuh dan mencecap ilmu
mereka. Tidak setiap yang telah berlalu bisa didapatkan kembali,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ustadz Syaikhul Islam dimsa tua
beliau : Banyaklah orangorang tua yang agung ilmu dan keutamaannya, saya
ketemu tapi tidak mengambil sesuatu yang baik dari padanya, maka atas
kelewatan tersebut, kuberkata dalam mengubah satu bait syi'ir dibawah
ini: Sayang seribu sayang, aku terlambat dan tak mendapat Apapun yang
pana dan terlewat, tak mesti bisa didapat Ali ra berkata : Jikalau kamu
menghadapi suatu perkara, maka tekunilah ia; berpaling dari ilmu Allah
itu cukup akan membuat hina dan menyesal; mohonlah perlindungan Allah di
waktu siang dan malam agar tidak melakukan tersebut diatas.
Prihatin Dan Rendah Di Mata Manusia
Pelajar
harus sanggup menanggung derita hidup yang terpandang rendah di mata
manusia, selama menuntut ilmu, karena seorang murid itu harus bercumbu
rayu dengan guru, temannya dan juga orang-orang lain untuk mengambil
pelajaran dari mereka. Ada dikatakan : ilmu itu mulya tak bercampur
hina, dan tak didapati hanya lewat kehinaan tak bercampur kemulyaan"
(maksudnya didapat dengan penuh derita yang terpandang rendah dimata
manusia). Orang berkata : Kulihat kamu, ingin supaya mulya dirimu Tak
bakal bisa, kecuali dengan tundukkan nafsumu
FASAL XI WARO' PADA MASA BELAJAR
Waro'
Dalam
masalah waro', sebagian ulama meriwayatkan hadist dari Rasulullah
saw. : "Barang siapa tidak berbuat waro' waktu belajarnya, maka Allah
memberinya ujian dengan salah satu tiga perkara : dimatikan masih
berusia muda, ditempatkan pada perkampungan orang-orang bodoh atau
dijadikan pengabdi sang pejabat". Jikalau mau membuat waro' maka ilmunya
lebih bermanfaat, belajarpun mudah dengan banyak-banyak berfaedah.
Termasuk
berbuat waro' adalah memelihara dirinya jangan sampai perutnya kenyang
amat, terlalu banyak tidur dan banyak membicarakan hal yang tak
bermanfaat. Dan menyingkiri makanan masak di pasar jika mungkin karena
makanan ini lebih mudah terkena najis dan kotor, jauh dari dzikrillah,
bahkan membuat lengah dari Allah, juga orang-orang fakir mengetahui
sedang tidak mampu membelinya yang akhirnya berduka lara, sehingga
berkahnyapun menjadi hilang karena hal-hal tersebut.
Suatu
hikayat, syaikhul Jalil Muhammad Ibnul Fadl di waktu masa belajarnya,
adalah tidak pernah makan makanan pasar. Ayahnya sendiri seorang dusun
yang selalu mengiriminya setiap hari jum'at. Pada suatu hari, sang ayah
mengetahui ada roti pasar di kamar muhammad. Iapun marah, dan tidak mau
berbicara dengan sang putra. Muhammad matur dan katanya : saya tidak
membeli roti itu dan memang tidak mau memakannya, tetapi itu pemberian
temanku, ayah. Jawabnya : bila kau berhatihati dan waro' niscaya temanmu
takkan sembarangan memberikan roti seperti itu. Demikianlah
pelajar-pelajar zaman dulu berbuat waro' dan ternyata banyak-banyak bisa
memperoleh ilmu dan mengajarkannya, hingga keharuman nama mereka tetap
abadi sampai kiamat.
Ada
seorang zuhud ahli fiqh berwasiat kepada seorang murid: Jagalah dirimu
dari ghibah dan bergaul dan bergaul dengan orang yang banyak bicaranya.
Lalu katanya lagi : orang yang banyak bicara itu mencuri umurmu dan
membuang sia-sia waktumu." Termasuk waro lagi hendaknya menyingkiri kaum
perusak, maksiat dan penganggur, sebab perkumpulan itu membawa
pengaruh. Menghadap kiblat waktu belajar, bercerminkan diri dengan sunah
Nabi, mohon dido'akan oleh para ulama ahli kebajikan dan jngan sampai
terkena do'a tidak baiknya orang teraniaya kesemuanya itu termasuk
waro'.
Menghadap Qiblat
Suatu
hikayat. Ada dua orang pergi merantau untuk mencari ilmu. Merekapun
belajar bersama-sama. Setelah berjalan bertahun-tahun, mereka kembali
pulang. Ternyata satu alim, sedang satunya lagi tidak. Kemudian
pernyataan ini menarik perhatian para ulama' ahli fiqh daerah tersebut,
lalu mereka bertanya kepada dua orang tadi, mengenai perbuatannya waktu
sedang mengulang sendiri pelajarannya dan duduknya di waktu belajar.
Atas hasil pertanyaan itu, mereka mengetahui bahwa orang alim tadi
setiap mengulang pelajarannya selalu menghadap qiblat dan kota di mana
ia mendapat ilmu. Tapi yang tidak alim, justru membelakanginya.
Dengan
demikian ahli fiqh dan para ulama sepakat bahwa orang yang menjadi alim
tadi adalah atas berkahnya menghadap qiblat sebab itu dihukumi sunah,
kecuali bila terpaksa. Dan berkah orang-orang muslimin disana, sebab
kota tersebut tidak pernah kesepian dari orang-orang ibadah dan berbuat
kebajikan. Yang jelas, untuk setiap malam pasti ada walaupun satu orang
ahli ibadah yang mendo'akan kepadanya.
Perbuatan Adab Dan Sunnah
Pelajar
hendaknya tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan yang berstatus adab
kesopanan, dan amal-amal kesunahan. Sebab siapa yang mengabaikan adab
menjadi tertutup dari yang sunah, yang mengabaikan sunah tertutup dari
fardlu, dan berarti tertutup dari kebahagiaan akhirat. Sebagian ulama'
berkata: "Seperti hadist dari Rasulullah saw."
Hendaknya
pula banyak-banyak melakukan shalat dengan khusu' sebab dengan begitu
akan lebih memudahkan mencapai kesuksesan belajar. Syi'ir gubahan
Syaikhul Jalil Al-Hajjaj Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dibawakan
untukku: Jadilah engkau, pengamal perintah penjaga larangan Jagalah
selalu, ibadah shalat terus-terusan Pelajarilah ilmu Syari'ah sesungguh
hati Pohonlah inayah dengan yang suci Kau kan menjadi ahli agama yang
mengayomi Mohonlah agar kuat hapalan pada ilahi Demi cintamu fi fadlihi
Dialah
Allah, sebagus-bagus yang melindungi Umar An-nasafi berkata : Taatlah
engkau, sesungguh hati jangan malas diri engkau semua, ke sisi Tuhan kan
kembali Orang yang bagus, yang pendek tidur di malam hari Karena itu,
berbuat tidur agar di singkiri Pelajar hendaknya selalu membawa buku
untuk dipelajari. Ada dikatakan : "Barangsiapa tak ada buku di sakunya,
maka tak ada hikmah di hatinya." Lalu buku itu hendaknya berwarna putih.
Juga hendaknya membawa botol dawat, agar bisa mencatat segala
pengetahuan yang di dengar. Sebagaimana di atas telah kami kemukakan
Hadist riwayat Hilal bin Yasar.
FASAL XII HAL-HAL YANG MEMBUAT HAFAL DAN MUDAH LUPA
Beberapa Sebab Kuat Hafalan
Yang
paling kuat menyebabkan mudah hafal adalah kesungguhan, kontinuitas,
mengurangi makan dan shalat di malam hari. Membaca Al-Qur'an termasuk
penyebab hafalan seseorang, ada dikatakan : "Tiada sesuatu yang lebih
bisa menguatkan hafalan seseorang, kecuali membaca Al-Qur'an dengan
menyimak. "Membaca Al-Qur'an yang dilakukan dengan menyimak itu lebih
utama, sebagaimana sabda Nabi saw : "Amalan umatku yang paling utama
adalah membaca Al-Qur'an dengan menyimak tulisannya."
Syaddad bin Hakim pernah bermimpi ketemu temannya yang mati, lalu bertanya: "Perbuatan apakah yang engkau rasakan lebih bermanfaat? Jawabnya : "membaca Al-Qur'an dengan menyimak tulisannya."
Termasuk
penguat hafalan lagi, yaitu waktu mengambil buku berdo'a: Bimillahi
wasubhanallohi walhamdulillahi wala illaha illallohu wallohu akbar wala
haula wala kuwwata illa billahil a'liyyil a'zhimil a'jijil a'limi a'dada
kulli harfin kutiba wayuktabu abadal abidina wadahroddahirina.
Artinya :
(Dengan menyebut Asnma Allah, Maha suci Allah, segal puji milik Allah
dan tiad tuhan selain Allah yang Maha Agung, tiada daya dan kekuatan
selain atas pertolongan Allah Yang Maha Mulya Agung Luhur Lagi Mah
Mengetahui, sebanyak huruf yang tertulis dan akan di tulis, berabad-abad
dan sepanjang masa). Dan setiap selesai menulis berdo'a : Amantu
billahil wahidi wahdahu lasyarika lahu wakapartu bima siwahu.
Artinya:
(Aku beriman kepada Allah Yang Tunggal, Maha Esa, berkesendirian tiada
teman dalam ketuhannaNya, dan saya hindari dari bertuhan kepad
selainNya.) Dan dengan banyak membaca shalawat Nabi saw. Karena
shalawatlah yang menjadi dzikir seluruh alam. Syi'ir disebutkan : Aku
laporkan kepada ki Waki'; hafalanku lemah Ia menunjuki, agar kutinggal
laku maksiat Hafalan itu, sebagai anugrah dari sisi Tuhan Orang yang
maksiat tak diberi anugrah dari Tuhan Bersiwak, minum madu, makan kandar
(kemenyan putih), bercampur gula dan menelan buah zabib merah 21 butir
setiap hari, kesemuanya dapat mempermudah hafal lagi dapat mengobati
berbagai macam penyakit. Segala sesuatu yang bisa mengurangi pelendiran
dahak dan mengurangi pelemakan kulit badan yang diakibatkan terlalu
banyak makan, adalah juga bisa memperkuat hafalan. Sesuatu yang
memperbanyak lendir dahak, akan membuat orang jadi pelupa.
Penyebab Lupa
Penyebab
lupa adalah laku maksiat, banyak dosa, gila dan gelisah karena urusan
dunia. Seperti telah kami kemukakan di atas, bahwa orang yang berakal
itu jangan tergila-gila dengan perkara dunia, karena akan membahayakan
dan sama sekali tidak ada manfaatnya. Gila dunia tak lepas dari akibat
kegelapan hati, sedang gila akhirat tak lepas dari akibat hati bercahaya
yang akan tersakan di kala shalat. Kegilaan dunia akan menghalangi
berbuat kebajikan, tetapi kegilaan akhirat akan membawa kepada amal
kebajikan.
Membuat
dirinya terlena melakukan shalat dengan khusu dan mempelajari ilmu
pengetahuan itu dapat menghilangkan kekacauan dalam hati, sebagaimana
tersebut di dalam gubahan Syaikhul Islam Nasrhr Ibnul Hasan
Al-Marghibani : Pohonlah inayah, oh Nasr putra Al-Hasan Untuk mencapai
ilmu yang tersimpan Hanya itu, yang bisa membuang duka Selain itu,
jangan percaya Syaikhul Imam Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dalam
menyifati jariyah
Ummi
waladnya, tergubah beberapa bait syi'ir : Salamku buat si dia, yang
membuatku terpesona karena lembut tubuhnya Halus pipinya dan giuran
kerdipan matanya Si cantik molek, diriku jadi tertahan, hatikupun
tertawan Hati kebingungan, bila bermaksud tuk menggambarkan Aku
berkata : tinggalkan daku, maafkan aku Karena kusibuk membuka jalan dan
menuntut ilmu Selama aku mencari utama dan taqwa
Tak
perlu lagi, rayuan si cantik dan harum baunya Sebab-sebab yang membuat
mudah lupa, yaitu makan ketumbar, buah apel masam, melihat salib,
membaca tulisan pada kuburan, berjalan disela-sela unta terakit,
membuang ke tanah kutu yang masih hidup, dan berbekam pada tengkuk
kepala. Singkirilah itu semua, karena membuat orang jadi pelupa.
FASAL XIII HAL-HAL YANG MENDATANGKAN RIZKI DAN MENJAUHKAN DAN YANG MEMPERPANJANG USIA SERTA YANG MEMOTONG
Saran Extern Untuk Belajar
Kemudian
dari pada itu, sudah semestinya pelajar butuh makanan. Dengan demikian,
perlulah mengetahui hal-hal apa yang dapat mendatangkannya secara lebih
banyak, mengetahui hal-hal yang menyebabkan panjang usia dan badan
sehat. Agar dengan begitu, bisa mempertahankan konsentrasi belajarnya.
Untuk kebutuhankebutuhan tersebut, telah banyak para ulama' yang
menyusun kitabnya. Disini hanya akan kami kemukakan dengan singkat saja.
Pendatang Rizki
Rasulullah
saw bersabda : 'Hanyalah do'a yang merubah taqdir, dan hanyalah
kebaktian yang bisa menambah usia. Dan sesungguhnya lantaran perbuatan
dosanya, rizki seseorang menjadi tertutup. Terutama berbuat dusta adalah
mendatangkan kefakiran, sebagaimana dalam hadist lain, secara khusus
telah dikemukakan. Demikian pula, tidur di pagi hari dan banyak tidur,
keduanya mengakibatkan kemelaratan harta. Dan juga kemelaratan ilmu.
Penyair berkata: Kebahagian hati terletak pada memakai sandangan Tidak
mengantuk, jadi kuncinya ilmu terkumpulkan Bukankah kerugian, jikalau
telah bermalam-malaman Tanpa manfaat umur berjalan Jagalah di malam
hari, mungkin di sini tiba petunjukmu Berapa malam engkau tidur melulu
Sedang
umurmu ikut berlalu Tidur dengan telanjang, kencing dengan telanjang,
makan dalam keadaan junub atau sambil bertelekan, membiarkan sisa
makanan berserakan, membakar kulit berambang atau dasun, menyapu lantai
dengan kain, atau di waktu malam, Membiarkan sampah berserakan mengotori
rumah, lewat di depan pini sepuh, Memanggil orang tua tanpa gelar
(seperti pak, mas, dan sebagainya.) membersihkan sela gigi dengan benda
kasar, melumurkan debu atau debu pada tangan, duduk di beranda pintu,
bersandar pada daun pintu, berwudhu di tempat orang istirahat, menjahit
pakaian yang sedang di pakai, menyeka muka dengan kain, membiarkan
sarang lebah berada dirumah, meringankan shalat, bergegas keluar masjid
setelah shalat Shubuh, pergi ke pasar pagi-pagi, membeli makanan dari
peminta-minta, mendo'akan buruk kepada anak, membiarkan wadah tidak
tertutupi, mematikan lampu dengan meniup, kesemuanya itu dapat
mendatangkan kepakiran sebagaimana yang diterangkan dalam atsar.
Dan
Lagi : Menulis dengan pena rusak, menyisir dengan sisir yang rusak,
tidak mau mendo'akan bagus kepada orang tua, memakai serban sambil
berdiri, memakai celana sambil duduk, kikir, terlalu hemat, atau
berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta, bermalasan dan menunda atau
menyepelekan suatu urusan semuanya membuat fakir seseorang. Rasulullah
saw bersabda : "Himbaulah datangnya rizki dengan cara bersedekah."
Bangun
pagi-pagi itu di berkahi dan membawa berbagai macam kenikmatan,
khususnya rizki. Bisa menulis bagus itu adalah pintu rizki. Air muka
berseri dan tutur kata manis akan menambah banyak rizki. Disebut dari
Al-Hasan bin Ali ra.: "Menyapu lantai dan mencuci wadah, menjadi sumber
kekayaan". Penyebab terkuat untuk memperoleh rizki adalah melakukan
shalat dengan rasa ta'dzim, khusu, dengan menyempurnakan segala rukun,
wajib, sunah dan adabnya.
Demikian
pula melakukan shalat dhuha, seperti yang telah dikenal. Juga membaca
surat waqi'ah, khususnya di malam hari sewaktu orang tertidur; membaca
surat Al- Mulk, Al-Muzammil, Al-lail dan Al-insyirah; telah datang di
mesjid sebelum dikumandangkan adzan; selalu suci; melakukan shalat sunat
sebelum shubuh; dan melakukan shalat witir di rumah, lalu jangan
berbicara urusan dunia sesudahnya dilakukan.
Termasuk
penyebabnya lagi, yaitu jangan terlampau banyak bergaul dengan wanita,
kecuali bila ada keperluan yang baik. Jangan pula omong kosong yang
tidak berguna untuk agama dan dunianya. Ada dikatakan : "siapa yang
tersibukkan oleh perbuatan yang tanpa guna bagi dirinya." Maka yang
semestinya akan berguna menjadi terlewat darinya. "Bazarjamhar berkata:
"Bila melihat orang yang banyak bicara, percayalah ia telah gila." Ali
ra telah berkata : "Bila telah sempurna akal pikiran, maka menguranglah
ucapan." Pengarang kitab berkata : kugubah syi'ir yang bersesuaian
dengan ma'na perkataan itu: Jikalau orang berakal sempurna, sedikitkan
bicara Bila seorang banyak bicara Dialah tolol yakini dia Lain orang
berkata : Bicara adalah hiasan, diam itu keselamatan Bila kamu
berbicara, makanya jangan berlebihan lantaran diam, engkau menyesal,
tapi sekali karena omong, kamupun menyesal berkali-kali Diantara
perbuatan yang menambah rizki lagi, adalah membaca do'a di waktu antar
terbit fajar hingga masuk waktu shalat. Do'anya yaitu : Subhannallahil
wabihamdihi astagfirullahu wa atubu ilaihi.
Artinya :
(Maha Suci Allah Maha Agung, Maha Suci Allah dan dengan pujin-Nya,
kumohon ampunan dan bertobat kepada-Nya) berulang 100 kali. Setiap pagi
dan petang membaca do'a : Laillaha illallahul malikul haqqul mubin.
(Tiada Tuhan selain Allah, Raja yang Benar dan Maha Jelas) berulang 100
kali; tiaptiap sesudah pajar dan magrib berdo'a : Al-Hamdulillahi
wasubhanallohi wala ilaha illallah. (Segala puji bagi Allah, Maha suci
Allah dan tiada tuhan selain Allah) berulang 33 kali. sesudah shalat
shubuh membaca istigfar 70 kali; memperbanyak ucapan : Lahaula wala
kuwwata illa billahil a'liyyil a'dzim (Tiada daya dan kekuatan melainkan
dari pertolongan Allah yang Mha Mulya Lagi Maha Agung) beserta shalawat
Nabi saw.
Di
hari jum'at membaca : Allahumma agnini bihalalika a'nharomika wakfini
bifadlika a'man siwaka (Ya Allah cukupkan aku dengan yang halal dari
yang haram, cukupilah aku dengan anugrahmu daripada selain Kamu)
berulang 70 kali; setiap siang dan malam, membaca pujian : Antallahul
a'jijul hakim antallahul malikul kuddusu antallahu halimul karimu
antllahu kholikul khoiri wa syarri antallahu kholikul jannati wan nari
a'limul ghoibi wasyahadati a'limus syirri wa akhfa antallahul khabirul
muta'alu antallahu kholiku khulli syai'in wailaihi yau'du kulli syai'in
antallahu dayyanu yaumiddinni lam tajal wala tajalu antallahu lailla
hailla anta antallahul ahadhus shamadu lam yalid walam yulad walam yakul
lahu khufuwan ahad antallahu laillaha illa antar rohmanur rohimu
antallahu laillaha illa antal khilikul bari'ul mushowwiru lahul asma'ul
khusna yusabbihu lahu ma pissamawati wal ardhi wahuwal a'jijul hakim.
(Engkaulah Allah Yang Maha Mulya dan lagi Maha Bijaksana).
Penambah Usia
Diantara
sebab usia menjadi panjang, ialah berbuat bakti, menyingkiri perbuatan
yang menyakitkan orang lain, menghormati sesepuh dan bersilatu rahmi.
Demikian pula, di setiap pagi dan sore selalu membaca : Subhanallahi
milal mijani wamuntahal ilmi wamablaghar ridha wajinatal arsyi wala
illaha illallahu mil'al mijani wamuntahal ilmi wamablaghar ridha
wajinatal arsyi wallahu akbar mil'al mijani wamuntahal ilmi wamablaghar
ridha wajinatal arsyi. (Maha suci Allah dengan sepenuh mijan sejauh ilmu
sejauh ridha setimbang arasy, tiada tuhan selain Allah dengan sepenuh
mizan sejumlah ilmu sejauh ilmu setimbang arasy, dan Allah Maha Agung
dengan sepenuh mizan sejumlah ilmu sejauh ridha setimbang arasy berulang
3 kali).
Disamping
itu, hendaknya jangan menebang pepohonan yang masih hidup kecuali atas
terpaksa, melakukan wudlu dengan sempurna, melakukan shalat dengan
ta'dhim, haji qiran dan memelihara kesehatan.
Kesehatan Badan
Tiada
boleh tidak, seseorang harus tahu sebagian ilmu kesehatan, dan
mengambil berkah dari beberapa atsar mengenai kesehatan. Hal ini
sebagaimana terhimpun dalam buku Syaikhul Imam Abul Abbas Al-Mustaghfiri
yang berjudul "Thibin Nabi Saw." Buku ini bisa ditemukan oleh orang
yang mau mencarinya.
Segal puji bagi Allah, Shalawat dan Salam semoga melimpah kepada baginda Muhammad, Rasul paling utama lagi Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih