Bidayah Al Hidayah
Aku
mendengar dari orang yang kupercaya tentang sejarah perjalanan hidup Syaikh
al-Imam az-Zahid. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik pada beliau dan memeliharanya dalam menjalankan risalah agamaNya.
Sejarah perjalanan hidup beliau memperkuat keinginanku untuk menjadi saudaranya
di jalan Allah Swt. karena mengharapkan janji yang diberikan Allah kepada para
hamba-Nya yang saling mencinta.
Persaudaraan
tidak harus dengan bertemu muka dan berdekatan secara fisik, tapi yang
dibutuhkan adalah adanya kedekatan hati dan perkenalan jiwa. Jiwa-jiwa
merupakan para prajurit yang tunduk; jika telah saling mengenal, jiwa-jiwa itu
pun jinak dan menyatu. Oleh karenanya, aku ikatkan tali persaudaraan dengannya
di jalan Allah Swt.. Selain itu, aku harap beliau tidak mengabaikanku dalam
doa-doanya ketika sedang berkhalwat serta semoga beliau memintakan kepada
Allah agar diperlihatkan kepadaku bahwa yang benar itu benar dan aku diberi
kemampuan untuk mengikutinya, dan yang salah itu salah serta aku diberi
kemampuan untuk menghindarinya. Kemudian aku dengar beliau memintaku untuk
memberikan keterangan berisi petuah dan nasihat serta uraian singkat seputar
landasan-landasan akidah yang wajib diyakini oleh seorang mukalaf.
Menasihati Diri
Berbicara tentang nasihat, aku melihat diriku tak pantas untuk memberikannya. Sebab, nasihat seperti zakat. Nisab-nya adalah mengambil nasihat atau pelajaran untuk diri sendiri. Siapa yang tak sampai pada nisab, bagaimana ia akan mengeluarkan zakat? Orang yang tak memiliki cahaya tak mungkin dijadikan alat penerang oleh yang lain. Bagaimana bayangan akan lurus bila kayunya bengkok? Allah Swt. mewahyukan kepada Isa bin Mar-yam, "Nasihatilah dirimu! Jika engkau telah mengambil nasihat, maka nasihatilah orang-orang. Jika tidak, malulah kepada-Ku." Nabi kita saw bersabda, "Aku tinggalkan untuk kalian dua pemberi nasihat: yang berbicara dan yang diam."
Pemberi
nasihat yang berbicara adalah Alquran, sedangkan yang diam adalah kematian.
Keduanya sudah cukup bagi mereka yang mau mengambil nasihat. Siapa yang tak mau
mengambil nasihat dan keduanya, bagaimana ia akan menasihati orang lain? Aku
telah menasihati diriku dengan keduanya. Lalu aku pun membenarkan dan
menerimanya dengan ucapan dan akal, tapi tidak dalam kenyataan dan perbuatan.
Aku berkata pada diri ini, "Apakah engkau percaya bahwa Alquran merupakan
pemberi nasihat yang berbicara dan juru nasihat yang benar, serta merupakan kalam
Allah yang diturunkan tanpa ada kebatilan, baik dari depan maupun dari
belakangnya?" Ia menjawab, "Benar." Allah Swt. berfirman, "Siapa yang menginginkan kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan amal perbuatan
mereka di dunia dan mereka di dunia ini tak akan dirugikan. Mereka itulah yang
tidak akan memperoleh apa-apa di akhirat kecuali neraka. Dan gugurlah semua
amal perbuatan mereka serta batallah apa yang mereka kerjakan" (Q.S.
Hud: 15-16).
Allah
Swt. menjanjikan neraka bagimu karena engkau menginginkan dunia. Segala
sesuatu yang tak menyertaimu setelah mati, adalah termasuk dunia. Apakah
engkau telah membersihkan diri dan keinginan dan cinta pada dunia? Seandainya
ada seorang dokter Nasrani yang memastikan bahwa engkau akan mati atau sakit
jika memenuhi nafsu syahwat yang paling menggiurkan, niscaya engkau akan takut
dan menghindarinya. Apakah dokter Nasrani itu lebih engkau percayai ketimbang
Allah Swt.? Jika itu terjadi, betapa kufurnya engkau! Atau apakah menurutmu
penyakit itu lebih hebat dibandingkan neraka? Jika demikian, betapa bodohnya
engkau ini! Engkau membenarkan tapi tak mau mengambil pelajaran. Bahkan engkau
terus saja condong kepada dunia. Lalu aku datangi diriku dan kuberikan padanya
juru nasihat yang diam (kematian). Kukatakan, "Pemberi nasihat yang
berbicara (Alquran) telah memberitahukan tentang pemberi nasihat yang diam
(kematian), yakni ketika Allah berfirman, 'Sesungguhnya
kematian yang kalian hindari akan menjumpai kalian. Kemudian kalian akan
dikembalikan kepada alam gaib. Lalu Dia akan memberitahukan kepada kalian
tentang apa yang telah kalian kerjakan' (Q.S. al-Jumuah: 8)."
Kukatakan padanya, "Engkau telah condong pada dunia. Tidakkah engkau
percaya bahwa kematian pasti akan mendatangimu? Kematian tersebut akan
memutuskan semua yang kau punyai dan akan merampas semua yang kau senangi.
Setiap sesuatu yang akan datang adalah sangat dekat, sedangkan yang jauh adalah
yang tidak pernah datang. Allah Swt. berfirman, 'Bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kenikmatan pada mereka selama
beberapa tahun? Kemudian datang pada mereka siksa yang telah dijanjikan untuk
mereka? Tidak berguna bagi mereka apa yang telah mereka nikmati itu.' (Q.S.
asySyuara: 205-206)."
Jiwa
yang merdeka dan bijaksana akan keluar dari dunia sebelum ia dikeluarkan
darinya. Sementara jiwa yang lawwamah (sering mencela) akan terus memegang
dunia sampai ia keluar dari dunia dalam keadaan rugi, menyesal, dan sedih.
Lantas ia berkata, "Engkau benar." Itu hanya ucapan belaka tapi tidak
diwujudkan. Karena, ia tak mau berusaha sama sekali dalam membekali diri untuk
akhirat sebagaimana ia merancang dunianya. Ia juga tak mau berusaha mencari
rida Allah Swt. sebagaimana ia mencari rida dunia. Bahkan, tidak sebagaimana
ia mencari rida manusia. Ia tak pernah malu kepada Allah sebagaimana ia malu
kepada seorang manusia. Ia tak mengumpulkan persiapan untuk negeri akhirat sebagaimana
ia menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi musim kemarau. Ia begitu gelisah
ketika berada di awal musim dingin manakala belum selesai mengumpulkan
perlengkapan yang ia butuhkan untuknya, padahal kematian barangkali akan
menjemputnya sebelum musim dingin itu tiba. Kukatakan padanya, "Bukankah
engkau bersiap-siap menghadapi musim kemarau sesuai dengan lama waktunya lalu
engkau membuat perlengkapan musim kemarau sesuai dengan kadar ketahananmu
menghadapi panas?" Ia menjawab: "Benar." "Kalau
begitu", kataku, "Bermaksiatlah kepada Allah sesuai dengan kadar
ketahananmu menghadapi neraka dan bersiap-siaplah untuk akhirat sesuai dengan
kadar lamamu tinggal di sana." Ia menjawab, "Ini merupakan kewajiban
yang tak mungkin diabaikan kecuali oleh seorang yang dungu." Ia terus
dengan tabiatnya itu. Aku seperti yang disebutkan oleh para ahli hikmat,
"Ada segolongan manusia yang separuh dirinya telah mati dan separuhnya
lagi tak tercegah."
Aku
termasuk di antara mereka. Ketika aku melihat diriku keras kepala dengan
perbuatan yang melampaui batas tanpa mau mengambil manfaat dari nasihat kematian
dan Alquran, maka yang paling utama harus dilakukan adalah mencari sebabnya
disertai pengakuan yang tulus. Hal itu merupakan sesuatu yang menakjubkan. Aku
terus-menerus mencari hingga aku menemukan sebabnya. Ternyata aku terlalu
tenang. Oleh karena itu berhati-hatilah darinya. Itulah penyakit kronis dan
sebab utama yang membuat manusia tertipu dan lupa.Yaitu, keyakinan bahwa maut
masih lama. Seandainya ada orang jujur yang memberikan kabar pada seseorang di
siang hari bahwa ia akan mati pada malam nanti atau ia akan mati seminggu atau
sebulan lagi, niscaya ia akan istikamah berada di jalan yang lurus dan pastilah
ia meninggalkan segala sesuatu yang ia anggap akan menipunya dan tidak mengarah
pada Allah SWT.
Jelaslah
bahwa siapa yang memasuki waktu pagi sedang ia berharap bisa mendapati waktu
sore, atau sebaliknya siapa yang berada di waktu sore lalu berharap bisa
mendapati waktu pagi, maka sebenarnya ia lemah dan menunda-nunda amalnya. Ia
hanya bisa berjalan dengan tidak berdaya. Karena itu, aku nasihati orang itu
dan diriku juga dengan nasihat yang diberikan Rasullah saw ketika beliau
bersabda,"Salatlah seperti salatnya
orang yang akan berpisah (dengan dunia)." Beliau telah diberi
kemampuan berbicara dengan ucapan yang singkat, padat, dan tegas. Itulah
nasihat yang berguna.
Siapa
yang menyadari dalam setiap salatnya bahwa salat yang ia kerjakan merupakan
salat terakhir, maka hatinya akan khusyuk dan dengan mudah ia bisa mempersiapkan
diri sesudahnya. Tapi, siapa yang tak bisa melakukan hal itu, ia senantiasa akan
lalai, tertipu, dan selalu menunda-nunda
hingga kematian tiba. Hingga, pada akhirnya ia menyesal karena waktu telah
tiada.
Aku
harap ia memohonkan kepada Allah agar aku diberi kedudukan tersebut karena aku
ingin meraihnyg tapi tak mampu. Aku juga mewasiatkan padanya agar hanya rida
dengannya dan berhati-hati terhadap berbagai tipuan yang ada. Tipuan jiwa hanya
bisa diketahui oleh mereka yang cendekia.
Akidah Seorang Mukmin
Kemudian, seorang mukalaf minimal harus meyakini tafsiran dari kata-kata "tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah." Jika ia membenarkan Rasul saw., maka ia juga harus membenarkan beliau dalam hal sifat-sifat Allah Swt. Dia Zat Yang Maha hidup, Berkuasa, Mengetahui, Berbicara, dan Berkehendak Tak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Namun, ia tak harus meneliti hakikat sifat-sifat Allah tersebut serta tak harus mengetahui apakah kalam dan ilmu Allah bersifat qadim atau baru. Bahkan, tak jadi masalah walaupun hal RI tak pernah terlintas dalam benaknya sampai ia matt da lam keadaan mukmin. Ia tak wajib mempelajari dalil dalil yang dikemukakan oleh para ahli kalam. Selama hatinya meyakini al-Haq, walaupun dengan iman yang tak disertai dalil dan argumen, ia sudah merupakan mukmin. Rasulullah saw. tidak membebani lebih dari itu.
Begitulah
keyakinan global yang dimiliki oleh bangsa Arab dan masyarakat awam, kecuali
mereka yan berada di negeri-negeri dimana masalah-masalah tentang qadim dan barunya kalam Allah, serta istiwa dan nuzul Allah, ramai diperdebatkan. Jika hatinya tak terlibat dengan
hal itu dan hanya sibuk dengan ibadah dan amal salehnya, maka tak ada beban apa
pun baginya. Namun, jika ia juga memikirkan hal itu, maka minimal ia harus mengakui
keyakinan orang-orang salaf yang mengatakan bahwa Alquran itu qadim, bahwa Alquran adalah kalam
Allah, bukan makhluk, bahwa istiwa Allah
adalah benar, bahwa menanyakan tentangnya adalah bidah, dan bahwa bagaimana
cara istiwa itu tidak diketahui. Ia cukup beriman dengan apa yang dikatakan
syariat secara global tanpa mencari-cari hakikat dan caranya. Jika hal itu
masih tidak berguna juga, dimana hatinya masih bimbang dan ragu, jika memungkinkan,
hendaknya keraguan tersebut dihilangkan dengan penjelasan yang mudah dipahami
walaupun tidak kuat dan tidak memuaskan bagi para ahli kalam. Itu sudah cukup
dan tak perlu pembuktian dalil. Namun, lebih baik lagi kalau kerisauannya itu
bisa dihilangkan dengan dalil yang sebenarnya. Sebab, dalil tidak sempurna
kecuali dengan memahami pertanyaan dan jawabannya. Bila sesuatu yang samar itu
disebutkan, hatinya akan ingkar dan pemahamannya tak mampu menangkap
jawabannya. Sebab, sementara kesamaran tersebut tampak jelas, jawabannya pelik
dan membingungkan sehingga sukar dipahami akal. Oleh karena itu, orang-orang
salaf tak mau mengkaji dan membahas masalah ilmu kalam. Hal itu mereka lakukan
untuk kepentingan masyarakat awam yang lemah.
Adapun
orang-orang yang sibuk memahami berbagai hakikat, mereka memiliki telaga yang
sangat membingungkan. Tidak membicarakan masalah ilmu kalam kepada orang awam
adalah seperti melarang anak kecil mendekati pinggir sungai karena takut
tenggelam. Sedangkan orang-orang tertentu diperbolehkan karena mereka mahir
dalam berenang. Hanya saja, ini merupakan tempat yang bisa membuat orang lupa
diri dan membuat kaki tergelincir, dimana, orang yang akalnya lemah merasa
akalnya sempurna. Ia mengira dirinya bisa mengetahui segala sesuatu dan
dirinya termasuk orang hebat. Bisa jadi, mereka berenang dan tenggelam dalam
lautan tanpa ia sadari. Hanya segelintir orang saja dari mereka yang menempuh
jalan para salaf dalam mengimani para rasul serta dalam membenarkan apa yang
diturunkan Allah Swt. dan apa yang diberitakan Rasul-Nya dimana mereka tak
mencari-cari dalil dan argumen. Melainkan, mereka sibuk dengan ketakwaan.
Demikianlah, ketika Nabi saw. melihat para sahabatnya
sibuk berdebat, beliau marah hingga memerah kedua pipi beliau dan berkata, "Apakah kalian diperintahkan untuk ini.
Kalian mengumpamakan sebagian isi Kitabullah dengan yang lain. Perhatikan! apa
yang Allah perintahkan pada kalian kerjakanlah, sedangkan yang dilarang kalian
tinggalkan." Ini merupakan peringatan terhadap manhaj yang benar. Lengkapnya, hal itu kami jelaskan dalam kitab Qawa'id al-Aqaa'id.
Bismillahirahmanirrahim
Jika engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya. Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit. Bisa jadi, Allah menggenggam rohmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu. Engkau tidur seraya bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang kubur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amalmu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu itu.
Apabila engkau telah
berdiri tegak lurus, ucapkan:
Apabila engkau sedang dalam melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika dalan posisi iktidal. Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama, letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh kedua tanganmi lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung beserta dahimu. jauhkan sikumu dari pinggang dan angkat perutmu dari paha (Hal ini tidak berlaku bagi wanita). Letakkan kedua tanganmu di atas tanah sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas tanah. Dan ucapkan:
Lalu, angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua tanganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan (minimal):
Setelah itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan engkau mendahulukan salah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat. Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar. Lalu, laksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawud ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua untuk membaca tasyahud pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari. Berilah isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah (kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan). Sementara itu, engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti ketika
Segala
puji bagi Allah. Salawat dan salam atas makhluk-Nya termulia, Muhammad, Rasul
dan hamba-Nya, serta atas keluarga dan sahabat beliau.
Ketahuilah
wahai manusia yang ingin mendapat curahan ilmu, yang betul-betul berharap dan
sangat haus kepadanya, bahwa jika engkau menuntut ilmu guna bersaing,
berbangga, mengalahkan teman sejawat, meraih simpati orang, dan mengharap
dunia, maka sesungguhnya engkau sedang berusaha menghancurkan agamamu, membinasakan
dirimu, dan menjual akhirat dengan dunia. Dengan demikian, engkau mengalami
kegagalan, perdaganganmu merugi, dan gurumu telah membantumu dalam berbuat maksiat
serta menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut. Gurumu itu seperti orang yang menjual
pedang bagi perompak jalanan, sebagaimana Rasul saw. bersabda, "Siapa yang membantu
terwujudnya perbuatan maksiat walaupun hanya dengan sepenggal kata, ia sudah
menjadi sekutu baginya dalam perbuatan tersebut."
Jika
niat dan maksudmu dalam menuntut ilmu untuk mendapat hidayah, bukan sekadar
mengetahui riwayat, maka bergembiralah. Sesungguhnya para malaikat
membentangkan sayapnya untukmu saat engkau berjalan dan ikan-ikan paus di laut
memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha. Tapi, engkau harus tahu
sebelumnya bahwa hidayah merupakan buah dari ilmu pengetahuan. Hidayah memiliki
permulaan dan akhir serta aspek lahir dan batin. Untuk mencapai titik akhir
tersebut, permulaannya harus tersusun rapi. Begitu pula, untuk menyingkap
aspek batinnya, harus diketahui terlebih dahulu aspek lahirnya.
Oleh
karena itu, di sini akan aku tunjukkan padamu permulaan dari sebuah hidayah
agar engkau bisa mencoba dirimu dan menguji hatimu. Apabila engkau mendapati
hatimu condong pada hidayah tersebut lalu dirimu berusaha untuk menggapainya,
maka setelah itu engkau bisa melihat perjalanan akhir darinya yang melaju
dalam lautan ilmu. Sebaliknya, jika engkau mendapati hatimu berat dan lengah
dalam mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya, ketahuilah bahwa jiwa yang
mendorongmu untuk menuntut ilmu tersebut adalah jiwa al-ammaarah bi as-su' (yang memerintahkan pada keburukan). Jiwa
tersebut bangkit karena taat kepada setan terkutuk untuk dijerat dengan tali
tipuannya. Ia terus memberikan tipudayanya kepadamu sampai engkau betul-betul
binasa. Ia ingin agar engkau memperbanyak kejahatan dalam bentuk kebaikan
sehingga ia bisa memasukkanmu dalam kelompok orang yang merugi dalam amalnya.
Yaitu, mereka yang sesat di dunia ini, yang mengira bahwa mereka telah
melakukan suatu perbuatan baik. Saat itu setan menceritakan padamu tentang
keutamaan ilmu, derajat para ulama, serta berbagai riwayat di seputarnya.
Namun, setan tersebut membuatmu lalai dari sabda Nabi saw., "Siapa yang bertambah ilmu, tapi tidak bertambah hidayah, ia
hanya bertambah jauh dari Allah." Juga dari sabda Nabi saw. yang
berbunyi, "Orang yang paling keras
siksanya di hari kiamat, adalah orang alim yang ilmunya tak Allah berikan
manfaat padanya."
Nabi saw. berdoa:
Allahumma innii a'udzubika min 'ilmi laa yanfa'u wa qalbin laa yakhsya'
wa 'amalin laa yurfa'u wa du'ain laa yusma'u
"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyuk, dari amal yang tak diterima, dan dari doa yang
tak didengar."
Sabda Nabi saw., "Di malam aku melakukan Israk, aku
melewati sekelompok kaum yang bibir mereka digunting dengan gunting api
neraka. Lalu aku bertanya, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah
orang-orang yang memerintahkan kebaikan tapi tidak melakukannya, dan mencegah
keburukan tapi kami sendiri mengerjakannya!"
Oleh
karena itu, jangan engkau serahkan dirimu untuk diperdaya oleh jerat
tipuannya. Celaka sekali bagi orang bodoh, karena ia tidak belajar. Tapi celaka
seribu bagi orang alim yang tak mengamalkan ilmunya!
Ketahuilah
bahwa dalam menuntut ilmu, manusia terbagi atas tiga jenis:
(1) Seseorang yang menuntut ilmu
guna dijadikan bekal untuk akhirat dimana ia hanya ingin mengharap rida Allah
dan negeri akhirat. Ini termasuk kelompok yang beruntung;
(2) Seseorang yang menuntut ilmu
guna dimanfaatkan dalam kehidupannya di dunia sehingga ia bisa memperoleh
kemuliaan, kedudukan, dan harta. Ia tahu dan sadar bahwa keadaannya lemah dan
niatnya hina. Orang ini termasuk ke dalam kelompok yang berisiko. Jika ajalnya
tiba sebelum sempat bertobat, yang
dikhawatirkan adalah penghabisan yang buruk (su' al-khatimah) dan keadaannya menjadi berbahaya. Tapi jika ia
sempat bertobat sebelum ajal tiba, lalu berilmu dan beramal serta menutupi
kekurangan yang ada, maka ia termasuk orang yang beruntung pula. Sebab, orang
yang bertobat dari dosanya seperti orang yang tak berdosa;
(3) Seseorang yang terperdaya
oleh setan. Ia pergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta,
serta untuk berbangga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri dengan
besarnya jumlah pengikut. Ilmunya menjadi turnpuan untuk meraih sasaran
duniawi. Bersamaan dengan itu, ia masih mengira bahwa dirinya mempunyai posisi
khusus di sisi Allah karena ciri-ciri, pakaian, dan kepandaian berbicaranya
yang seperti ulama, padahal ia begitu tamak kepada dunia lahir dan batin.
Orang
dari kelompok ketiga di atas termasuk golongan yang binasa, dungu, dan
tertipu. Ia tak bisa diharapkan bertobat karena ia tetap beranggapan dirinya
termasuk orang baik. Ia lalai dari firman Allah Swt. yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman.
Mengapa kalian mengatakan apa-apa yang tak kalian lakukan?!" (Q.S.
ash-Shaff: 2). Ia termasuk mereka yang disebutkan Rasul saw., "Ada yang paling aku khawatirkan dari
kalian ketimbang Dajjal." Beliau kemudian ditanya, "Apa itu wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ulama su' (buruk)." Sebab,
Dajal memang bertujuan menyesatkan, sedangkan ulama ini, walaupun lidah dan
ucapannya memalingkan manusia dari dunia, tapi amal perbuatan dan keadaannya
mengajak manusia ke sana.
Padahal,
realita lebih berbekas dibandingkan ucapan. Tabiat manusia lebih terpengaruh
oleh apa yang dilihat ketimbang mengikuti apa yang diucap. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh perbuatannya lebih banyak daripada perbaikan yang disebabkan
oleh ucapannya. Karena, biasanya orang bodoh mencintai dunia setelah melihat
si alim cinta pada dunia. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya, menjadi faktor
yang menyebabkan para hamba Allah berani bermaksiat pada-Nya. Nafsunya yang
bodoh tertipu, tapi masih memberi angan-angan dan harapan padanya. Bahka, ia
mengajaknya untuk mempersembahkan sesuatu untuk Allah dengan ilmunya. Nafsu
tersebut membuatnya beranggapan bahwa ia lebih baik dibandingkan hamba Allah
yang lain.
Maka
dari itu, jadilah engkau termasuk golongan yang pertama. Waspadalah agar tidak
menjadi golongan kedua karena betapa banyak orang yang menunda-nunda, ternyata
ajalnya tiba sebelum bertaubat sehingga akhirnya rugi dan kecewa. Lebih dari
itu, waspadalah! Jangan sampai engkau menjadi golongan ketiga karena engkau
betul-betul akan binasa, tak mungkin selamat dan bahagia.
Apabila
engkau bertanya, "Apa permulaan dari hidayah tersebut sehingga aku bisa
menguji diriku dengannya?" Maka ketahuilah bahwa hidayah bermula dari
ketakwaan lahiriah dan berakhir dengan ketakwaan batiniah. Tak ada balasan
kecuali dengan takwa dan tak ada hidayah kecuali bagi orang-orang bertakwa.
Takwa adalah ungkapan yang mengandung makna melaksanakan perintah Allah Swt.
dan menghindarkan larangan-larangan-Nya. Masing-masing ada dua bagian. Di sini
aku akan menunjukkan kepadamu secara ringkas aspek lahiriah dari takwa dalam
dua bagian tersebut secara bersamaan. Aku masukkan bagian ketiga agar tulisan
menjadi lengkap dan cukup. Allah tempat meminta pertolongan.
Ketahuilah bahwa perintah Allah
ada yang wajib dan ada yang sunah. Yang wajib merupakan harta pokok. Dia
adalah modal perdagangan yang dengannya na bisa selamat. Sementara yang sunah
merupakan laba yang dengannya kita bisa meraih derajat mulia.
Nabi saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, 'Tidaklah
orang-orang mendekatkan diri pada-Ku dengan melaksanakan apa yang Kuwajibkan
pada mereka, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri padaku dengan amal-amal
sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku
menjadi telinganya yang mendengar, matanya yang melihat, lidahnya yang berbicara,
tangannya yang memegang, dan kakinya yang berjalan."
Engkau
tidak akan dapat menegakkan perintah Allah, kecuali dengan senantiasa mengawasi
hati dan anggota badanmu pada setiap waktu dan pada setiap tarikan nafasmu,
dari pagi hingga sore. Ketahuilah bahwa Allah Swt. menangkap isi hatimu,
mengawasi lahir dan batinmu, mengetahui semua lintasan pikiranmu, langkah-langkahmu,
serta diam dan gerakmu. Saat bergaul dan menyendiri, engkau sedang berada di
hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya
diketahui oleh Penguasa langit, Allah Swt.
"Dia
mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan hati" (Q.S.
Ghafir: 19),
"Dia Maha Mengetahui yang
rahasia dan tersembunyi" (Q.S. Thaha: 7).
Oleh karena itu, hendaklah engkau beradab di
hadapan Allah Swt. dengan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya.
Berusahalah agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang
dan tidak melaksanakan apa-apa yang diperintah. Hal itu hanya bisa terwujud
jika engkau bisa membagi waktu dan mengatur wirid-wiridmu dari pagi hingga
petang. Jagalah perintah Allah Swt. yang diwajibkan kepadamu, sejak dari bangun
tidur hingga engkau kembali ke pembaringan.
01. Adab Tidur
Jika engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya. Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit. Bisa jadi, Allah menggenggam rohmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu. Engkau tidur seraya bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang kubur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amalmu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu itu.
Jangan sampai
engkau menghendaki tidur yang banyak dengan menghampar kasur empuk karena
tidur adalah menghentikan
kehidupan. Kecuali, jika bangunmu justru menjadi bencana bagimu sehingga tidur
tersebut lebih membuat agamamu selamat. Ketahuilah bahwa malam dan siang
seluruhnya berjumlah dua puluh empat jam. Jangan sampai tidurmu sepanjang
siang dan malam lebih dari delapan jam. Karena, jika engkau berumur sekitar
enam puluh tahun cukup bagimu membuang dua puluh tahun darinya, atau sepertiga
dari umurmu itu.
Ketika tidur, kembalilah bersiwak
dan bersuci. Bertekadlah untuk bangun malam atau bangun sebelum subuh. Dua
rakaat di tengah malam merupakan salah satu harta kekayaan yang berharga mulia.
Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna menghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali
tak akan berguna jika engkau binasa.
Ketika tidur, ucapkanlah:
Bismika rabbii wadha’tu janbii
wabismika arofa’uhu faghfirlii dzanbii. Allahumma bismika ahya wa amuut wa
a’udzubika allahumma min-syarri kulli dzii syarri. Wa min syarri kullidabbatin
anta akhidzdzi binashiyatiha, inni rabbi ’alaa shirath mustaqiim. Allahumma
antal wali falaiisa qablaka syai’in, wa antal akhirufalaisa ba’da katsi’in Wa
antazhzhihiru falaisa fauqaka syai’in Wa antal bathinu falaisa duunaka syai’in
Iqdhii ‘anniid dunya wa aghninii minal faqri. Allahumma antalkhalaqta nafsii wa
anta tatawwafaha, laka mamatuha wa mahyaha, in amattaha faghfirlaha wa in
ahyaitaha fahfazhha bimatahfazhu bihi ‘ibadakash shalihiin. Allahumma inni as
‘alukal ‘afwa wal ‘afiyata fiiddiin waddunya wal aakhirati. Allahummaaiqithnii
fii ahabiissa ‘ati ilaika was ta’malnii bi ahabbil ‘amal ilaika hatta
tuqarribanii ilaika zulfa wa tub ‘idanii ‘an sakhathika ba’da an as
alakafatu’thiinii wa astaghfiraka fataghfirulii wa ad’uuka fatastajiibulii.
"Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan
punggungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat serta ampunilah dosa-dosaku. Ya
Allah, lindungi aku dari siksaMu pada hari para hamba-Mu dibangkitkan. Ya
Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan
segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata.
Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan
yang lurus. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pertama yang tidak didahului oleh
sesuatu dan Engkau pula Yang Maha Terakhir yang tak ada sesuatu sesudah-Mu.
Engkau Mahatampak, tak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada
sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah hutangku dan angkatlah aku dari kemiskinan.
Ya Allah, Engkau yang menciptakan diriku dan engkau pula yang mewafatkannya.
Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaanMu. Jika engkau matikan diriku
ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia sebagaimana
engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh. Ya Allah aku
meminta pada-Mu pengampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
bangunkan aku dalam waktu terbaik menurutmu. Buatlah aku melakukan
perbuatan-perbuatan yang paling Kau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan
diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu setelah aku meminta pada-Mu.
Setelah aku meminta pada-Mu, maka Engkau memberikannya, aku meminta ampunan
pada-Mu maka Kau terima, dan aku berdoa pada-Mu maka Kau kabulkan untukku."
Kemudian bacalah
ayat al-Kursi dan amana
ar-rasalu (surat al-Baqarah: 285) sampai akhir surat. Lalu surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, serta al-Mulk. Usahakan engkau
tidur dalam keadaan berzikir pada Allah SWT. dan dalam keadaan suci karena siapa yang melakukan itu, ia akan
naik berserta rohnya ke arasy, dan dicatat sebagai orang yang sedang salat
sampai bangun kernbali. Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah apa yang telah
kujelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam
sisa umurmu. Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah
sebagaimana sabarnya orang sakit ketika menahan pahitnya obat dan ketika
menunggu saat kesembuhan. Renungkanlah umurmu yang berusia pendek. Jika engkau
hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat pendek jika
dibandingkan dengan lama-mu tinggal di negeri akhirat karena ia merupakan negeri
keabadian. Perhatikan bahwa jika engkau bisa bersabar menghadapi beban
penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau
setahun karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun
misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari untuk
ibadah guna mengharap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan-anganmu, karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal.
Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu katakan pada dirimu: Jika aku bisa
bersabar menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku akan bersabar pada
malamnya karena barangkali aku mati esok hari. Sesungguhnya kematian tidak
hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada usia tertentu.
Yang jelas, ia pasti datang dan harus
siap dihadapi. Bersiap-siap
menghadapi kematian lebih utama ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia. Engkau
tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di dalam dunia. Oleh karena itu,
yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan
nafas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Paksakan dirimu untuk
bersabar dalam taat kepada Allah SWT. hari demi hari. Jika engkau
memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, maka engkau akan sulit
untuk bisa bersabar dalam menaati Allah SWT.
Manakala engkau
bisa bersabar selalu setiap hari, ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya.
Sementara jika engkau menunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan mendatangimu
pada waktu yang tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan
yang tak berujung. Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika
mati, datang berita yang benar itu kepadamu, "Setelah beberapa waktu,
engkau akan mengetahui kebenaran berita Alquran tersebut" (Q.S. Shaad:
88).
Jika sebelumnya
kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan sebutkan di sini
bagaimana cara dan adab-adab melaksanakan salat dan puasa serta bagaimana adab
menjadi imam dan panutan, juga bagaimana melaksanakan salat jumat.
02. Adab Shalat
Sembahlah Allah
dalam salatmu seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya,
sesungguhnya Dia melihatmu. Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak
bisa tenang maka hal itu disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal
keagungan-Nya. Bayangkan jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang
melihatmu ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan
anggota badanmu akan tenang. Lalu, tanyakan pada dirimu, "Wahai jiwa yang
buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tuanmu?" Apabila engkau
mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina,
yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya padamu, sedang engkau mengetahui
bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT.
lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau!
Betapa engkau memusuhi dirimu itu!
Obatilah hatimu
dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu
hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa,
maka ia butuh pada istigfar
dan perenungan.
Manakala hatimu
sudah hadir, jangan lupa mengucapkan ikamah kalau engkau salat sendirian.
Tapi, jika engkau menunggu
datangnya jamaah yang lain hendaknya engkau melakukan azan lalu ikamah.
Apabila engkau sudah mengucapkan ikamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu, "Aku laksanakan
salat lohor karena Allah Swt." Usahakan niat tersebut hadir dalam hatimu
ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai. Angkatlah
tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan jari-jari yang tidak
dihimpitkan. Jangan terlalu menempel ataupun menjauh. Yang penting ibu jarimu
berada di hadapan kedua
cuping telingamu, ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak
tangan di atas pundak. Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi terwbut
bertakbirlah lalu turunkan kembali dengan perlahan. Saat diangkat atau
diturunkan, jangan kau hentakkan tanganmu ke depart secara keras dan jangan
pula diangkat sampai ke
belakang. Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika
diturunkan, mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Iangan kanan
berada di atas yang kiri. Renggangkan lari-jari kananmu di lengan tangan yang
kiri. Genggam di atas siku. Setelah
bertakbir bacalah:
Allahu akbar kabiiran walhamduilllah
katsiiran wa subhanalla bukrattan wa ashiilla, inni wajjahtu wajhiya lilladzii
fatharas samawati wal ardha haniifan musliman wa ma ana minal musyrikin. Inni
shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin laa
syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimiin.
"Allah Mahabesar dengan
segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Mahasuci
Allah pada tiap pagi dan sore. Aku hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta
langit dan bumi dengan lurus dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Sesungguhnya
salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian
alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku termasuk dari
golongan Islam (menyerah dan patuh)."
Setelah itu,
bacalah al-Fatihah dengan tekanan yang kuat. Usahakan untuk membedakan antara
huruf dhad dan zha' dalam bacaan salatmu. Lalu ucapkan amin secara terpisah dengan
kata wala ad-dhaliin.
Nyaringkan
bacaanmu pada salat subuh, magrib, dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat yang
pertama, kecuali jika engkau menjadi makmum. Jika menjadi makmum, nyaringkan
bacaan amin. Lantas,
dalam salat subuh, bacalah salah satu surat yang panjang setelah bacaan surat
al-Fatihah. Sementara pada waktu magrib, cukup surat yang pendek. Adapun pada
salat lohor, asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya surat
al-Buruj dan yang semisalnya. Ketika salat subuh yang dilaksanakan dalam perjalanan,
bacalah surat al-Kafirun dan
surat al-Ikhlas. Jangan engkau sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir
untuk rukuk, tapi pisahkan antara keduanya dengan seukuran bacaan subhanallah.
Ketika berdiri,
usahakan untuk senantiasa menunduk dengan hanya memandang tempat salatmu. Hal
itu, akan membuatmu lebih berkonsentrasi dan membuat hatimu lebih khusyuk.
Jangan engkau menoleh ke kiri atau ke kanan pada saat sedang salat.
Lalu
bertakbirlah untuk rukuk. Angkat tanganmu dengan cara yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Panjangkan bacaan takbir sampai engkau berada pada posisi rukuk. Lalu, letakkan telapak
tanganmu di atas lutut sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang
renggang. Tegakkan lututmu serta bentangkan punggung, leher, dan kepalamu secara
lurus. Lantas, jauhkan sikumu
dari pinggang. Sementara untuk wanita tidak demikian karena mereka hendaknya menempelkan yang satu dengan yang lain. Lalu ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘azhiim
"Mahasuci
Tuhanku Yang Mahaagung."
Bacaan tersebut diucapkan sebanyak
tiga kali. Jika engkau salat sendirian, bagus pula kalau ditambah sampai
menjadi tujuh atau sepuluh kali. Kemudian angkat kepalamu sampai berdiri tegak
seraya mengangkat tangan dan membaca:
Sami ‘allahu liman hamidah
"Allah mendengar
siapa yang memuji-Nya."
Rabbana lakal hamdu mil'as samawati wa mil ardhi wa
mil ama syi’ta min syai’in ba’du
"Wahai Tuhan
kami, segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan sepenuh apa yang Kau
kehendak sesudah itu."
Apabila engkau sedang dalam melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika dalan posisi iktidal. Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama, letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh kedua tanganmi lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung beserta dahimu. jauhkan sikumu dari pinggang dan angkat perutmu dari paha (Hal ini tidak berlaku bagi wanita). Letakkan kedua tanganmu di atas tanah sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas tanah. Dan ucapkan:
Subhana rabbiyal ‘alaa
"Mahasuci
Tuhanku Yang Mahatinggi"
Doa di atas dibaca sebanyak tiga kali, tujuh kali,
atau sepuluh kali jika engkau salat sendirian.Lalu, angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua tanganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan (minimal):
‘rabbighfirlii warhamnii warzuqni
wajburnii wa ‘afinii wa ‘afuanii
"Ya Tuhan,
ampunilah aku, sayangilah aku, berikar rezeki padaku, pimpinlah aku, tambahkan
kekuranganku, dan maafkanlah daku."
Kemudian lakukan
sujud yang kedua sama seperti sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar untuk
istirahat pada setiap rakaat
yang tak disertai tasyahud.Setelah itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan engkau mendahulukan salah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat. Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar. Lalu, laksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawud ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua untuk membaca tasyahud pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari. Berilah isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah (kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan). Sementara itu, engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti ketika
duduk antara dua
sujud. Adapun pada tasyahud
akhir, duduklah secara tawaruk (di atas pangkal paha). Setelah mengucapkan
salawat atas Nabi Saw., bacalah doa yang sudah dikenal. Duduklah di atas pangkal
paha yang kiri sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah. Tegakkan posisi
kaki kananmu lalu ucapkan salam dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah
hingga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Berniatlah untuk
menyudahi salat dan arahkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim yang
berada di sampingmu. Begitulah gerakan salat sendirian.
Tiang penopang
salat adalah kekhusyukan dan kehadiran hati disertai bacaan, dan pemahaman. Hasan
al-Basri rahimahullah berkata, "Setiap salat yang tidak disertai oleh
kehadiran hati akan cepat terkena hukuman." Rasul Saw. bersabda,
"Seorang hamba adakalanya melakukan salat tapi ia tidak mendapat seperenam atau
sepersepuluh dari salatnya. Karena, ganjaran salat bagi seorang hamba sesuai
dengan kadar kekhusyu'kannya."
03. Adab Menjadi Imam
Seorang imam
hendaknya meringankan salat. Anas bin Malik r.a. berkata, "Aku tidak
melakukan salat di belakang seorang pun yang lebih ringan dan lebih sempurna
salatnya dari pada salat Rasulullah Saw."
Seorang imam
hendaknya tidak bertakbir sebelum muazin membacakan iqamah dan sebelum shaf
salat lurus sempurna. Ia harus meninggikan suara ketika bertakbir, sementara
makmum tidak meninggikan suara kecuali
sebatas yang bisa ia dengar sendiri. Imam harus berniat menjadi imam guna
memperoleh keutamaan. Jika sang imam tak berniat, salat para jamaah tetap sah
apabila mereka telah berniat mengikutinya. Mereka juga memperoleh pahala bermakmum.
Imam tidak boleh menyaringkan bacaan iftitah dan ta'awudz
sebagaimana dalam salat sendirian. Tapi ia menyaringkan bacaan al-Fatihah dan surat sesudahnya dalam
salat-salat subuh, serta dalam dua rakaat pertama magrib dan isya. Dalam salat jahar
(yang dibaca secara keras), makmum menyaringkan ucapan amin dengan bersama-sama imam, bukan
sesudah imam. Lalu, imam diam sejenak setelah membaca surat al-Fatihah. Di saat
itulah makmum membaca surat al-Fatihah agar sesudahnya ia bisa mendengarkan
bacaan imam. Pada salat jahar, makmum tidak membaca surat kecuali jika
ia tidak mendengar suara imam. Hendaknya seorang imam tidak membaca tasbih
dalam rukuk dan sujud lebih dari tiga kali dan juga tidak memberikan tambahan
dalam tasyahud awal setelah membaca salawat kepada Nabi. Pada dua rakaat
terakhir, imam cukup membaca surat al-Fatihah, tidak usah menambah-nambahnya
lagi. Juga ketika tasyahud akhir imam cukup membaca tasyahud dan salawat kepada
Rasulullah Saw. Ketika bersalam, imam hendaknya berniat memberikan salam kepada
semua jamaah sedangkan jamaah atau makmum dengan salamnya berniat menjawab salam imam. Setelah itu imam
berdiam sebentar dan menghadap kepada para jamaah. Jika yang ada di
belakangnya adalah para wanita, maka ia tidak usah menoleh sampai mereka bubar.
Hendaknya makmum tidak berdiri sampai imam berdiri, lalu imam pergi entah ke
arah kanan atau tapi lebih baik ke arah kanan.
Imam tidak boleh berdoa
untuk dirinya sendiri dalam membaca qunut subuh tapi hendaknya ia mengucapkan
Allahumma ihdina (Ya Allah, tunjukkan kami) dengan suara nyaring,
sedangkan para makmum mengamininya tanpa mengangkat tangan mereka karena hal itu tak terdapat
dalam riwayat. Selebihnya makmum membaca sendiri sisa dari doa qunut
tersebut, yakni dimulai dari Innaka la yaqdhi wa la yuqdha 'alaika. Makmum tidak boleh berdiri
sendirian secara terpisah, Ia harus masuk ke dalam barisan atau menarik orang lain untuk membuat
barisan dengannya. Makmum tak boleh berdiri di depan iman, mendahului, atau bergerak secara bersamaan
dengan gerakan imam. Tapi, Ia harus melakukannya sesudah imam. Ia tak boleh
rukuk kecuali setelah imam sempurna dalam posisi rukuk. Begitu pun, ia tak
boleh sujud selama dahi imam belum sampai di tanah.
04. Adab Salat Jum'at
Ketahuilah bahwa
Jum'at merupakan hari raya bagi orang-orang
yang beriman. Ia merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat
ini. Di dalamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang mukmin meminta
kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan. Oleh karena itu,
persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semenjak hari Kamis
dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar pada Kamis
petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat.
Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Tetapi harus dengan hari Kamis
atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja.
Jika subuh telah
tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat hukumnya
sunah muakkad. Kemudian
berhiaslah dengan memakai pakaian putih karena itulah pakaian yang paling
dicintai Allah Swt, lalu pakailah parfum yang paling wangi yang kamu miliki,
dan bersihkan badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan
yang lainnya, kemudian segeralah bergegas menuju mesjid dan berjalanlah dengan
perlahan dan tenang. Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang pergi untuk salat
Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, siapa yang
pergi pada waktu kedua seakan-akan ia berkurban sapi betina, siapa yang pergi
di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di
waktu ke empat seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima
seakan-akan ia berkurban telur. Jika imam sudah keluar atau naik mimbar, maka
lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena-pena diangkat, sementara para malaikat berkumpul di mimbar untuk
mendengarkan zikir / peringatan."
Disebutkan bahwa
kedekatan manusia dalam pandangan Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju
salat Jumat. Kemudian, apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada
di shaf yang pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan melewati
pundak mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat.
Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu lakukanlah
salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat sebanyak empat
rakaat. Dalam setiap rakaat, setelah membaca surat al-Fatihah, engkau membaca
surat al-Ikhlas sebanyak
lima puluh kali. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan
amalan tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat duduknya di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan
sampai engkau meninggalkan salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang
berkhotbah. Disunahkan agar dalam empat rakaat itu engkau membaca surat al-An'am, surat al-Kahfi, surat Thaha, dan surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau bisa
membaca surat Yásin, surat ad-Dukhan'
, surat Alif Lam Mim,
as-Sajadah, dan surat al-Mulk. Sebaiknya engkau membaca surat tersebut pada
malam Jumat karena di dalamnya banyak sekali keutamaan. Siapa yang tak bisa, perbanyaklah membaca surat al-Ikhlas.
Perbanyaklah
membaca salawat atas Rasulullah SAW.
khususnya pada hari tersebut. Manakala imam atau khatib sudah naik
mimbar, berhentilah dari salat dan berbicara. Sibukkan dirimu dengan menjawab
panggilan azan serta dengan
mendengarkan khotbah dan ceramah. Sama
sekali tak boleh berbicara ketika khatib sedang berkhotbah. Dalam riwayat disebutkan, "Siapa yang berkata
kepada temannya, `Diamlah” saat
imam berkhotbah maka ia telah berbuat sia-sia. Dan
siapa yang berbuat sia-sia,
maka ia tak mendapat keutamaan Jumat." itu karena perintah diam itu sendiri berbentuk ucapan. Sebaiknya
larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bukan dengan kata-kata.
Lalu ikutilah
perbuatan imam seperti telah disebutkan sebelumnya. Apabila telah selesai,
sebelum berbicara bacalah surat al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat al‑Falaq dan surat an-Naas,
masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat, juga akan menjagamu dari setan. Setelah itu, bacalah:
“Allahumma yaa ghaniyy yaa hamiid yaa Mubdii
yaa mu’iid yaa rahiimi yaa waduud aghninii
bihalalika ‘an haramika bi fadhlika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika ‘amman siwaak.”
"Ya Allah wahai Zat Yang Mahakaya, Maha Terpuji, Maha Memulai, Maha
Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi. Berilah kecukupan
padaku dengan yang halal bukan yang
haram; dengan taat, bukan maksiat; dan dengan karunia-Mu, bukan
selain-Mu."
Setelah itu,
lakukanlah salat dua rakaat atau enam rakaat yang dilakukan dengan dua-dua.
Semua itu terdapat dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah Saw. dalam
kondisi yang berbeda-beda.
Kemudian
menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib atau asar. Hendaknya engkau selalu memperhatikan waktu yang
mulia. Sebab, waktu mulia tersebut terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak
ditentukan secara pasti. Mudah-mudahan engkau memperolehnya ketika sedang
berada dalam kondisi yang khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT. Selama di mesjid, jangan engkau mendekati
majelis cerita dan kisah. Tapi, hendaknya engkau menghampiri majelis yang
berisi ilmu yang bermanfaat. Majelis itulah yang bisa membuatmu lebih takut
kepada Allah dan membuatmu kurang cinta pada dunia. Jika suatu ilmu tak mampu
mengajakmu untuk meninggalkan dunia menuju akhirat, maka lebih baik tak usah
mengetahui ilmu tersebut. Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tak
bermanfaat.
Perbanyaklah
berdoa ketika matahari terbit, tergelincir, dan terbenam, ketika khatib naik
mimbar, dan ketika orang-orang berdiri untuk menunaikan salat, karena
kemungkinan besar itulah waktu-waktu yang mulia.
Berusahalah
untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan
demikian, engkau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah, membaca
Alquran, zikir, dan iktikaf. Jadikan hari tersebut sebagai waktu yang khusus
kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali is menjadi penebus dosa bagi
hari-hari lainnya dalam seminggu.
05. Adab Berpuasa
Hendaknya engkau
tidak hanya berpuasa di bulan Ramadan. Sebab dengan demikian engkau tak
berniaga dengan amal-amal sunah dan tak memperoleh derajat mulia di surga
Firdaus. Akhirnya engkau akan merugi dan menyesal manakala melihat derajat
orang yang berpuasa sebagaimana engkau melihat bintang yang gemerlapan di
tingkat tertinggi.
Beberapa riwayat
menyebutkan bahwa ada beberapa hari yang jika kita berpuasa di dalamnya akan
memberikan berbagai
keutamaan dan ganjaran pahala yang besar. Hari-hari tersebut adalah hari Arafah
bagi mereka yang tidak berhaji, hari Asyura, sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijah, sepuluh hari
pertama dari bulan Muharam,
bulan Rajab dan Syakban, bulan-bulan Haram (Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab), satu bulan di antaranya terpisah sedang yang tiga
bulan lainnya berurutan. Ini
dalam setahun. Sementara dalam sebulan,
waktu-waktu mulia untuk berpuasa adalah di awal, di pertengahan, dan di akhir bulan, serta pada hari-hari
al-bidh (yaitu tanggal 13, 14, dan 15). Sementara dalam seminggu, waktu-waktu
yang utama untuk berpuasa adalah hari Senin, Kamis, dan Jumat. Dosa-dosa dalam seminggu bisa terhapus
dengan puasa pada hari-hari tersebut. Sementara dosa dalam sebulan bisa dihapuskan dengan puasa di awal
bulan, di pertengahan dan di
akhir bulan, serta hari-hari al-bidh. Begitu Dula dosa dalam setahun bisa
terhapus dengan puasa pada
hari-hari dan bulan-bulan yang telah disebutkan di atas.
Jangan engkau
mengira bahwa puasa itu hanya meninggalkan makan, minum dan berhubungan badan.
Nabi SAW. bersabda, "Betapa
banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga." Puasa menjadi sempurna dengan menahan
anggota badan dari melakukan sesuatu yang menimbulkan kebencian Allah SWT. Oleh
karena itu, engkau harus bisa menjaga mata untuk tidak memandang sesuatu yang
tidak baik, menjaga lidah untuk tidak membicarakan sesuatu yang tak ada
gunanya, menjaga telinga untuk tidak mendengarkan apa yang diharamkan Allah
karena yang mendengar menjadi sekutu bagi yang berbicara. Jadi, termasuk yang
melakukan gibah. Begitu pula engkau harus memelihara semua anggota badan sebagaimana engkau memelihara perut
dan kemaluan. Sebuah riwayat menyebutkan, "Lima hal yang membatalkan
pahala orang yang berpuasa: berdusta, namimah, sumpah palsu, dan melihat
dengan syahwat." Nabi Saw. bersabda, "Puasa adalah tameng. Jika salah
seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka jangan berbuat jorok dan keji
serta jangan berlaku bodoh. Apabila ada seseorang yang ingin memusuhi atau
mencelamu, maka katakan, 'Aku sedang berpuasa."
Kemudian
berusahalah untuk berbuka dengan makanan halal. Jangan makan terlalu banyak
dimana engkau menambah jatah makan pada setiap malam karena puasamu. Maka,
tidak ada bedanya jika jatah makan dua kali engkau habiskan dalam satu kali
makan. Padahal, maksud dari berpuasa adalah agar engkau bisa menghancurkan
syahwatmu dan melipatgandakan kekuatanmu dalam bertakwa. Jika pada petang
harinya engkau makan lebih, maka puasamu tak berguna dan perutmu menjadi beban
bagimu. Jika tak ada tempat yang paling dibenci Allah Swt. daripada perut yang
diisi penuh dengan makanan halal, bagaimana jika ia diisi dengan makanan
haram?!
Apabila engkau
mengetahui makna puasa tersebut, maka perbanyaklah berpuasa semampumu karena ia
merupakan landasan ibadah dan kunci untuk mendekat kepada Allah Swt. Rasulullah
Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, 'Setiap kebajikan dibalas dengan
sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Puasa adalah
untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.'" Rasul SAW. bersabda, "Demi jiwaku yang ada
di tangan-Nya, bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi di sisi Allah
daripada aroma minyak misik." Allah Azza wa Jalla berkata, "Dia
meninggalkan syahwat, makanan, dan minumannya karena Aku. Puasa adalah
untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya." Nabi Saw. bersabda, "Di
surga ada pintu yang bernama
ar-Rayyan. Hanya orang yang berpuasa yang masuk ke dalamnya."
Penjelasan
tentang masalah ketaatan ini cukup untukmu sebagai awal dari sebuah hidayah.
Jika engkau menginginkan
penjelasan tentang zakat dan haji atau tambahan keterangan tentang salat dan puasa, maka cobalah engkau
cari dalam tulisan kami di dalam kitab Ihya Ulumiddin.
Adab Masuk Masjid - Subuh
ketika
engkau telah selesai berdoa maka janganlah kamu sibuk sampai datangnya
kefardhuan (sholat subuh) kecuali dengan tafakkur, membaca tasbih atau
membaca al qur’an,jika engkau mendengar adzan ketika itu maka
hentikanlah wiridmu dan jawablah adzn tsb.
ketika
muadzin mengucapkan ” Allahu akbar ” maka ucapkanlah seperti yg di
ucapkannya, begitu jg setiap kalimat yg di ucapkan oleh muadzin kecuali
dalam dua kalimat hayya ‘ala ( hayya ‘alas sholat, dan hayya ‘alal
falah)ketika muadzin mengucapkan 2 kalimat hayya ‘ala maka jawablah ”
laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim “
ketika
muadzin mengucapkan ” assholatu khoirum minan naum “mk jawablah, ”
shodaqta wabarirta wa ana ‘alaa dzaalika minas syahidiin “” engkau benar
dan tidak berdusta dan terhadap hal tersebut aku menjadi saksinya”
ketika
engkau mendengar iqomat maka ucapkanlah sebagaimana yg diucapkan oleh
muqim kecuali dalam ucapannya ” qod qomatis sholah ” maka ketika itu
ucapkanlah ” aqoomahalloh wa adaamaha maa daamatis samaawatu wal ardh “”
semoga Allah mendirikan dan melanggengkannya selama ketujuh langit dan
bumi masih langgeng “
ketika
engkau telah selesai menjawabi muadzin maka ucapkanlah,” Allahumma inni
as aluka inda huduuri sholatika wa aswati du’aika, wa idbaari lailika.
wa iqbaali nahaaarika,An tu’tiya muhammadanil wasilata wal fadhilata
waddarojatar rofi’ah, wab’asthul maqomal mahmuudanil ladzi wa’adtah
innaka laa tukhliful mii’aad, Yaa Arhamar Roohimiin “
Yaa
Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ketika datangnya sholat dan
panggilan-Mu , ketika perginya malam dan datangnya siang-Muagar Engkau
memberikan wasilah, fadhilah dan derajat yg tinggi, dan berilah
kepadanya maqom al mahmuud yg telah Engkau janjikan , sesungguhnya
Engkau tdk akan mengingkari janji wahai dzat Yg Maha Kasih Sayang. “
ketika
engkau mendengar adzan dan engkau sedang sholat maka sempurnakanlah
sholatmu kemudian susullah jawaban muadzin setelah engkau salam .
ketika
imam melakukan takbirotul ihram sholat fardhu maka janganlah kamu sibuk
kecuali mengikuti imam dan sholatlah fardhu sebagaimana yg akan
kubacakan cara dan adabnya sholat kpdmu nanti.ketika telah selesai
sholat mk ucapkanlah,” Allahumma sholli alaa muhammad wa alaa alii
muhammad wa sallim, Allahumma antas salaam wamingkas salaam wailaika
ya’udus salaam fahayyina robbanaa bis salaam wa adkhilnal jannata daaros
salaam.”Yaa Allah semoga rahmat dan keselamatan Engkau curahkan kpd
Muhammad dan jg keluarganya, Ya Allah Yang Memberikan segala
keselamatan, dari Engkaulah segala keselamatan, dan kepada Engkaulah
kembalinya keelamatan maka hidupkanlah kami dalam keselamatan dan
masukkanlah kami kedalam surga yaitu rumah keselamatan .” tabarokta yaa
dzal jalaali wal ikroom, subhaana robbiyal aliyyil a’laa al wahhab, laa
ilaaha illalloh wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii
wayumiit wahua hayyun laa yamuut, biyadihil khoir wahua ‘alaa kulli
sayiing qodiir.”Engkau Maha Tinggi, Wahai Zat yang memiliki kekayaan dan
kemuliaan,Mahasuci Tuhanku Yang Tinggi, Mahatinggi, Mahapemberi. Tiada
yang disembah, selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya
kerajaan, bagiNya pujian Yang maha menghidupkan dan mematikankan dan DI
maha hidup dan tdk mati Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu.” laa
ilaaha illalloh ahlun ni’mah walfadhl wats tsana’ al hasiin , laa ilaaha
illalloh, wala na’budu illa iyyahu mukhlisiina lahud diin walaukarihal
kaafiruun.”tiada tuhan selain Allah yg mempunyai kenikmatan, anugrah dan
pujian y baik, tiada tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah keculi
kpd-Nya dgn ikhlas , bagi-Nya agama walaupun orang2 kafir tdk
menyukainya.
kemudian
setelah itu berdoalah dgn doa kesempurnaan yg mengumpulkan yaitu doa yg
diajarkan oleh Rasululloh shollallohu alaihi wasallam kepada aisyah
rodhiyallohu anha , ucapkanlah:” Allahumma inni as’aluka minal khoiri
kullihi ‘aajilihi wa ajilihi maa alimtu minhu wamaa lam a’lam, wa
a’udzubika minas syarri kullihi ‘aajilihi wa ajilihi maa alimtu minhu
wamaa lam a’lam.”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon padaMu seluruh
kebaikan, baik yang cepat dan yang lambat, baik yang aku ketahui dan
yang tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepadaMu dari seluruh
kejelekan, baik yang cepat dan yang lambat, baik yang aku ketahui dan
yang tidak aku ketahui.” wa as’alukal jannata wama yuqorribu ilaihaa
ming qoulin wa amalin waniyatin wa’tiqoodin, wa a’udzubika minan naari
wamaa yuqorribu ilaihaa ming qoulin wa amalin waniyatin wa’tiqoodin,”dan
aku memohon kepada-Mu surga dan apa2 yg bisa mendekatkannya dari
ucapan, amalan, niyat dan jg i’tikad, dan aku berlindung kpd-Mu dari
neraka dan apa2 yg bisa mendekatkannya dari ucapan, amalan, niatan dan
juga i’tikad.” wa as’aluka ming khoirimaa sa’alaka minhu abduka wa
nabiyyuka muhammadun shollallohu alaihi wasallam, wa a’udzubika ming
syarrimaas ta’aadzaka minhu abduka wa nabiyyuka muhammadun shollallohu
alaihi wasallam , wamaa qodhoita alayya min amrin faj’al ‘aaqibatahuu
rusydaa “dan aku mohon kepadaMu kebaikan apa saja yang dimohonkan oleh
hambaMu dan nabiMu yaitu Muhammad shollallohu alaihi wasallam dan aku
berlindung kepadaMu dari kejelekan apa saja yang dimohonkan
perlindungannya oleh hambaMu dan nabiMu yaitu Muhammad shollallohu
alaihi wasallam, dan apa saja yg engkau putuskan untukku semoga Engkau
jadikan kebaikan pada akhirannya.
kemudian
berdoalah denga doa yg diwasiyatkan oleh nabi shollallohu alaihi
wasallam kpd fatimah rodhiyallohu anha, maka ucapkanlah” Yaa Hayyu Yaa
Qoyyuum Yaa Dzal jalaali wal ikroom, laa ilaaha illa anta birohmatika
astagiits, wa min ‘adzabika astajiir , laa takilnii ilaa nafsii walaa
ilaa ahadin torfata ainin, wa aslihlii sya’nii kullahu bimaa aslahta
bihis shoolihiin “Wahai Allah yang maha hidup dan berdiri sendiri Wahai
Tuhan pemilik segala kegagahan dan kemuliaan, tiada tauhan selain Engkau
dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, dari siksa-Mu aku memohon
keselamatan, janganlah Engkau serahkan aku sekejabpun kepda nafsuku dan
jangan Engkau serahkan pula kpd salah seorang dari makhluk-Mu, semoga
Engkau memperbagus seluruh tingkahku sebagaimana Engkau membuat bagus
terhadap orang2 yg sholih,.
kemudian
ucapkanlah seperti yg diucapkan oleh nabi isa ala nabiyyina wa alaihis
sholaatu wassalam,” Allahumma inni asbahtu laa astatii’u daf’a maa
ukrihu, walaa amliku naf’a maa arjuu, wa asbahal amru biyadika laa
biyadi goirik, wa asbahtu murtahinan bi amalii, walaa faqiirun afqoru
minni ilaika, walaa goniyyun agnaa mingka anni, Allahumma laa tusyammit
bii aduwwi, wa laa tasu’ubii shodiiqii wa laa taj’al mushiibatii fii
diinii wa laa taj’alid-dunyaa akbaro hammii wa laa tusallith ‘alayya
bidzambii man laa yarhamunii “Wahai Allah Tuhanku! Sesungguhnya adalah
aku, tiada sanggup menolak apa yang aku tiada sukai dan tiada aku miliki
kemanfa’atan apa yang aku harapkan. Dan jadilah urusan itu ditangan
yang Iain dari aku dan jadilah aku tergadai dengan perbuatanku. Maka
tiadalah orang yang miskin, yang lebih miskin dari aku! Wahai Allah
Tuhanku! Janganlah Engkau jadikan musuhku mencaci aku dan janganlah
Engkau jadikan temanku berbuat jahat kepadaku. Dan janganlah Engkau
jadikan bahaya bagiku pada agamaku dan janganlah Engkau jadikan dunia
cita-citaku yang terbesar. Dan janganlah Engkau memberikan kekuasaan
kepada orang yang tiada berbelas-kasihan kepadaku, wahai Yang Hidup,
wahai Yang berdiri-sendiri!”
kemudian
berdoalah dengan doa2 yg sdh jelas bagimu yaitu doa2 yg sdh masyhur,
dan hafalkanlah dari doa2 yg kami tuliskan di kitab doa2 dari kitab
ihya’ ulumuddin.
dan
jadikanlah waktu2mu setelah sholat sampai munculnya matahari terbagi
dalam 4 tugas,tugas pertama untuk doa,tugas kedua utk dzikir dan doa,
dan mengulang ulanginya dgn tasbih,tugas ketiga untuk membaca
alqur’an,tugas ke empat untuk tafakkur, yaitu mentafakkuri dosa2 dan
kesalahan2 mu serta kemalasanmu dalam beribadah thd Tuanmu, dan jg
tafakkur ttg amalmu yg mendatangkan siksa yg menyakitkan dan
kemurkaan-Nya yg Agung.
dan
urutkanlah dgn cara mengatur wirid2mu dalam seluruh hari2mu utk
menutupi kelalaian dari kesalahan2mu, dan jagalah dirimu dari datangnya
murka Allah ta’ala yg menyakitkan didalam hari2mu, niatkanlah kebaikan
utk seluruh muslimin dan janganlah engkau menyibukkan dirimu diseluruh
siangmu kecuali utk taat kepada Allah ta’ala, dan niatlah dlm hatimu utk
ketaatan yg kamu mampu melaksanakannya dan pilihlah yg paling afdhol,
dan fikirkalah persiapan2 sebab2 amal tsb agar kamu bisa sibuk dgn
amalan itu,dan janganlah kau tinggalkan tafakkur ttg dekatnya ajal dan
datangnya maut yg bisa memutuskan angan2, bisa mengeluarkan perkara dari
pilihan, dan hasilnya kerugian, penyesalan sebab lamanya ketertipuan.
dan
jadikanlah bacaan tasbih dan dzikir2mu itu sepuluh kalimat, salah
satunya adalah laa ilaaha illalloh wahdahu laa syariikalah lahul mulku
walahul hamdu yuhyii wayumiit wahuwa hayyun laa yamuut biyadihil khoir
wahua alaa kulli syaiing qodiir.kedua : laa ilaaha illalloh al malikul
haqqul mubiinketiga: laa ilaaha illalloh al waahidul qohhar robbus
samaawaati wal ardhi wamaa baina humal azizul goffaar.
keempat
: subhaanalloh wal hamdulillah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar
walaa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil adhiim.kelima :
subbuhung quddusur robbul malaikati war ruuh.keenam : subhaanalloh
wabihamdih subhaanallohil adhim.ketujuh : astagfirullohal adhiim
alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum wa as aluhut taubata wal
magfiroh.
kedelapan
: Allahumma laa mani’a lima a’toita walaa mu’tia limaa mana’ta , walaa
roodda lima qodhoita wala yangfa’u dzal jaddi mingkal jadd.kesembilan :
Allahumma sholli ‘alaa muhammad wa ‘alaa ali muhammad wasohbihi
wasallim.kesepuluh : bismillaahilladzi laa yadhurru ma’as mihii syaiun
fil ardhi walaa fis samaa’ wahuwas sammi’ul aliim.
ulang
ulangilah setiap satu dari kalimat2 ini bisa 100, 70 ataupun 10 kali ,
10 ini yg paling sedikit agar jumlahnya menjadi 100. dan jg tetapilah
wirid2 ini.janganlah berbicara sebelum keluarnya matahari, dalam hadis
dikatakan bahwa hal tsb itu lebih utama dari pada memerdekakan 8 budak
dari anak turunya nabi ismail ( sholawat dan salam semoga tercurah kpd
nabi kita dan nabi ismail ) maksudku adalah menyibukkan diri dgn dzikir
sampai keluarnya matahari tanpa menyelinginya dgn pembicaraan.
Adab menjadi Imam dan Makmum
.
Adab persiapan sholat lainnya.
Adab imam dan makmum
Seorang
imam hendaknya meringankan salat. Anas bin Malik r.a. berkata : “Aku
tidak melakukan salat di belakang seorang pun yang lebih ringan dan
lebih sempurna shalatnya dari pada shalat Rasulullah shollallohu alaihi
wasallam”..
Seorang
imam hendaknya tidak bertakbir sebelum muazin membacakan iqamah dan
sebelum shaf salat lurus sempurna. Ia harus meninggikan suara ketika
bertakbir, sementara makmum tidak meninggikan suara kecuali sebatas
yang bisa ia dengar sendiri. Imam harus berniat menjadi imam guna
memperoleh keutamaan. Jika sang imam tak berniat, salat para jamaah
tetap sah apabila mereka telah berniat mengikutinya. Mereka juga
memperoleh pahala bermakmum.
Imam
tidak boleh menyaringkan bacaan iftitah dan ta’awudz sebagaimana dalam
salat sendirian. Tapi ia menyaringkan bacaan al-Fatihah dan surat
sesudahnya dalam salat-salat subuh, serta dalam dua rakaat pertama
magrib dan isya. Dalam salat jahar(yang dibaca secara keras), makmum
menyaringkan ucapan amin dengan bersama-sama imam, bukan sesudah
imam.Lalu, imam diam sejenak setelah membaca surat al-Fatihah. Di saat
itulah makmum membaca surat al-Fatihah agar sesudahnya ia bisa
mendengarkan bacaan imam.Pada salat jahar, makmum tidak membaca surat
kecuali jika ia tidak mendengar suara imam..
Hendaknya
seorang imam tidak membaca tasbih dalam rukuk dan sujud lebih dari tiga
kali dan juga tidak memberikan tambahan dalam tasyahud awal setelah
membaca salawat kepada Nabi. Pada dua rakaat terakhir, imam cukup
membaca surat al-Fatihah, tidak usah menambah-nambahnya lagi. Juga
ketika tasyahud akhir imam cukup membaca tasyahud dan salawat kepada
Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam. Ketika bersalam, imam hendaknya
berniat memberikan salam kepada semua jamaah sedangkan jamaah atau
makmum dengan salamnya berniat menjawab salam imam.
.
Setelah
itu imam berdiam sebentar dan menghadap kepada para jamaah. Jika yang
ada di belakangnya adalah para wanita, maka ia tidak usah menoleh sampai
mereka bubar. Hendaknya makmum tidak berdiri sampai imam berdiri, lalu
imam pergi entah ke arah kanan atau ke arah kiri,tapi ke arah kanan
lebih kusukai..
Imam
tidak boleh berdoa untuk dirinya sendiri dalam membaca qunut subuh
tapi hendaknya ia mengucapkan Allahumma ihdina (Ya Allah, tunjukkan
kami) dengan suara nyaring, sedangkan para makmum mengamininya tanpa
mengangkat tangan mereka karena hal itu tak terdapat dalam riwayat.
Selebihnya makmum membaca sendiri sisa dari doa qunut tersebut, yakni
dimulai dari Innaka la yaqdhi wa la yuqdha ‘alaika.
Makmum
tidak boleh berdiri sendirian secara terpisah, Ia harus masuk ke dalam
barisan atau menarik orang lain untuk membuat barisan dengannya. Makmum
tak boleh berdiri di depan iman, mendahului, atau bergerak secara
bersamaan dengan gerakan imam. Tapi, Ia harus melakukannya sesudah imam.
Ia tak boleh rukuk kecuali setelah imam sempurna dalam posisi rukuk.
Begitu pun, ia tak boleh sujud selama dahi imam belum sampai di tanah..
Adab Salat Jum’at
Ketahuilah
bahwa Jum’at merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman. Ia
merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat ini. Di
dalamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang mukmin meminta
kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan.Oleh karena
itu, persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semenjak
hari Kamis dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan
istigfar pada Kamis petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama
dengan keutamaan hari Jumat.Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat.
Tetapi harus dengan hari Kamis atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan
pada hari Jumat saja..
Jika
subuh telah tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada
hari Jumat hukumnya sunah muakkad. Kemudian berhiaslah dengan memakai
pakaian putih karena itulah pakaian yang paling dicintai Allah Swt,
lalu pakailah parfum yang paling wangi yang kamu miliki, dan bersihkan
badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan yang
lainnya..
Kemudian
segeralah bergegas (berangkat pagi-pagi) menuju masjid dan berjalanlah
dengan perlahan dan tenang. Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang pergi untuk
salat Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta,
siapa yang pergi pada waktu kedua seakan-akan ia berkurban sapi
betina, siapa yang pergi di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban
kambing kibas, siapa yang pergi di waktu ke empat seakan-akan ia
berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima seakan-akan ia
berkurban telur.Jika imam sudah keluar atau naik mimbar, maka
lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena-pena diangkat, sementara
para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir /
peringatan.”
Disebutkan bahwa kedekatan manusia ketika memandang wajah Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju salat Jumat..
Kemudian,
apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada di shaf yang
pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan melewati pundak
mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat.
Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu
lakukanlah salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat
sebanyak empat rakaat.Dalam setiap rakaat, setelah membaca surat
al-Fatihah, engkau membaca surat al-Ikhlas sebanyak lima puluh kali.
Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan
tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat duduknya
di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau
meninggalkan salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah..
Disunahkan
dihari jum’at ini atau malamnya sholat empat rakaat dengan membaca
empat surat, yaitu surat al-An’am, surat al-Kahfi, surat Thaha, dan
surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau bisa membaca surat Yásin, surat
ad-Dukhan’, surat Alif Lam Mim, as-Sajadah, dan surat al-Mulk.Sebaiknya
engkau membaca surat tersebut pada malam Jumat karena di dalamnya
banyak sekali keutamaan. Siapa yang tak bisa, perbanyaklah membaca
surat al-Ikhlas.Perbanyaklah membaca salawat atas Rasulullah shollallohu
‘alaihi wasallam. khususnya pada hari tersebut..
Manakala
imam atau khatib sudah naik mimbar, berhentilah dari membaca sholawat
dan berbicara. Sibukkan dirimu dengan menjawab panggilan azan serta
dengan mendengarkan khotbah dan ceramah.Sama sekali tak boleh berbicara
ketika khatib sedang berkhotbah. Dalam riwayat disebutkan, “Siapa yang
berkata kepada temannya, `Diamlah” saat imam berkhotbah maka ia telah
berbuat sia-sia. Dan siapa yang berbuat sia-sia, maka ia tak mendapat
keutamaan Jumat.”itu karena perintah diam itu sendiri berbentuk ucapan.
Sebaiknya larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bukan dengan
kata-kata..
Lalu
ikutilah perbuatan imam seperti telah disebutkan sebelumnya. Apabila
telah selesai (dari sholat jum’aat), sebelum berbicara bacalah surat
al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat al‑Falaq dan surat an-Naas,
masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat,
juga akan menjagamu dari setan. Setelah itu, bacalah:“Allahumma yaa
ghaniyy yaa hamiid yaa Mubdii yaa mu’iid yaa rahiimi yaa waduud aghninii
bihalalika ‘an haramika wa bi to’atika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika
‘amman siwaak.””Ya Allah wahai Zat Yang Mahakaya, Maha Terpuji, Maha
Memulai, Maha Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi. Berilah
kecukupan padaku dengan yang halal bukan yang haram; dengan taat, bukan
maksiat; dan dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”Setelah itu,
lakukanlah salat dua rakaat atau enam rakaat yang dilakukan dengan
dua-dua. Semua itu terdapat dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wsallam. dalam kondisi yang berbeda-beda..
Kemudian
menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib atau asar. Hendaknya engkau
selalu memperhatikan waktu yang mulia. Sebab, waktu mulia tersebut
terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak ditentukan secara pasti.
Mudah-mudahan engkau memperolehnya ketika sedang berada dalam kondisi
yang khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT.Selama di mesjid, jangan
engkau mendekati majelis cerita dan kisah. Tapi, hendaknya engkau
menghampiri majelis yang berisi ilmu yang bermanfaat. Majelis itulah
yang bisa membuatmu lebih takut kepada Allah dan membuatmu kurang cinta
pada dunia. Jika suatu ilmu tak mampu mengajakmu untuk meninggalkan
dunia menuju akhirat, maka lebih baik tak usah mengetahui ilmu tersebut.
Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tak bermanfaat..
Perbanyaklah
berdoa ketika matahari terbit, tergelincir, dan terbenam, ketika
khatib naik mimbar, dan ketika orang-orang berdiri untuk menunaikan
salat, karena kemungkinan besar itulah waktu-waktu yang mulia..
Berusahalah
untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan
demikian, engkau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah,
membaca Alquran, zikir, dan i’tikaf. Jadikan hari tersebut sebagai
waktu yang khusus kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali ia menjadi
penebus dosa bagi hari-hari lainnya dalam seminggu.
Adabnya bersiap-siap untuk sholat-sholat yang lainnya.
Sebaiknya
engkau mempersiapkan diri untuk melakukansholat dhuhur sebelum
tergelincirnya matahari dari tengah langit, maka dahulukanlah qoilulah (
tidur sebentar sebelum waktu dhuhur) itu jika kamu biasanya melakukan
sholat malam atau jaga malam dalam hal kebaikan, karena sesungguhnya
tidur qaelulah itu bisa menolong untuk sholat malam seperti sahur yang
bisa menolong puasa disiang hari.tidur qaelulah tanpa melakukan sholat
malam bagaikan sahur tanpa puasa disiang harinya.).
Jika
engkau tidur qaelulah maka berusahalah agar engkau bangun sebelum
tergelincirnya matahari dari tengah langit , kemudian berwudhulah dan
datang kemasjid serta sholat tahiyatul masjid, tunggulah muadzin
mengumandangkan adzan dan jawabilah dia, kemudian sholatlah 4 rokaat (
dengan setiap 2 rokaat salam ) setelah tergelincirnya matahari, dahulu
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam memperpanjang sholat ini dan
beliau bersabda,” ini adalah waktunya pintu-pintu langit dibuka maka aku
suka agar amal-amal sholehku diangkat ke langit .”4 rokaat sebelum
dhuhur ini termasuk sunnah muakkad, dalam hadis disebuntukan,” barang
siapa yang sholat 4 rokaat ini kemudian memperbagus rukuk dan sujudnya
maka 70.000 malaikat akan melakukan sholat bersamanya serta memintakan
ampun untuknya sampai malam hari.”.
Kemudian
sholatlah fardhu (dhuhur) bersama imam, kemudian setelah sholat fardhu
sholatlah 2 rokaat , ini termasuk rowatib yang tetap juga, janganlah
sibuk sampai waktu ashar kecuali dengan belajar suatu ilmu atau menolong
sesama muslim, atau membaca qur’an atau melakukan pekerjaan yang bisa
menolong agamamu,kemudian sholatlah 4 rokaat sebelum asar, ini juga
sunnah muakkad, Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda,”
semoga Allah merahmati seseorang yang melakukan sholat 4 rokaat sebelum
asar.”bersungguh sungguhlah agar engkau mendapatkan doanya Rasululloh
shollallohu ‘alaihi wasallam..
Dan
janganlah engkau sibuk setelah asar kecuali dengan semisal yang
terdahulu tadi, dan tidak dianjurkan untuk mengkosongkan waktumu, maka
sibukkanlah setiap wktumu dengan sesuatu yang cocok , bahkan yang
dianjurkan adalah menghisab dirimu sendiri dan uruntukanlah wirid-wirid
malam dan siangmu, perjelaslah setiap waktumu untuk kesibukan yang telah
engkau persiapkan dan jangnlah kau pilih yanglainnya, kalau bisa
seperti itu maka berkahlah waktumu
Adapun
jika engkau meninggalkan dirimu dengan kekosongan dan nganggur seperti
nganggurnya hewan, tidak tahu digunakan untuk kesibukan apakah setiap
waktunya, maka jadilah kebanyakan waktunya itu sia-sia, waktumu adalah
umurmu dan umurmu adalah modalmu, modalmu itu adalah barang daganganmu,
dengan umurmu itu kamu bisa mencapai rumah kenikmatan yang abadi di
samping Allah ta’ala, maka setiap satu nafas dari nafas-nafasmu adalah
permata yang tak ternilai harganya karena tiada gantinya, ketika telah
terlewat maka tdk bisa kembali lg.
.
Janganlah
kamu menjadi seperti orang bodoh yang tertipu, yang merasa senang
setiap hari dengan bertambahnya harta serta berkurangnya umur mereka,
kebaikan yang manakah di dalam harta yang bertambah sedangkan umurnya
berkurang ! janganlah kamu merasa senang kecuali dengan bertambahnya
ilmu atau amal sholih, karena ilmu dan amal sholih itulah temanmu yang
menemani di kuburanmu sewaktu keluarga, harta, anak dan teman-temanmu
meninggalkanmu sedirian.
Kemudian
ketika matahari sdh menguning maka bersegeralah ke masjid sebelum
matahari tenggelam, sibuklah dengan membaca tasbih dan istigfar, karena
sesungguhnya keutamaan waktu ini seperti keutamaan waktu sebelum
munculnya matahari,Allah ta’ala berfirman,” dan bertasbihlah sambil
memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).”qof
ayat 39..
Dan
sebelum terbenamnya matahari bacalah 4 surat dari alqur’an yaitu was
syamsi wadhuhaha, wallalili idza yagsya dan surat muawwidzatain.dan
ketika matahari terbenam usahakan ketika itu kamu masih dalam membaca
istigfar,ketika engkau mendengar adzan maka jawabilah , dan setelah adan
selesai ucapkanlah doa,” Allahumma inni as aluka inda iqbaali lailik wa
idbaari naharik, wa huduri sholatik, wa aswati du’aik, an tu’tiya
muhammadanil wasilata…dst yaitu doa setelah adzan yang telah disebut
dahulu.Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ketika datangnya
malam-Mu, perginya siang-Mu, datangnya waktu sholat-Mu, dan suaranya
panggilan-Mu yaitu engkau berikanlah wasilah kepada Muhammad…..
Kemudian
sholatlah fardhu (magrib) setelah menjawab adzan dan iqomat, dan
sholatlah 2 rokaat setelah maghrib dan sebelum berbicara karena 2 rokaat
ini termasuk rowatibnya maghrib, jika engkau sholat 4 rokaat setelah
maghrib dengan memperpanjang rokaatnya maka ini juga termasuk sunnah.
Jika
memungkinkan bagimu untuk niatl i’tikaf sampai waktu isya’ dan
hidupkanlah waktu di antara magrib dan isya’ dengan sholat maka
lakukanlah,karena telah ada hadis yang menerangkan fadhilahnya hal
tersebut yang tdk terhitung jumlahnya, sholat ini adalah sholat nasiatul
lail, yaitu sholat awwabiin ( sholatnya orang-orang yang kembali kepada
Allah), pernah Rasul ditanya mengenai ayat ” Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya ” (as sajdah ayat 16) rasul menjawab ” itu adalah sholat
antara maghrib dan isya’ “dan sholat ini bisa menghilangkan
perkara-perkara yang rusak di siang hari.)
Setelah masuk waktu isya’ maka sholatlah 4 rokaat sebelum sholat fardhu untuk menghidupkan waktu antara adzan dan iqomat, fadhilahnya waktu tersebut sangat banyak, dalam hadis disebutkan, ” doa di antara adzan dan iqomat itu tdklah ditolak.”
Setelah masuk waktu isya’ maka sholatlah 4 rokaat sebelum sholat fardhu untuk menghidupkan waktu antara adzan dan iqomat, fadhilahnya waktu tersebut sangat banyak, dalam hadis disebutkan, ” doa di antara adzan dan iqomat itu tdklah ditolak.”
.
Kemudian
sholatlah fardhu (isya’) dan sholatlah rowatib 2 rokaat, bacalah surat
alif lam mim sajdah dan tabaroka almulk, atau suray yasin dan dukhon di
dua rokaat tersebut, semuanya itu telah ma’tsur dari Rasululloh
shollallohu ‘alaihi wasallam.
.
Setelah
2 rokaat tersebut sholatlah 4 rokaat , dalam hadis ada dalil yang
menunjukkan tentang agungnya fadhilah 4 rokaat tersebut, kemudian
sholatlah witir 3 rokaat dengan 2 kali salam, atau dengan sekali salam,
dulu Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam membaca surat sabbihis dan
alkafirun, surat al ikhlas dan muawwidzatain didalam sholat witir, jika
engkau berniat sholat malam maka akhirkanlah witirmu agar akhir sholatmu
itu adalah sholat witir..
Kemudian
setelah itu sibukkanlah dirimu dengan belajar ilmu atau mutola’ah
kitab, janganlah kamu sibuk dengan bercandan dan bermain-main, maka
jadilah kegiatan-kegiatan tersebut sebagai pungkasan amal-amalmu sebelum
tidur, karena sesungguhnya amalan itu tergantung akhirannya.
Adab Shalat
Apabila
engkau telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di
badan, pakaian, dan tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari
pusar sampai dengkul, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan
kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan sedangkan engkau berada dalam
posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung dari setan yang
terkutuk..
Terlebih dahulu engkau harus melihat kriteria orang yang bisa dijadikan sahabat atau teman. Jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang yang benar-benar layak dijadikan saudara atau sahabat. Rasulullah Saw. bersabda, "Seseorang bergantung pada agama teman karibnya. Oleh karena itu, hendaknya kalian memperhatikan siapa yang harus dijadikan teman karib." Manakala engkau ingin mencari teman yang bisa menyertaimu dalam belajar serta bisa menemanimu dalam urusan agama dan dunia, perhatikan lima hal berikut ini:
1. Akal. Tidak ada untungnya bergaul dengan orang bodoh karena bisa berakhir kepada kemalangan dan terputusnya hubungan. Paling-paling mereka hanya akan memberikan mudarat kepadamu serta ingin memanfaatkanmu. Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh. Imam Ali r.a. berkata:
3. Baik Dan Saleh. Jangan
engkau bersahabat dengan orang fasik yang selalu berbuat maksiat besar. Karena,
orang yang takut kepada Allah tak akan terus berbuat maksiat besar. Engkau tak
akan aman dari bencana yang ditimbulkan oleh orang yang berbuat maksiat besar
itu. Ia akan selalu berubah-rubah sikap sesuai dengan kondisi dan kepentingan.
Allah Swt. berfirman, "Jangan engkau ikuti orang yang Kami lalaikan hatinya
dari berzikir kepada Kami dan mengikuti hawa nafsunya. Orang itu telah
betul-betul melampaui batas" (Q.S. al-Kahfi: 28). Hindarilah bergaul dengan orang fasik. Sebab, selalu
menyaksikan kefasikan dan maksiat akan membuatmu toleran dan meremehkan
maksiat. Karena itu, hatimu akan memandang remeh masalah gibah. Seandainya
mereka melihat cincin emas atau pakaian sutera yang dipergunakan seorang fakih,
mereka akan sangat mengingkarinya. Padahal, gibah lebih hebat daripada itu.
4. Tidak Tamak terhadap Dunia. Bergaul dengan orang yang tamak terhadap dunia merupakan racun yang membunuh. Sebab, kecenderungan untuk meniru sudah menjadi hukum alam. Sebuah tabiat bisa mencuri tabiat lainnya tanpa disadari. Dengan demikian, berteman dengan orang tamak bisa membuatmu lebih tamak, sebaliknya berteman dengan orang zuhud bisa membuatmu lebih zuhud.
5. Jujur. Jangan engkau bersahabat dengan pembohong karena bisa jadi engkau tertipu olehnya. Ia seperti fatamorgana. Ia membuat dekat yang jauh darimu dan membuat jauh yang dekat darimu.
Memperhatikan hak-hak persahabatan. Manakala telah terjalin persekutuan, telah terbina hubungan antara engkau dengan temanmu itu, maka engkau harus memperhatikan hak-hak dan adab-adab persahabatan. Nabi Saw. bersabda, "Perumpamaan dua orang saudara adalah seperti dua tangan, yang satu membersihkan yang lain." Nabi Saw. pernah masuk ke dalam semak belukar lalu memetik dua ranting siwak, yang satu bengkok dan yang satu lagi lurus. Waktu itu beliau bersama para sahabatnya. Lalu beliau memberikan yang lurus sedangkan yang bengkok beliau simpan untuk dirinya sendiri, lantas mereka bertanya, "Wahai Rasulullah engkau yang lebih berhak atas ranting yang lurus ini daripadaku." Nabi Saw. menjawab, "Tidaklah seseorang menyertai temannya walaupun sesaat di waktu siang, melainkan ia ditanya, 'Apakah ia telah menunaikan hak Allah Swt. dalam persahabatannya itu atau justru ia melalaikannya.' Nabi Saw. juga berkata, "Tidaklah dua orang bersahabat, melainkan yang paling dicintai Allah Swt. adalah yang paling mengasihi temannya."
3. Bergaul Dengan Kenalan
Hadirkan
hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan dan rasa was-was.
Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang.
Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati yang
lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan
syahwat..
Sadarlah
bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu dan
melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar
kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu.Sembahlah Allah dalam salatmu
seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya,
sesungguhnya Dia melihatmu..
Jika
hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu
disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya maka
Bayangkanlah jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu
ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan
anggota badanmu akan tenang.Lalu, tanyakan pada dirimu, “Wahai jiwa
yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tuanmu?”
Apabila
engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang
hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya padamu,
sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada
keagungan-Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah dibandingkan hamba-Nya
itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu
itu! Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir
dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun
salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia
butuh pada istigfar dan perenungan.
Manakala
hatimu sudah hadir, jangan lupa mengucapkan iqamah kalau engkau salat
sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain
hendaknya engkau melakukan adzan lalu iqamah..
Apabila
engkau sudah mengucapkan iqamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu,
“Aku laksanakan salat fardhu dhuhur karena Allah Swt.” Usahakan niat
tersebut hadir dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai
niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai. Angkatlah tanganmu saat
bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan jari-jari yang tidak
dihimpitkan. Jangan terlalu menempel ataupun menjauh. Yang penting ibu
jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu, ujung-ujung jarimu
berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak. Jika kedua
telapak tanganmu sudah berada pada posisi tersebut bertakbirlah lalu
turunkan kembali dengan perlahan..
Saat
diangkat atau diturunkan, jangan kau hentakkan tanganmu ke depan
secara keras dan jangan pula diangkat sampai ke belakang. Selain itu,
jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan,
mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Iangan kanan berada di
atas yang kiri. Renggangkan jari-jari kananmu di lengan tangan yang
kiri. Genggam di atas siku..
Setelah
takbir ucapkanlan :Allahu akbar kabiiran walhamduilllah katsiiran wa
subhanalla bukrattan wa ashiilla, inni wajjahtu wajhiya lilladzii
fatharas samawati wal ardha haniifan musliman wa ma ana minal musyrikin.
Inni shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin
laa syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimiin.
“Allah
Mahabesar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah
sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore. Aku
hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lurus
dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Sesungguhnya salatku,
ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian
alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku termasuk
dari golongan Islam (menyerah dan patuh).”-
Kemudian
ucapkanlah :a’uudzubillahi minas syaitonirrojiim, Setelah itu, bacalah
al-Fatihah dengan tasydidnya. Usahakan untuk membedakan antara huruf
dhad dan zha’dalam bacaan salatmu. Lalu ucapkan amin secara terpisah
dengan kata wala ad-dhaliin..
Nyaringkan
bacaanmu pada salat subuh, magrib, dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat
yang pertama, kecuali jika engkau menjadi makmum. Jika menjadi
makmum, nyaringkan bacaan amin. Lantas, dalam salat subuh, bacalah
salah satu surat yang panjang setelah bacaan surat al-Fatihah. Sementara
pada waktu magrib, cukup surat yang pendek.Adapun pada salat lohor,
asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya surat al-Buruj
dan yang semisalnya. Ketika salat subuh yang dilaksanakan dalam
perjalanan, bacalah surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Jangan engkau
sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir untuk rukuk, tapi pisahkan
antara keduanya dengan seukuran bacaan subhanallah..
Ketika
berdiri, usahakan untuk senantiasa menunduk dengan hanya memandang
tempat salatmu. Hal itu, akan membuatmu lebih berkonsentrasi dan membuat
hatimu lebih khusyuk. Jangan engkau menoleh ke kiri atau ke kanan pada
saat sedang salat..
Lalu
bertakbirlah untuk rukuk. Angkat tanganmu dengan cara yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Panjangkan bacaan takbir sampai engkau berada
pada posisi rukuk. Lalu, letakkan telapak tanganmu di atas lutut
sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang renggang. Tegakkan
lututmu serta bentangkan punggung, leher, dan kepalamu secara lurus.
Lantas, jauhkan sikumu dari pinggang. Sementara untuk wanita tidak
demikian karena mereka hendaknya menempelkan yang satu dengan yang
lain.Lalu ucapkan:Subhana rabbiyal ‘azhiim”Mahasuci Tuhanku Yang
Mahaagung.”Bacaan tersebut diucapkan sebanyak tiga kali. Jika engkau
salat sendirian, bagus pula kalau ditambah sampai menjadi tujuh atau
sepuluh kali..
Kemudian
angkat kepalamu sampai berdiri tegak seraya mengangkat tangan dan
membaca:Sami ‘allahu liman hamidah”Allah mendengar siapa yang
memuji-Nya.”Apabila engkau telah berdiri tegak lurus, ucapkan:Rabbana
lakal hamdu mil’as samawati wa mil ardhi wa mil ama syi’ta min syai’in
ba’du”Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan
sepenuh apa yang Kau kehendak sesudah itu.”Apabila engkau sedang dalam
melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika dalan
posisi i’tidal..
Lalu,
sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama,
letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh kedua tanganmu lalu
dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung beserta
dahimu. jauhkan sikumu daripinggang dan angkat perutmu dari paha (Hal
ini tidak berlaku bagi wanita). Letakkan kedua tanganmu di atas tanah
sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas tanah.
Dan ucapkan:Subhana rabbiyal ‘alaa”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi”Doa
di atas dibaca sebanyak tiga kali, tujuh kali, atau sepuluh kali jika
engkau salat sendirian.،
Lalu,
angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan
tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua
tanganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan
(minimal): ‘rabbighfirlii warhamnii warzuqni wahdini wajburnii wa
‘afinii wa ‘afuanii”Ya Tuhan, ampunilah aku, sayangilah aku, berikar
rezeki padaku, berilah petunjuk padaku , tambahkan kekuranganku, dan
maafkanlah daku.”Kemudian lakukan sujud yang kedua sama seperti
sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar untuk istirahat pada setiap rakaat
yang tak disertai tasyahud..
Setelah
itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan
engkau mendahulukan salah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan
takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat.
Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri.
Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar.)
Lalu,
laksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawud
ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua untuk membaca tasyahud
pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu di atas paha kanan
dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari. Berilah
isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah
(kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan)
Sementara
itu, engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas
paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti
ketikaduduk antara dua sujud...
Adapun
pada tasyahud akhir, duduklah secara tawaruk (di atas pangkal paha).
Setelah mengucapkan shalawat atas Nabi shollallohu alaihi wasallam,
bacalah doa yang sudah ma’tsur. Duduklah di atas pangkal paha yang kiri
sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah. Tegakkan posisi kaki
kananmu lalu ucapkan salam dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah
hingga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Berniatlah untuk
menyudahi salat dan arahkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim
yang berada di sampingmu.Begitulah gerakan salat sendirian..
Tiang
penopang salat adalah kekhusyukan dan kehadiran hati disertai bacaan,
dan pemahaman.Hasan al-Basri rahimahullahberkata, “Setiap salat yang
tidak disertai oleh kehadiran hati akan cepat terkena hukuman.
Rasul
shollallohu alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba adakalanya
melakukan salat tapi ia tidak mendapat seperenam atau sepersepuluh dari
shalatnya. Karena, ganjaran salat bagi seorang hamba sesuai dengan kadar
kekhusyu’kannya.”
Adab Tayamum
Adabnya tayammum,
jika
engkau tdk mampu utk menggunakan air sebab tdk ada setelah mencari,
atau sebab udzur dari sakit, sebab ada yg mencegah dari datangnya air
misalnya karena ada hewan buas atau dipenjara, atau airnya ada tapi
dibutuhkan utk minum dahagamu atau dahaga temanmu, atau sebab dimilik
oleh orang lain dan tdk dijual kecuali dgn harga yg lebih tinggi dari
harga umumnya, atau sebab ada luka atau sakit yg engkau khawatir thd
dirimu sendiri,maka bersabarlah hingga masuknya waktu faridhoh atau
wajib.
setelah
masuk waktu wajib kemudian tujulah debu yg baik yg ada debunya yg
bersih, suci serta lembut. tempelkanlah kedua telapakmu di debu tsb dan
antara jari2mu ditempelkan dan berniatlah utk kebolehan fardhunya
sholat.usaplah wajahmu seluruhnya dgn kedua telapak tangan td sekali,
dan janganlah engkau membebani sampainya debu ke tempat tumbuhnya rambut
baik yg tipis maupun yg tebal.
kemudian
copotlah cincinmu, dan tempelkan telapak tanganmu utk kedua kalinya,
posisi jari2 dibuka, kemudian usaplah kedua tanganmu besrta kedua
sikunya dgn kedua telapak td, jika belum rata maka temeplkanlah lagi
sampai rata dgn kedua telapak tangan td, kemudian usaplah salah satu
kedua telapakmu dgn yg lainnya dan usaplah diantara jari2 mu dgn
mensela2i.
gunakanlah
tayammum itu utk sekali sholat fardhu dan sholat sunnah sesukamu (boleh
lebih dari sekali) ,jika engkau ingin melakukan ibadah fardhu utk kedua
kalinya maka mulailah lg tayammum yg lain.
Adabnya keluar menuju masjid.
ketika
engkau telah selesai dari bersucimu maka sholatlah 2 rokaat dirumahmu
yaitu dua rokaat subuh (sholat sunnah) itu jk fajar sudah muncul,
seperti itulah yg dilakukan oleh Rasululloh shollallohu alaihi wasallam,
kemudian keluar menuju ke arah masjid.
ولا
تدع الصلاة في الجماعة، لا سيما الصبح (فصلاة الجماعة تفضل على الفرد خمسة
وعشرين درجة) فإن كنت تتساهل في مثل هذا الربح فأي فائدة لك في طلب العلم?
وإنما ثمرة العلم العمل به.
dan
janganlah kau tinggalkan sholat berjamaah, apalagi jamaah sholat subuh,
sholat jamaah itu melebihi sholat sendirian 25 derjat, jk engkau
menyepelekan keuntungan yg seperti ini maka fedah apakah yg kamu
dapatkan ketika mencari ilmu ? padahal buah dari ilmu itu adalah
mengamalkan ilmu tsb.
فإذا
سعيت إلى المسجد، فامش على هينة وتؤدة وسكينة، ولا تعجل وقل في طريقك:
اللهم إني أسألك بحق السائلين عليك، وبحق الراغبين إليك، وبحق ممشاى هذا
إليك؛ فإني لم أخرج أشرا ولا بطرا، ولا رياء، ولا سمعة، بل خرجت اتقاء
سخطكن، وابتغاء مرضاتك فأسألك أن تنقذني من النار، وأن تغفر لي ذنوبي؛ فإنه
لا يغفر الذنوب إلا أنت.
ketika
engkau berjalan meuju masjid maka berjalanlah dengan santai, pelan dan
tenang serta jangan tergesa gesa, dan ucapkanlah ketika diperjalannmu,”
Ya Allah sesungguhnya aku memintamu melalui orang-orang yang memintamu
dan melalui langkahku ini, bahwa aku tidak keluar untuk kejelekan, untuk
kekerasan, untuk riya dan sombong, aku keluar karena takut murkaMu dan
karena mencari ridlaMu, maka aku memintaMu agar Kau selamatkan dari
neraka, agar Kau ampuni dosaku sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali diriMu”
آداب دخول المسجد
فإذا
أردت الدخول إلى المسجد، فقدم رجلك اليمنى، وقل: اللهم صل على محمد وعلى
آل محمد وصحبه وسلم؛ اللهم اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب رحمتك.ومهما رأيت
في المسجد من يبيع أو يبتاع، فقل: لا أربح الله تجارتك. وإذا رأيت فيه من
ينشد ضالة، فقل: لا ردّ الله عليك ضالتك- كذلك أمر رسول الله صلى الله عليه
وسلم.
Adabnya masuk masjid.
ketika
engkau menginginkan masuk kedalam masjid maka dahulukanlah kakimu yg
sebelah kanan dan ucapkanlah,” Yaa Allah smoga engkau curahkan rahmat
kepada Muhammad , keluarga dan jg para sahabatnya beserta keselamatan,
Yaa Allah semoga Engkau ampuni dosa2ku dan bukakanlah untukku pintu
rahmat-Mu .”
dan
ketika engkau melihat ada orang yg berjual beli didalam masjid mk
ucapkanlah,” semoga Allah tdk memberikan keuntungan kpdmu.”dan jk engkau
melihat didakam masjid ada orang yg sdg mencari barangnya yg hilang
maka ucapkanlah,” semoga Allah tdk mengembalikan barangmu yg
hilang.”seperti itulah yg diperintahkan oleh Rasululloh shollallohu
‘alaihi wasallam.
فإذا
دخلت المسجد، فلا تجلس حتى تصلي ركعتي التحية،فإن لم تكن على طهارة أو لم
ترد فعلها كفتك الباقيات الصالحات ثلاثا، وقيل أربعا، وقيل ثلاثا للمحدث
وواحدة للمتوضىء. فإن لم تكن صليت في بيتك ركعتي الفجر، فيجزئك أداؤهما عن
التحية.
ketika
engkau telah masuk masjid maka janganlah duduk dulu sebelum engkau
melaksanakan 2 rokaat sunnah tahiyatul masjid, jk engkau tdk dalam
keadaan suci atau tdk ingin melaksanakannya maka cukuplah membaca al
baqiyat as sholihat ( yaitu bacaan subhaa nalloh, wal hamdulillah , wa
laa ilaaha illalloh, wallohu akbar ) sebanyak 3 kali, ada pendapat yg
mengatakan dibaca 4 kali, pendapat yg lain mengatakan bagi yg berhadas 3
kali bagi yg punya wudhu cukup sekali.
jika
dirumah tadi kamu belum melaksanakan 2 rokaat fajar maka cukuplah
melakukan 2 rokaat tsb sbg pengganti solat sunnah tahiyat masjid.
فإذا فرغت من الركعتين، فانو الاعتكاف وادع بما دعا به رسول الله صلى الله عليه وسلم بعد ركعتي الفجر
jk
engkau telah selesai melaksanakan 2 rokaat maka niatlah utk i’tikaf dan
berdoalah seperti doanya Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam setelah
2 rokaat sholat fajar.
Doa Rasululloh setelah sholat 2 rokaat fajar
اللهم
إني أسألك رحمة من عندك، تهدي بها قلبي، وتجمع بها شملي، وتلم بها شعثي،
وترد بها ألفتي وتصلح بها ديني وتحفظ بها غائبي، وترفع بها شاهدي، وتزكي
بها عملي، وتبيض بها وجهي، ولتهمني بها رشدي، وتقضي لي بها حاجتي، وتعصمني
بها من كل سوء
”
Yaa Allah ! Sesungguhnya aku bermohon pada Engkau rahmat dari sisi
Engkau, yang Engkau beri petunjuk dengan dia akan hatiku. Engkau
kumpulkan dengan dia akan yang bercerai-berai bagiku. Engkau himpun-kan
dengan dia yang berpisah-pisah padaku, Engkau tolak dengan dia segala
fitnah daripadaku. Engkau perbaiki dengan dia akan agamaku. Engkau
pelihara dengan dia yang jauh daripadaku.Engkau tinggikan dengan dia
akan penyaksianku.Engkau sucikan dengan dia akan amalanku. Engkau
putihkan dengan dia wajahku. Engkau ilhamkan dengan dia petunjuk
kepadaku dan Engkau peliharakan aku dengan dia daripada tiap-tiap
kejahatan.”
اللهم
إني أسألك إيمانا خالصا دائما يباشر قلبي، ويقينا صادقا، حتى أعلم أنه لن
يصيبني إلا ما كتبته على، ورضني بما قسمته لياللهم إني أسألك إيمانا صادقا،
ويقينا ليس بعده كفر؛ وأسألك رحمة أنال بها شرف كرامتك في الدنيا والآخرة
.”
Ya Allah, aku ini mohon padaMu iman yang kekal yang melekat terus di
hati, keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku dapat mengetahui bahwa
tiada suatu yang menimpa daku selain dari yang telah Engkau tetapkan
bagiku. Jadikanlah aku rela terhadap apapun yang Engkau bagikan
padaku.Ya Allah berikanlah kepadaku iman yang jujur / sungguh-sungguh
dan keyakinan yang tidak diikuti oleh kekafiran dan rahmat yang
dengannya aku memperoleh kemuliaan-Mu di dunia dan di akhirat.”
اللهم
إني أسألك الفوز عند اللقاء والصبر عند القضاء، ومنازل الشهداء وعيش
السعداء والنصر على الأعداء، ومرافقة الأنبياء؛ اللهم إني أنزل بك حاجتي،
وإن ضعف رأيي وقصر عملية، وافتقرت إلى رحمتك فأسألك يا قاضي الأمور وياشافي
الصدور، كما تجير بين البحور أن تجيرني من عذاب السعير، ومن دعوة الثبور
ومن فتنة القبور
”
Ya Allah aku memohon kepada-Mu kesabaran ketika menerima keputusan
(dari-Mu), keberuntungan ketika perjumpaan (dengan-Mu), derajat para
syuhada, kehidupan orang-orang yang bahagia, pertolongan atas musuh, dan
berdampingan dengan para Nabi (di surga).Ya Allah, sesungguhnya aku
menyerahkan hajatku kepada-Mu, meskipun lemah pendapatku, pendek
angan-anganku, dan perlunya aku akan rahmati, maka aku mohon wahai Sang
Pemutus segala perkara, penyembuh segala dada (yakni: hati), sebagaimana
Engkau menjauhkan antar laut, agar Engkau juga menjauhkanku dari azab
neraka Sa’iir, juga dari seruan kecelakaan, dan fitnah kubur.”
اللهم
ما قصر عنه رأيي، وضعف عنه عملي، ولم تبلغه نيتي وأمنيتي، من خير وعدته
أحدا من عبادك أو خير أنت معطيه أحدا من خلقك فإني أرغب إليك فيه، وأسألك
إياه يارب العالميناللهم اجعلنا هادين مهتدين، غير ضالين ولا مضلين؛ حربا
لأعدائك سلما لأوليائك نحب بحبك الناس، ونعادي بعداوتك من خالفك من خلقك
”
Ya Allah, apapun yang pikiranku lemah darinya, dan angan-anganku pendek
darinya, serta niat dan cita-citaku tak sampai padanya daripada segala
kebaikan yang yang telah Engkau janjikan kepada salah seorang dari
hamba-hamba-Mu, atau kebaikan yang Engkau berikan kepada salahs eorang
dari makhluk-Mu, maka sesungguhnya aku sangat mendambakannya juga
kepada-Mu, dan memohon kepada-Mu kebaikan tersebut, wahai Tuhan Penguasa
seluruh alam semesta.Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang membawa
petunjuk dan selalu ditunjuk, bukan orang yang sesat dan bukan pula
menyesatkan, kami memerangi musuh-Mu, dan kami berdamai dengan para
kekasih-Mu, kami mencintai manusia karena kecintaan pada-Mu, dan kami
memusuhi karena permusuhan-Mu kepada siapa saja yang menyalahi
(perintah)-Mu dari makhluk-Mu.”
اللهم
هذا الدعاء وعليك الإجابة وهذا الجهد وعليك التكلان، وإنا لله وإنا إليه
راجعون ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم؛ اللهم ذا الحبل الشديد،
والأمر الرشيد، أسألك الأمن يوم الوعيد، والجنة يوم الخلود مع المقربين
الشهود، والركع السجود، الموفين لك بالعهود؛ إنك رحيم ودود وإنك تفعل ما
تريدُ
”
Ya Allah ini adalah doa dan dari-Mu lah penerimaan, dan ini adalah
kadar usaha kami dan kepada-Mu lah berserah diri, dan sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya akan kembali kepada-Nya,
dan tiada daya (untuk menghindar dari kemaksiatan) dan tiada upaya
(untuk melakukan ketaatan) kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha
Luhur lagi Maha Agung. Dia Yang Memiliki tali (agama) yang kuat, dan
perkara yang penuh petunjuk, aku memohon kepada-Mu keamanan pada hari
datangnya ancaman (hari kiamat), dan surga pada hari kekekalan, bersama
dengan orang-orang yang didekatkan lagi menyaksikan (Allah), yang ahli
ruku’ dan ahli sujud, dan menepati janji, sesungguhnya Engkau Maha
Penyayang Lagi Mencintai, dan Engkau Maha Memperbuat apa yang Engkau
kehendaki.”
سبحان
من تعطف بالعز وقال به، سبحان من لبس المجد وتكرم به، سبحان من لا ينبغي
التسبيح إلا له، سبحان ذي الفضل والنعم، سبحان ذي الجود والكرم، سبحان الذي
أحصى كل شيء بعمله؛
”
Maha Suci Allah Yang Berlembut dengan keperkasaan-Nya dan Berfirman
dengan keperkasaan itu, Maha Suci Allah Yang Mengenakan Kemuliaan dan
berbuat dermawan dengannya, Maha Suci Allah Yang mana tidak layak
pensucian kecuali untuk-Nya, Maha Suci Allah Sang Pemilik karunia dan
nikmat-nikmat, Maha Suci Allah Yang Memiliki kekuasaan dan kedermawanan,
Maha Suci Allah Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan, Maha Suci Allah
Yang Menghitung segala sesuatu dengan ilmu-Nya.”
اللهم
اجعل لي نورا في قلبي، ونورا في قبري، ونورا في سمعي ونورا في بصري ونورا
في شعري، ونورا في بشري، ونورا في لحمي، ونورا في دمي، ونورا في عظامي،
ونورا من بين يدي، ونورا من خلفي ونورا من يمين ونورا عن شمالي ونورا من
فوق ونورا من تحتي؛ اللهم زدني نورا، وأعطني نورا أعظم نور، واجعل لي نورا
برحمتك يا أرحم الراحمين.
”
Ya Allah jadikanlah bagiku cahaya dihatiku dan cahaya dikuburku, cahaya
di pendengaranku dan cahaya di penglihatanku, cahaya di rambutku dan
cahaya di kulitku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di
tulang-belulangku, dan cahaya di urat-uratku, cahaya di hadapanku,
cahaya di belakangku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di
atasku, dan cahaya di bawahku. Ya Allah tambahkanlah untukku cahaya,
berikanlah aku cahaya, dan jadikanlah bagiku cahaya,dengan rahmat-Mu
wahai dzat Yang Maha Kasih sayang. “
Adab Tidur
آداب النوم
فإذا أردت النوم، فابسط فراشك مستقبل القبلة، ونم على يمينك كما يضطجع الميت في الحده
Adabnya Tidur
Jika
engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat.
Lalu tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang
kuburnya.
واعلم
أن النوم مثل الموت، فكن مستعدا للقائه، بأن تنام على طهارة، وتكون وصيتك
مكتوبة تحت رأسك، وتنام تائبا من الذنوب، مستغفرا، عازما على ألا تعود إلى
معصية. واعزم على الخير لجميع المسلمين إن بعثك الله تعالى، وتذكر أنك
ستضجع في اللحدن كذلك وحيدا فريدا ليس معك إلا عملك، ولا تجزى إلا
بسعيك.ولا تستجلب النوم تكلفا بتمهيد الفرش الوطيئة؛ فإن النوم تعطيل
لحياة، إلا إذا كانت وبالا عليك؛ فنومك سلامة لدينك.
Ketahuilah
bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan
bangkit. Bisa jadi, Allah menggenggam rohmu di malam itu. Maka dari
itu, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan
suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu. Engkau
tidur seraya bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad
tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada
semua muslim jika Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan
berbaring di liang kubur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh
amalmu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu
itu.Jangan sampai engkau menghendaki tidur yang banyak dengan
menghampar kasur empuk karena tidur adalah menghentikan kehidupan.
Kecuali, jika bangunmu justru menjadi bencana bagimu sehingga tidur
tersebut lebih membuat agamamu selamat.
واعلم
أن الليل والنهار أربع وعشرون ساعة، فلا يكن نومك بالليل والنهار أكثر من
ثماني ساعات، فيكفيك إن عشت مثلا ستين سنة أن تضيع منها عشرين سنة وهو ثلث
عمرك.وأعد عند النوم سواكك وطهورك، واعزم على قيام الليل، أو على القيام
قبل الصبح، فركعتان في جوف الليل كنز من كنوز البر؛ فاستكثر من كنوزك ليوم
فقرك، فلن تغني عنك كنوز الدنيا إذا مت.
Ketahuilah
bahwa malam dan siang seluruhnya berjumlah dua puluh empat jam. Jangan
sampai tidurmu sepanjang siang dan malam lebih dari delapan jam.
Karena, jika engkau berumur sekitar enam puluh tahun cukup bagimu
membuang dua puluh tahun darinya, atau sepertiga dari umurmu itu.Ketika
tidur, kembalilah bersiwak dan bersuci. Bertekadlah untuk bangun malam
atau bangun sebelum subuh. Dua rakaat di tengah malam merupakan salah
satu harta kekayaan yang berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu
itu gunamenghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama
sekali tak akan berguna jika engkau binasa.
وقل
عند نومك: باسمك ربي وضعت جنبي وباسمك أرفعه، فاغفر لي ذنبي؛ اللهم قني
عذابك يوم تبعث عبادك، اللهم باسم أحيا وأموت؛ أعوذ بك اللهم من شر كل ذي
شر، ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها، إن ربي على صراط مستقيم؛
ketika
akan tidur ucapkalah,” bismika robbi wadho’tu jambii wa bismika
arfa’uhu, fagfirlii dzambii, Allahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu
‘ibaadak, Allahumma bismika ahyaa wa amuut, a’udzubika Allahumma ming
syarri kulli dzi syarrin waming syarri kulli dzzbbatin anta akhidhum
binasiyatihaa, inna robbii ‘alaa shirotim mustaqiim.”
dengan
menyebut namaMu wahai tuhanku akau letakkan lambungku dan dgn namaMu
aku mengangkatnya, maka ampunilah dosaku, Yaa Allah jagalah aku dari
siksaaMu di hari engkau bangkitkan hamba-hambaMu, Yaa Allah dgn namaMu
aku hidup dan mati, aku berlindung kepadaMu Yaa Allah dari keburukannya
semua pemilik keburukan dan dari keburukannya hewan melata yang ubun2nya
Engkau pegang, sesungguhnya Tuhanku berada dijalan yang lurus.
اللهم
أنت الأول فليس قبلك شيء، وأنت الآخر فليس بعدك شيء، وأنت الظاهر فليس
فوقك شيء، وأنت الباطن فليس دونك شيء، اقض عني الدين، وأغنني من الفقر؛
اللهم أنت خلقت نفسي وأنت تتوفاها، لك مماتها ومحياها، إن أمتها فاغفر لها،
وإن أحييتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين؛
”
Allahumma antal awwal falaisa qoblaka syai’, wa antal aakhir falaisa
ba’daka syai’, wa anta dhohir falaisa fauqoka syai’, wa antal baathin
falaisa duunaka syai’, iqdhi annid diin, wa agninii minal faqri,
Allahumma anta kholaqta nafsii wa anta tatawaffahaa, lala mamatahaa wa
mahyaahaa, in amattahaa fagfirlii wa in ahyaitahaa fahfadzhaa bima
tahfadzu bihi ibaadakas shoolihiin.”
Yaa
Allah Engkau adalah dzat yang paling pertama maka tdk ada sesuatu
sebelumMu, Engakau adalah dzat yang paling akhir maka tdk ada sesuatu
sesudahMu, Engkau adalah dzat yang maha dhohir maka tdk ada sesuatu
diatasMu, Engkau adalah dzat yang maha bathin maka tdk ada sesuatu
dibawahMu.semoga Engkau tunaikan hutangku dan perkayalah diriku dari
kefakiran, Yaa Allah Engkaulah yang menciptakan nyawaku Engkau pula yang
mematikannya, bagiMulah hidup dan matinya nyawaku, jika Engkau
mematikannya semoga Engkau mengampunku, jika Engkau menghidupkannya maka
jagalah sebagaimana Engkau menjaga hamba2Mu yang sholeh2.
اللهم
إني أسألك العفو والعافية في الدين والدنيا والآخرة؛ اللهم أيقظني في أحب
الساعات إليك، واستعملني بأحب الاعمال إليك، لتقربني إليك زلفى، وتبعدني عن
سخطك بعدا، أسألك فتعطيني، وأستغفرك فتغفر لي، ، وأدعوك فتستجيب لي.
”
Allahumma inni as alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid diin wad dunnya wal
aakhiroh, Allahumma aiqodhnii fii ahabbis saa’ati ilaika was ta’milnii
bi ahabbil a’mal ilaika lituqorribunii ilaika zulfaa, wa tab’adu nii an
sukhtika bu’daa, as aluka fatu’tinii, wa astagfiruka fatagfirlii, wa
ad’uuka fayas tajiibu lii.”
Yaa
Allah sesungguhnya aku memohon ampunan dan keselamatan dalam agama,
dunia dan akherat, Yaa Allah bangunkanlah aku di waktu yang paling
Engkau sukai, dan jalankanlah diriku ini dengan amalan yang paling
Engkau sukai pula agar bisa mendekatkanku kepadaMu dengan sedekat2nya
dan menjauhkanku dari murkaMu sejauh2nya, aku meminta kepadaMu maka
Engkau memberinya, aku memohon ampun kpdMu maka Engkau mengampuniku, dan
aku berdoa kepadamu maka Engkau mengijabahinya.
ثم
اقرأ آية الكرسي، وآمن الرسول إلى آخر السورة، والاخلاص، والمعوذتين،
وتبارك الملك.ويأخذك النوم وأنت على ذكر الله وعلى الطهارة.فمن فعل ذلك عرج
بروحه إلى العرش، وكتب مصليا إلى أن يستيقظ.
Kemudian
bacalah ayat al-Kursi dan amana ar-rasalu (surat al-Baqarah: 285)
sampai akhir surat. Lalu surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, serta
al-Mulk. Usahakan engkau tidur dalam keadaan berzikir pada Allah SWT.
dan dalam keadaan suci karena siapa yang melakukan itu, ia akan naik
berserta rohnya ke arasy, dan dicatat sebagai orang yang sedang salat
sampai bangun kembali.
فإذا
استيقظت، فارجع إلى ما عرفتك أولا، وداوم على هذا الترتيب بقية عمرك. فإن
شقت عليك المداومة، فاصبر صبر المريض على مرارة الدواء انتظارا للشفاء،
وتفكر في قصر عمرك، وإن عشت مثلا مائة سنة فهي قليلة بالاضافة إلى مقامك في
الدار الآخرة وهي أبد الآباد،
Apabila
engkau sudah bangun, lakukanlah apa yang telah kujelaskan sebelumnya
padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu.
Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah
sebagaimana sabarnya orang sakit ketika menahan pahitnya obat dan
ketika menunggu saat kesembuhan. Renungkanlah umurmu yang berusia
pendek. Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut
sangat pendek jika dibandingkan dengan lama-mu tinggal di negeri akhirat
karena ia merupakan negeri keabadian.
وتأمل
أنك كيف تتحمل المشقة والذل في طلب الدنيا شهرا أو سنة رجاء أن تستريح بها
عشرين سنة مثلا، فكيف لا تتحمل ذلك أيام قلائل رجاء الاستراحة أبد الآباد!
ولا ت طول أملك فيثقل عليك عملك، وقر قرب الموت، وقل في نفسك: إني أتحمل
المشقة اليوم فلعلي أموت الليلة، وأصبر الليلة فلعلى أموت غدا؛ فإن الموت
لا يهجم في وقت مخصوص، وحال مخصوص، فلا بد من هجومه؛ فالاستعداد له أولى من
الاستعداد للدنيا،
Perhatikan
bahwa jika engkau bisa bersabar menghadapi beban penderitaan dan
kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun
karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun
misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari
untuk ibadah guna mengharap kehidupan abadi? Jangan perpanjang
angan-anganmu, karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal.
Perhitungkanlah
dekatnya kematianmu lalu katakan pada dirimu: Jika aku bisa bersabar
menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku
akan bersabar pada malamnya karena barangkali aku mati esok hari.
Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi
tertentu, atau pada usia tertentu. Yang jelas, ia pasti datang dan harus
siap dihadapi. Bersiap-siap menghadapi kematian lebih utama ketimbang
bersiap-siap menghadapi dunia.
وأنت
تعلم أنك لا تبقى فيها إلا مدة يسيرة، ولعله لم يبق من أجلك إلا يوم واحد،
أو نفس واحد؛ فقدر هذا في قلبك كل يوم، وكلف نفسك الصبر على طاعة الله
يوما فيوما، فإنك لو قدرت البقاء خمسين سنة، وألزمتها الصبر على طاعة الله
تعالى نفرت واستعصت عليك. فإن فعلت ذلك فرحت عند الموت فرحا لا آخر له. وإن
سوفت وتساهلت جاءك الموت في وقت لا تحتسبه، وتحسرت تحسرا لا آخر له، وعند
الصباح يحمد القوم السرى، وعند الموت يأتيك الخبر اليقين، ولتعلمن نبأه بعد
حين.
Engkau
tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di dalam dunia. Oleh karena
itu, yang tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau
satu tarikan nafas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari.
Paksakan dirimu untuk bersabar dalam taat kepada Allah SWT. hari demi
hari. Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun,
maka engkau akan sulit untuk bisa bersabar dalam menaati Allah SWT.
Manakala
engkau bisa bersabar selalu setiap hari, ketika meninggal engkau akan
mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika engkau
menunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan mendatangimu pada
waktu yang tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan
yang tak berujung. Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan
ketika mati datang berita yang benar itu kepadamu, “Setelah beberapa
waktu, engkau akan mengetahui kebenaran berita Alquran tersebut” (Q.S.
Shaad: 88).
وإذا أرشدناك إلى ترتيب الأوراد، فلنذكر لك كيفية الصلاة والصوم وآدابهما، وآداب الإمامة والقدوة والجمعة
Jika
sebelumnya kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan
sebutkan di sini bagaimana cara dan adab-adab melaksanakan salat dan
puasa serta bagaimana adab menjadi imam dan panutan, juga bagaimana
melaksanakan salat jumat.
آداب الصلاة
فإذا
فرغت من طهارة الحدث، وطهارة الخبث، في البدن، والثياب، والمكان ومن ستر
العورة من السرة إلى الركبة.. فاستقبل القبلة قائما مزاوجا بين قدميك لا
تضمهما، واستو قائما، واقرأ (قل أعوذ برب الناس) تحصنا بها من الشيطان
الرجيم.
Adabnya Shalat
Apabila
engkau telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di
badan, pakaian, dan tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari
pusar sampai dengkul, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan
kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan sedangkan engkau berada dalam
posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung dari setan yang
terkutuk.
وأحضر
قلبك ما أنت فيه، وفرغه من الوسواس، وانظر بين يدي من تقوم، ومن تناجي،
واستح أن تناجى أن تناجى مولاك بقلب غافل، وصدر مشحون بوساوس الدنيا وخبائث
الشهوات.
Hadirkan
hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan dan rasa was-was.
Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang.
Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati yang
lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan
syahwat.
واعلم
أنه تعالى مطلع على سريرتك وناظر إلى قلبك، فإنما يتقبل الله من صلاتك
بقدر خشوعك وخضوعك وتواضعك وتضرعك، واعبده في صلاتك كأنك تراه؛ فإن لم تكن
تراه فإنه يراك.
Sadarlah
bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu dan
melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar
kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu.Sembahlah Allah dalam salatmu
seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya,
sesungguhnya Dia melihatmu.
فإن
لم يحضر قلبك ولم تسكن جوارحك لقصور معرفتك بجلال الله تعالى، فقدر أن
رجلا صالحا من وجوه أهل بيتك ينظر إليك ليعلم كيف صلاتك، فعند ذلك يحضر
قلبك وتسكن جوارحك، ثم ارجع إلى نفسك وقل: يا نفس السوء الا تستحين من
خالقك ومولاك، إذ قدرت اطلاع عبد ذليل من عباده عليك، وليس بيده ضرك ولا
نفعك خشعت جوارحك وحسنت صلاتك، ثم إنك تعلمين أنه مطلع عليك، ولا تخشعين
لعظمته، أهو- تعالى- عندك أقل من عباده?! فما أشد طغيانك وجهلكّ وما أعظم
عداوتك لنفسك. وعالج قلبك بهذه الحيل فعسى أن يحضر معك في صلاتك؛ فإنه ليس
لك من صلاتك إلا ما عقلت منها، وأما ما أتيت مع الغفلة والسهو فهو إلى
الاستغفار والتكفير أحوج.
Jika
hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu
disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya maka
Bayangkanlah jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu
ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan
anggota badanmu akan tenang.Lalu, tanyakan pada dirimu, “Wahai jiwa
yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tuanmu?”
Apabila
engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang
hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya padamu,
sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada
keagungan-Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah dibandingkan hamba-Nya
itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu
itu! Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir
dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun
salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia
butuh pada istigfar dan perenungan.
فإذا حضر قلبك، فلا تترك الإقامة، وإن كنت وحدك. وإن انتظرت حضور جماعة فأذن، ثم أقم
Manakala
hatimu sudah hadir, jangan lupa mengucapkan iqamah kalau engkau salat
sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain
hendaknya engkau melakukan adzan lalu iqamah.
Adab Wudhu
باب آداب الوضوء
فإذا
فرغت من الاستنجاء، فلا تترك السواك؛ن فإنه مطهرة للفم، ومرضاة للرب،
ومسخطة للشيطان وصلاة بسواك أفضل من سبعين صلاة بلا سواك. وروي عن أبي
هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (لولا أن أشق
على أمتي لأمرتهم بالسواك في كل صلاة)، وعنه صلى الله عليه وسلم: (أمرت
بالسواك حتى خشيت أن يكتب علي).
Bab menerangkan adabnya wudhu’
ketika
engkau telah selesai beristinjak mk jgnlah kau tinggalkan bersiwak,
karena bersiwak itu bisa membersihkan mulut dan diridhoi Tuhan serta
dibenci syetan, sekali sholat dgn bersiwak itu lebih utama dari pada 70
kali sholat tanpa siwak.diriwayatkan dari abu hurairoh rodhiyallohu
‘anhu berkata, rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda, ”
jikalau tdk memberatkan thd umatku pasti akan ku perintahkan mereka
bersiwak di setiap sholatnya.”dan jg dari nabi, ” aku diperintahkan
bersiwak shg aku hawatir jika diwajibkan thdku.”
ثم
اجلس للوضوء مستقبل القبلة على موضع مرتفع كي لا يصيبك الرشاش، وقل بسم
الله الرحمن الرحيم، رب أعوذ بك من همزات الشياطين وأعوذ بك رب بأن يحضرون.
setelah
bersiwak duduklah utk wudhu dgn menghadap kiblat ditempat yg tinggi
supaya tdk terkena air cipratannya.dan ucapkanlah ,” dgn menyebit nama
Allah yg maha pengasih lg maha penyayang, Yaa Tuhanku aku berlindung
kpd-Mu dari goaan syetan dan aku berlindung kpd-Mu dari kedatangannya.”
ثم اغسل يديك ثلاثا قبل أن تدخلهما الإناء، وقل: اللهم إني أسألك اليمن والبركة، وأعوذ بك من الشؤم والهلكة.
kemudian
basuhlah ke dua tanganmu 3 kali sebelum memasukkannya kedalam wadah dan
ucapkanlah,” Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keberuntungan
dan keberkahan, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dan
kerusakan “
ثم انو رفع الحدث واستباحة الصلاة، ولا ينبغي أن تعزب نيتك قبل غسل الوجه، فلا يصح وضؤوك.
kemudian
niatlah menghilangkan hadas dan niat kewenangan sholat dan tdk
dianjurkan menghilangkan niatmu sebelum membasuh wajah mk bisa
menyebabkan wudhumu tdk sah.
ثم
خذ غرفة لفمك وتمضمض بها ثلاثا، وبالغ في رد الماء إلى الغلصمة إلا أن
تكون صائما فترفق، وقل اللهم أعني على تلاوة كتابك وكثرة الذكر لك، وثبتني
بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة.
kemudian
ambillah air satu cakupan tangan utk berkumur dimulutmu sebanyak 3
kali, dan berusaha keraslah dalam menggerakkan air(yg didalam mulut)
sampai pangkal tenggorokan kecuali bagi yg berpuasa mk pelan2 saja.dan
ucapkanlah ” Yaa Allah tolonglah aku utk membaca kitab-Mu dan
memperbanyak dzikir kepada-Mu dan tetapkanlah diriku dgn ucapan yg tetap
di kehidupan dunia dan akhirat.”
ثم
خذ غرفة لأنفك واستنشق بها ثلاثا، واستنثر ما في الأنف من رطوبة، وقل في
الاستنشاق: اللهم أرحني رائحة الجنة وأنت عني راض، وفي الاستنثار: اللهم
إني أعوذ بك من روائح النار وسوء الدار.
kemudian
ambillah air satu cakupan tangan dan gunakanlah utk menyesapnya kedalam
hidung sebanyak 3 kali, dan semprotkanlah kotoran2 basah yg ada didalam
hidung, dan ucapkanlah ketika istinsyaq (menyerap air kedlm hidung)”
Yaa Allah semoga engkau menciumkan aku wewangian syurga dan engkau ridho
padaku.”dan ketika menyemprotkan keluar mengucapkan,” Yaa Allah aku
berlindung kpd-Mu daRi baunya neraka dan keburukan rumah “
ثم
خذ غرفة لوجهك، فاغسل بها من مبتدأ تسطيح الجبهة إلى منتهى ما يقبل من
الذقن في الطول، ومن الأذن في العرض، وأوصل الماء إلى موضع التجديفوهو ما
يعتاد النساء تنحية الشعر عنه، وهو ما بين رأس الأذن إلى زاوية الجبين،
أعني ما يقع منه في جبهة الوجه،
kemudian
ambillah satu cakupan air utk wajahmu ,basuhlah wajahmu dari permulaan
lebarnya dahi sampai belakangnya janggut ini dalam ukuran panjangnya
wajah , dan dari telinga dalam ukuran lebarnya wajah.dan sampaikanlah
air tersebut ke tempat tajdiif.yg dimaksud tempat tajdif adalah tempat
yg biasanya seorang perempuan itu menyingkirkan rambutnya dari
situ,yaitu tempat diantara telinga sampai pinggirnya dahi,maksudku
tempat jatuhnya rambut dari dahinya wajah.
وأوصل الماء إلى منابت الشعور الأربعة: الحاجبين، والشاربين، والأهداب، والعذران (وهما ما يوازيان الأذنين، من مبتدأ اللحية)،
dan
sampaikanlah airnya ke tempat 2 tumbuhnya rambut yg 4, yaitu dua alis,
dua kumis, bulu mata dan rambut ditepi pipi,maksudya ‘idzron (rambut
ditepi pipi) adalah rambut yg menghadapi telinga dari tempat permulan
tumbuhnya jenggot.
ويجب
إيصال الماء إلى منابت الشعر من اللحية الخفيفة، دون الكثيفة؛ وقل عند غسل
الوجه: اللهم بيض وجهي بنورك يوم تبيض وجوه أوليائك، ولا تسود وجهي
بكلماتك يوم تسود وجوه أعدائك.. ولا تترك تخليل اللحية الكثيفة.
dan wajib sampainya air ketempat2 tumbuhnya rambut yaitu jenggot yg tipis klo yg tebal tdk wajib.
dan
ketika membasuh wajah ucapknlah,” Yaa Allah putihkanlah wajahku dgn
cahaya-Mu dihari putihnya wajah2 para walimu, dan jgnlah Engkau hitamkan
wajahku dgn kalammu dihari hitamnya wajah2 musuh-Mu “dan jangnlah kau
tinggalkan mensela2 i jenggot yg tebal.
ثم
اغسل يدك اليمنى، ثم اليسرى مع المرفقين إلى أنصاف العضدين، فإن الحلية في
الجنة تبلغ مواضع الوضوء. وقل عند غسل اليد اليمنى: أعطني كتابي بيميني،
وحاسبني حسابا يسيرا، وعند غسل الشمال: اللهم إني أعوذ بك أن تعطيني كتابي
بشمالي أو من وراء ظهري.
kemudian
basuhlah tanganmu yg kanan, kemudian yg kiri beserta kedua sikunya
sampai pertengahan lengan sebelah atas, karena sesungguhnya perhiasan
disyurga nanti sampai ditempat2 yg terkena air wudhu.dan ketika membasuh
tangan kanan ucapkanlah,” Semoga Engkau berian kitabku dgn tangan
kananku dan hisab (penghitungan amal2) lah diriku dgn hisab yg ringan.
“dan ketika membasuh tangan kiri mengucapkan,” Yaa Allah aku berlindung
kpd-Mu dari pemberian-Mu terhadap kitabku dengan tangan kiriku atau dari
belakang punggungku.”
ثم
استوعب رأسك بالمسح، بأن تبل أيداك وتلصق رؤوس أصابع يدك اليمنى باليسرى،
وتضعهما على مقدمة الرأس، وتمررهما إلى القفا، ثم ترددهما إلى المقدمة،
فهذه مرة، تفعل ذلك ثلاث مرات، وكذلك في سائر الأعضاء، وقل: اللهم غشني
برحمتك، وأنزل على من بركاتك، وأظلني تحت ظل عرشك يوم لا ظل إلا ظلك، اللهم
حرم شعري وبشرى على النار.
kemudian
ratakanlah kepalamu dgn mengusap, caranya yaitu dgn membasahi kedua
tanganmu dan menempelkan pucunya jari2 kanan dgn pucuknya jari2 kiri dan
meletakkannya di depan kepala lalu menjalankannya sampai tengkuk, dan
dikembalikan lg sampai depan kepala, ini baru dihitung satu, lakukanlah
hal tsb 3 kali,begitu jg gn anggota yg lain (3 kali )dan ketika mengusap
kepala ucapkanlah,” Yaa Allah selubungilah aku dgn rahmat-Mu , dan
turunkanlah berkah-Mu kpdku , dan naungilah aku dibawah naungan-Mu
dihari tiada naungan kecuali naungan-Mu, Yaa Allah halangilah rambut dan
kulitku dari api neraka.”
ثم
امسح أذنيك ظاهرهما وباطنهما بماء جديد، وأدخل مسبحتك في صماخ أذنيك،
وأمسح أذنيك ببطن إبهاميك، وقل: اللهم اجعلني من الذين يستمعون القول
فيتبعون أحسنه، اللهم أسمعني منادى الجنة في الجنة مع الأبرار.ثم امسح
رقبتك، وقل: اللهم فك رقبتي من النار، وأعوذ بك من السلاسل والأغلال.
kemudian
usaplah kedua telingamu luar dan dalamnya dgn air yg baru, dan
masukkanlah jari telunjukmu kedalam lubang telingamu dan usaplah kedua
telingamu dgn sebelah dalamnya kedua jempolanmu .dan ucapkanlah,” Yaa
Allah semoga Engkau menjadikan aku termasuk dari orang2 yg mendengarkan
ucapan kemudian mengikuti yg terbaik dari ucapan tsb, Yaa Allah
perdengarkanlah aku panggilan syurga disyurga nanti bersama para
abror.”kemudian usaplah lehermu dan ucapkanlah, ” Yaa Allah lepaskanlah
leherku dari api neraka, dan aku berlindung kpd-Mu dari rantai2 dan
belenggu2. “
ثم
اغسل رجلك اليمنى ثم اليسرى مع الكعبين، وخلل بخنصر اليسرى أصابع رجلك
اليمنى مبتدئا بخنصرها، حتى تختم بخنصر اليسرى، وتدخل الأصابع من أسفل،
وقل: اللهم ثبت قدمي على الصراط المستقيم مع أقدام عبادك الصالحين.. وكذلك
تقول عند غسل اليسرى: اللهم إني أعوذ بك آن تزول قدمي على الصراط في النار
يوم تزل أقدام المنافقين والمشركين. وارفع الماء إلى أنصاف الساقين، وراع
التكرار ثلاثا في جميع أفعالك.
kemudian
basuhlah kakimu yg kanan kemudian yg kiri beserta kedua mata kakinya,
dan sela2ilah jari2 kaki yg kanan dgn jari kelingking tangan kiri
dimulai dari jari kelingkingnya kaki kanan sampai jari kelingkingnya
kaki kiri, dan engkau masukkan jari kelingking tangan kirimu dari
sebelah bawahnya jari2 kaki td.dan ucapkanlah ,” Yaa Allah tetapkanlah
kedua telapak kakiku di atas shirotol mustaqim (jembatan yg lurus)
bersama telapak2 kakinya hamba2-Mu yg sholih2.”
begitu
jg engkau ucapkan ketika membesuh kaki yg kiri,” Yaa Allah sesungguhnya
aku berlindung kpd-Mu dari terpelesetnya kedua telapak kakiku dari
shirot di neraka dihari terpelesetnya telapak2 kainya orang2 munafiq dan
orang2 musyrik.”dan naikkanlah airnya sampai pertengahan kedua betis,
dan jagalah mengulangi 3 kali di seluruh pekerjaanmu.
فإذا
فرغت فارفع بصرك إلى السماء، وقل: اشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك
له، وأشهد أن محمد عبده ورسوله، سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا
أنت، أنت التواب الرحيم، اللهم اجعلني من التوابين؛ واجعلني من المتطهرين،
واجعلني من عبادك الصالحين واجعلني صبورا، شكورا، واجعلني أذكرك ذكرا
كثيرا، وأسبحك بكرة وأصيلا.فمن قرأ هذه الدعوات في وضوئه خرجت خطاياه من
جميع أعضائه، وختم على وضوئه بخاتم، ورفع له تحت العرش، فلم يزل يسبح الله
تعالى ويقدسه، ويكتب له ثواب ذلك إلى يوم القيامة.
ketika
engkau telah selesai maka naikanlah pandanganmu ke langit dan
ucapkanlah,” aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah yg
esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya
Muhammad adalah hamba-Mu dan jg utusan-Mu, maha suci Engkau Yaa Allah
dan pujian bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau ,
Engkau maha menerima taubat dan maha asih, Yaa Allah jadikanlah aku
termasuk sebagian dari orang2 yg bertaubat, dan jadikanlah aku sebagian
dari orang2 yg bersuci, dan jadikanlah aku sebagian dari orang2 yg
sholih , jadikanlah aku orang yg banyak bersabar, banyak bersyukur,
jadikanlah aku berdzikir kpd-Mu dgn dzikr yg banyak, dan bertasbih
kpd-Mu dipagi hari dan sorenya.”
barang
siapa yg membaca doa2 ini dalam wudhunya maka keluarlah semua
kesalahan2 dari seluruh anggota wudhunya, dan diberi tanda thd wudhunya
dgn cincin, dan di angkat baginya sampai dibawah ‘arsy, terus menerus
bertasbih kpd Allah ta’ala dan mensucikan-Nya, dan ditulis pahalanya tsb
baginya sampai hari kiamat.
واجتنب
في وضوئك سبعا: لاتنفض يديك فترش الماء، ولا تلطم وجهك ورأسك بالماء لطما،
ولا تتكلم في أثناء الوضوء، ولا تزد في الغسل على ثلاث مرات، ولا تثكر صب
الماء من غير حاجة بمجرد الوسوسة، فلموسوسين شيطان يضحك بهم يقال له
(الولهان) ولا تتوضأ بالماء المشمس ولا من الأواني الصفرية، فهذه السبعة
مكروهه في الوضوء.وفي الخبر أن : (من ذكر الله عند وضوئه طهر الله جسده
كله، ومن لم يذكر الله لم يطهر منه إلا ما أصابه الماء).
dan jauhilah 7 perkara didalam wudhumu,
1. janganlah kau kibaskan tanganmu mk airnya jd menciprat.
2. janganlah kau benturkan wajahmu dan jg kepalamu dgn air.
3. jgn ngobrol ditengah2 wudhu
4. jangan melebihi 3 kali ketika membasuh.
5.
jgn berlebih2an ketika mencurahkan air tanpa ada hajat walaupun itu was
was, karena syetan tertawa tawa thd orang yg was was setan tsb bernama
walhan.
6. jgn berwudhu dgn air yg dijemur di bawah matahari.
7. jgn pula berwudhu dari air yg berada dlm wadah emas.
ketujuh hal tsb hukumnya makruh didalam wudhu.
dan
dlm hadis disebutkan,” barang siapa yg berdzikir ketika wudhunya mk
Allah akan mensucikan seluruh jasadnya, dan barang siapa yg tdk
berdzikir kpd Allah mk tdk akan suci kecuali apa yg terkena air saja.”
آداب الغسل
فإذا
أصابتك جنابة، من احتلام أو وقاع، فخذ الإناء إلى المغتسل، واغسل يديك
أولا ثلاثا، وأزل ما على بدنك من قذر، وتوضأ كما سبق في وضوئك للصلاة مع
جميع الدعوات، وأخر غسل قدميك، كيلا يضيع الماء
Adabnya mandi
ketika
engkau lg junub sebab mimpi basah atau sebab hubungan badan, maka
ambillah wadah ketempat mandi, pertama kali basuhlah kedua tanganmu 3
kali dan hilangkanlah kotoran2 yg ada dibadanmu, kemudian berwudhulah
seperti wudhu utk sholat yg telah diterangkan di depan beserta seluruh
doa2nya, dan akhirkanlah membasuh kedua telapak kakimu agar tdk
menyianyiakan airnya.
فإذا
فرغت من الوضوء فصب الماء على راسك ثلاثا وأنت ناو رفع الحدث من الجنابة،
ثم على شقك الأيمن ثلاثا، ثم على الأيسر ثلاثا، وادعك ما أقبل من بدنك وما
أدبر ثالثا، وخلل شعر رأسك ولحيتك، وأوصل الماء إلى معاطف البدن ومنابت
الشعر ما خفف منه وما كثف.
ketika
selesai dari wudhu siramkanlah air ke kepalamu 3 kali dan saat itu
engkau berniat menghilangkan hadas dari janabat, kemudian siramkanlah
air ke sebelah tubuhmu yg kanan 3 kali, kemudian sebelah yg kiri 3 kali
jg, kemudian sebelah yg depan dan jg belakangnya badanmu 3 kali.
sela2i
lah rambut kepalamu dan jg jenggotmu, sampaikanlah airnya ke lipatan2
badan dan jg tempat tumbuhnya rambut yg tipis maupun rambut yg tebal.
واحذر أن تمس ذكرك بعد الوضوء فإن أصابته يدك فأعد الوضوء.والفريض من جملة ذلك كله: النية، وإزالة النجاسة، واستيعاب البدن بالغسل.
berhati hatilah dari tersentuhnya dzakarmu setelah wudhu, jk tanganmu menyentuhnya mk ulangilah wudhumu.
yg di wajibkan dlm mandi tsb adalah : niat, menghilangkan najis, dan meratakan air keseluruh badan.
وفرض
الوضوء: غسل الوجه واليدين مع المرفقين، ومسح بعض الرأس، وغسل الرجلين إلى
الكعبين مرة، مع النية والترتيب.وما عداها سنن مؤكدة فضلها كثير، وثوابها
جزيل والمتهاون بها خاسر، بل هو بأصل فرائضه مخاطر، فإن النوافل جوابر
للفرائض.
yg
diwajibkan dlm wudhu adalah : membasuh wajah, membasuh kedua tangan
beserta ke dua sikunya, mengusap sebagian kepala,membasuh kedua kaki
beserta kedua mata kakinya, semuanya sekali, beserta niat dan tartib
(urut)dan yg selain hal tsb hukumnya sunnah muakkad dan fadhilahnya
banyak serta berpahala besar, yg menganggapnya enteng akan rugi, bahkan
kesunahan tsb hampir mendekati asalnya kewajiban, karena sesungguhnya yg
sunnah2 itu utk menambal yg fardhu2.
B. Bagian Kedua: Menghindari Maksiat
Oleh karena itu,
peliharalah semua anggota badanmu dari maksiat, khususnya tujuh anggota badanmu
karena neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Masing-masing mereka mempunyai bagian tersendiri.
Yang masuk ke dalam pintu-pintu neraka Jahannam itu adalah mereka yang bermaksiat kepada Allah Swt.
dengan tujuh anggota badan tersebut, yaitu mata, telinga, lidah, perut,
kemaluan, tangan, dan kaki.
Mata diciptakan
agar bisa memberi petunjuk padamu
di waktu gelap, agar bisa kau pergunakan pada saat diperlukan, agar dengannya
engkau melihat semua
keajaiban langit dan bumi, dan agar engkau bisa mengambil pelajaran dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya. Maka
dari itu, peliharalah matamu itu dari empat hal: melihat yang bukan mahram-nya, melihat gambar
bagus dengar syahwat, melihat seorang muslim dengan pandangan meremehkan, serta melihat aib seorang
muslim.
Adapun telinga,
maka peliharalah ia agar tidak mendengar bidah, gibah, perkataan keji, takut
pada kebatilan, atau kejelekan orang. Telinga tersebut diciptakan untukmu agar engkau bisa mendengar kalam
Allah Swt, sunah Rasulullah
Saw, dan kata hikmah para wali serta agar engkau bisa mempergunakannya untuk
bisa menggapai surga yang
penuh kenikmatan, kekal abadi
di sisi Tuhan Penguasa alam semesta. Jika engkau mempergunakan telinga tersebut pada sesuatu
yang dibenci ia akan menjadi beban atau musuh bagimu. Begitu pula ia akan berbalik arah dari yang
seharusnya bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan, menjadi mengantarkanmu menuju
kehancuran. Ini benar-benar merupakan kerugian. Jangan engkau mengira bahwa
dosanya hanya dibebankan
kepada si pembicara, sedangkan si pendengar terbebas dari dosa. Karena, dalam
riwayat disebutkan, pendengar adalah sekutu bagi yang berbicara. Ia adalah
salah satu pihak dari dua orang yang sedang bergibah
(bergunjing).
Adapun lidah,
maka ia diciptakan agar dengannya engkau bisa banyak berzikir kepada Allah Swt,
membaca Kitab Suci-Nya, memberi petunjuk kepada makhluk Allah lainnya, serta
mengungkapkan kebutuhan agama
dan duniamu yang tersimpan dalam hati. Apabila engkau mempergunakannya bukan
pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nikmat
Allah Swt. Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia
diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang dilakukan
oleh lidah. Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia
tidak menjerumuskanmu ke dalam dasar neraka. Sebuah riwayat menyebutkan,
"Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kata yang dengannya ia ingin
membuat teman-temanuya tertawa, namun karena itu ia jatuh ke dasar neraka
selama tujuh puluh musim." Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada
seorang syahid yang terbunuh di dalam peperangan pada masa Rasulullah Saw.
Lalu seseorang berkata,
"Selamat baginya yang telah memperoleh surga!" Tapi Rasul Saw.
kemudian bersabda, "Dari mana engkau tahu? Barangkali ia pernah mengatakan
sesuatu yang tak berguna dan bakhil terhadap sesuatu yang takkan pernah mencukupinya." Maka,
peliharalah lidahmu dari delapan
perkara:
Pertama:
berdusta. Jagalah lidahmu agar jangan sampai berdusta baik dalam keadaan yang serius maupun bercanda. Jangan
kau biasakan dirimu berdusta dalam canda
karena hal itu akan mendorongmu untuk berdusta dalam hal yang bersifat serius. Berdusta termasuk induk dosa-dosa besar. Kemudian,
jika engkau dikenal mempunyai sifat
seperti itu (pendusta) maka orang tak akan percaya pada perkataanmu dan untuk
selanjutnya engkau akan hina dan dipandang sebelah mata. Apabila engkau ingin
mengetahui busuknya perkataan dusta yang ada pada dirimu, maka lihatlah
perkataan dusta yang dilakukan orang lain serta bagaimana engkau membenci,
meremehkan, dan tidak menyukainya. Lakukanlah hal semacam itu pada semua aib
dirimu. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui aibmu lewat dirimu sendiri tapi
lewat orang lain. Apa yang kau benci dari orang lain, pasti juga orang lain
membencinya darimu. Oleh karenanya, jangan kau biarkan hal itu ada pada
dirimu.
Kedua: menyalahi
janji. Engkau tak boleh menjanjikan sesuatu tapi kemudian tidak menepatinya.
Hendaknya engkau berbuat baik kepada manusia dalam bentuk tingkah laku, bukan
dalam bentuk perkataan. Jika engkau terpaksa harus berjanji, jangan sampai kau
ingkari janji tersebut, kecuali jika engkau betul-betul tak berdaya atau ada
halangan darurat. Sebab, menyalahi janji merupakan salah satu dari tanda-tanda nifak dan buruknya akhlak. Nabi
Saw. bersabda, "Ada tiga hal, yang jika ada di antara kalian yang jatuh ke
dalamnya maka ia termasuk munafik, walaupun ia puasa dan salat. Yaitu, jika
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia
berkhianat."
Ketiga: gibah
(menggunjing). Peliharalah lidahmu dari menggunjing orang. Dalam Islam, orang
yang melakukan perbuatan tersebut lebih hebat daripada tiga puluh orang
pezina. Begitulah yang terdapat dalam riwayat. Makna gibah adalah membicarakan
seseorang dengan sesuatu yang ia benci jika ia mendengarnya. Jika hal itu
engkau lakukan, maka engkau adalah orang yang telah melakukan gibah dan aniaya,
walaupun engkau berkata benar. Hindarilah untuk menggunjing secara halus. Yaitu,
misalnya engkau nyatakan maksudmu secara tidak Iangsung dengan berkata, "Semoga Allah memperbaiki orang itu. Sungguh tindakannya
sangat buruk padaku. Kita meminta kepada Allah agar Dia memperbaiki kita dan
dia." Di sini terkumpul dua hal yang buruk, yaitu gibah (karena dari
pernyataanya kita bisa memahami hal itu) dan merasa bahwa diri sendiri bersih
tidak bersalah. Tapi, jika engkau benar-benar bermaksud mendoakannya, maka
berdoalah secara rahasia jika engkau merasa berduka dengan perbuatannya. Dengan
demikian, jelaslah bahwa engkau tak ingin membuka rahasia dan aibnya. Kalau
engkau menampakkan dukamu karena aibnya, berarti engkau sedang membuka aibnya.
Cukuplah firman Allah Swt. ini menghalangimu dari gibah, "Jangan sebagian
kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian
senang memakan daging
saudaranya yang sudah mati. Pasti kalian tidak menyukainya" (Q.S.
al-Hujurat: 12).
Allah
mengibaratkanmu dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika engkau menghindari perbuatan tersebut. Jika engkau mau merenung,
engkau tak akan menggunjing sesama muslim. Lihatlah pada dirimu, apakah dirimu itu mempunyai aib, baik yang
tampak secara lahiriah maupun yang tersembunyi? Apakah engkau sudah
meninggalkan maksiat, baik secara rahasia maupun terang-terangan? Jika engkau
menyadari hal itu, ketahuilah bahwa ketidakberdayaan seseorang untuk
menghindari apa yang kau nisbatkan
padanya sama seperti ketidakberdayaanmu. Sebagaimana engkau tidak suka jika
kejelekanmu disebutkan, ia
juga demikian. Apabila engkau mau menutupi aibnya, niscaya Allah akan menutupi
aibmu. Tapi apabila engkau membuka aibnya, Allah akan jadikan lidah-lidah yang tajam mencabik-cabik
kehormatanmu di dunia, lalu Allah akan membuka aibmu di akhirat di hadapan para
makhluk-Nya pada hari kiamat. Apabila engkau melihat lahir dan batinmu lalu
engkau tidak menemukan aib dan kekurangan,
baik dari aspek agama maupun dunia, maka ketahuilah bahwa ketidaktahuanmu terhadap aibmu itu
merupakan kedunguan yang sangat buruk. Tak ada aib yang lebih hebat daripada
kedunguan tersebut. Sebab, jika Allah menginginkan kebaikan bagimu, niscaya
Dia akan memperlihatkan aib-aibmu.
Tapi, apabila engkau melihat dirimu dengan pandangan rida, hal itu merupakan
puncak kebodohan. Selanjutnya, jika sangkaanmu memang benar, bersyukurlah pada
Allah Swt. Jangan malah engkau rusak dengan mencela dan menghancurkan
kehormatan mereka. Sebab, hal itu merupakan aib yang paling besar.
Keempat:
mendebat orang. Karena, dengan mendebat, kita telah menyakiti, menganggap
bodoh, dan mencela orang yang kita debat. Selain itu, kita menjadi berbangga
diri serta merasa lebih pandai dan berilmu. Ia juga menghancurkan kehidupan.
Manakala engkau mendebat orang bodoh, ia akan menyakitimu. Sedangkan manakala
engkau mendebat orang pandai, ia akan membenci dan dengki padamu. Nabi Saw.
bersabda, "Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia dalam keadaan
salah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di tepi surga. Dan siapa
yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam posisi yang benar Allah akan
membangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling tinggi."
Jangan sampai
engkau tertipu oleh setan yang berkata padamu, "Tampakkan yang benar,
jangan bersikap lemah!" Sebab, setan selalu akan menjerumuskan orang dungu
kepada keburukan dalam bentuk kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan
tertawaan setan sehingga dia mengejekmu. Menampakkan kebenaran kepada mereka
yang mau menerimanya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan
dengan cara memberikan nasihat secara rahasia bukan dengan cara mendebat. Sebuah
nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika
tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang. Sehingga kebukannya lebih banyak
daripada kebaikan yang ditimhulkannya. Orang yang sering bergaul dengan para
fakih zaman ini memiliki karakter suka berdebat sehingga ia sulit diam. Sebab, para ulama su'
tersebut mengatakan padanya
bahwa berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi merupakan satu kebanggaan. Oleh karena
itu, hindarilah mereka sebagaimana engkau menghindar dari singa. Ketahuilah,
perdebatan merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.
Kelima:
mengklaim diri bersih dari dosa. Allah Swt. berfirman, "Jangan kalian
merasa suci. Dia yang lebih mengetahui siapa yang bertakwa" (Q.S.
an-Najm: 32). Sebagian ahli hikmat ditanya, "Apa itu jujur yang
buruk?" Mereka menjawab, "Seseorang yang memuji dirinya
sendiri." Janganlah engkau terbiasa demikian. Ketahuilah bahwa hal itu
akan mengurangi kehormatanmu di mata manusia dan mengakibatkan datangnya murka
Allah Swt. Jika engkau ingin membuktikan bahwa membanggakan diri tak membuat
manusia bertambah hormat padamu, lihatlah pada para kerabatmu manakala mereka
membanggakan kemuliaan, kedudukan, dan harta mereka sendiri, bagaimana hatimu
membenci mereka dan muak atas tabiat mereka. Lalu engkau mencela mereka di
belakang mereka. Jadi sadarlah bahwa mereka juga bersikap demikian ketika
engkau mulai membanggakan diri. Di dalam hatinya, mereka mencelamu dan hal itu
akan mereka ungkapkan ketika mereka tidak berada di hadapanmu.
Keenam: mencela.
Jangan sampai engkau mencela ciptaan Allah Swt, baik itu hewan, makanan,
ataupun manusia. Janganlah engkau dengan mudah memastikan seseorang yang
menghadap kiblat sebagai kafir, atau munafik. Karena, yang mengetahui semua
rahasia hanyalah Allah Swt. Oleh karena itu, jangan mencampuri urusan antara
hamba dan Allah Swt. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat engkau tak akan ditanya,
"Mengapa engkau tidak mencela si fulan? Mengapa engkau mendiamkannya?"
Bahkan, walaupun engkau tidak mencela iblis sepanjang hidupmu dan engkau
melupakannya, engkau tetap tak akan ditanya tentang hal itu serta tak akan
dituntut karenanya pada hari kiamat. Tapi, jika engkau mencela salah satu
makhluk Allah Swt. baru engkau akan dituntut. Jangan engkau mencerca sesuatu
pun dari makhluk Allah Swt. Nabi Saw. sendiri sama sekali tidak pernah mencela
makanan yang tidak enak. Jika beliau berselera dengan sesuatu, beliau memakannya.
Jika tidak, beliau tinggalkan.
Ketujuh:
mendoakan keburukan bagi orang lain. Peliharalah lidahmu untuk tidak mendoakan
keburukan bagi suatu makhluk Allah Swt. Jika ia telah berbuat aniaya padamu,
maka serahkan urusannya pada Allah Swt. Dalam sebuah hadis disebutkan,
"Seorang yang dianiaya mendoakan keburukan bagi yang menganiaya dirinya
sehingga menjadi imbang, kemudian yang menganiaya masih memiliki satu
kelebihan yang bisa ia tuntut kepadanya pada hari kiamat." Sebagian orang
terus mendoakan keburukan bagi Hajjaj sehingga sebagian salaf berkata,
"Allah menghukum orang-orang yang telah mencela Hajjaj untuknya,
sebagaimana Allah menghukum Hajjaj untuk orang yang telah ia aniaya."
Kedelapan:
bercanda, mengejek, dan menghina orang. Peliharalah lidahmu baik dalam kondisi
serius maupun canda karena ia bisa menjatuhkan kehormatan, menurunkan wibawa,
membuat risau, dan menyakiti hati. Ia juga merupakan pangkal timbulnya murka
dan marah serta dapat menanamkan benih-benih kedengkian di dalam hati. Oleh
karena itu, jangan engkau bercanda dengan seseorang dan jika ada yang bercanda
denganmu,jangan kau balas. Berpalinglah sampai mereka membicarakan hal lain.
Semua itu
merupakan cacat yang terdapat pada lidah. Yang perlu kau lakukan adalah mengasingkan diri atau senantiasa diam kecuali dalam keadaan
darurat. diceritakan bahwa
Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. meletakan
sebuah batu di mulutnya agar tidak berbicara keuali saat perlu saja. Beliau
menunjuk lidahnya lalu berkata, "Inilah yang menjadi segala sumber bagiku.
kekanglah ia sekuat tenagamu,
karena ia merupakan faktor
utama yang membuatmu celaka di dunia dan akhirat."
Adapun perut,
maka jangan kau isi ia dengan barang
haram atau syubhat. Berusahalah untuk mencari yang halal. Jika engkau telah
mendapatkan yang halal, berusahalah mengkonsumsinya tidak sampai kenyang. Sebab, perut yang kenyang bisa
membekukan hati, merusak akal, menghilangkan hafalan, memberatkan anggota
badan untuk beribadah dan menuntut ilmu, memperkuat syahwat, serta membantu
tentara setan. Jika kenyang dari makanan halal merupakan awal segala keburukan,
bagaimana jika dari yang haram? Mencari sesuatu yang halal merupakan kewajiban
bagi setiap muslim. Beribadah dan menuntut ilmu yang disertai mengkonsumsi
makanan haram seperti membangun di atas kotoran hewan. Apabila engkau merasa
cukup selama setahun memakai baju yang kasar, lalu selama sehari semalam
memakan dua potong roti garing, lalu engkau tidak menikmati apa yang lezat bagi
manusia, maka engkau tak butuh pada yang lain. Barang yang halal sangat banyak.
Engkau tidak perlu meyakinkan dirimu dengan menyelidiki hal-hal yang
tersembunyi. Tapi engkau harus menjaga diri dari yang sudah jelas kau ketahui
bahwa itu adalah haram. Atau setelah dilihat dari ciri-ciri yang terkait
dengan harta tersebut, engkau bisa menduga bahwa itu adalah haram. Apayang
sudah diketahui tampak jelas secara lahir, sementara yang bersifat dugaan
tampak dengan adanya ciriciri. Misalnya harta penguasa dan para pekerjanya,
harta orang yang tak bekerja kecuali dengan cara menjual khamar, riba, judi,
dan sebagainya. Jika engkau tahu bahwa sebagian besar hartanya adalah haram, maka
apa yang kau terima darinya, walaupun mungkin halal, ia termasuk haram karena
adanya dugaan yang kuat tadi. Yang jelas-jelas haram adalah memakan harta wakaf
tanpa izin atau syarat dari si pemberi wakaf. Siapa yang melakukan maksiat,
kesaksiannya tertolak, dan wakaf atau apa pun yang ia terima atas nama kesufian
adalah haram.
Kami telah
menyebutkan hal-hal yang terkait dengan masalah syubhat, halal, dan haram dalam
satu kajian tersendiri pada kitab Ihya Ulumiddin. Pelajarilah kitab tersebut
karena mengetahui yang halal dan haram wajib hukumnya bagi setiap muslim
sebagaimana salat lima waktu.
Adapun kemaluan,
peliharalah ia dari semua yang diharamkan Allah. Jadilah sebagaimana yang
disebutkan Allah Swt, "Mereka yang menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau sahaya yang mereka miliki, maka mereka tak dapat
dicela" (Q.S. al-Mukminun: 5-6). Engkau baru bisa menjaga kemaluan dengan
menjaga pandangan mata, menjaga hati untuk tidak merenungkannya, serta
menjaga perut dari yang syubhat dan dari rasa kenyang. Karena, semua itu
merupakan penggerak dan tempat tumbuhnya syahwat.
Kedua tangan,
harus engkau pelihara agar ia tidak kau jadikan alat untuk memukul seorang
rnuslim, untuk mendapat harta haram, untuk menyakiti sesama makhluk, untuk berkhianat terhadap amanat dan titipan,
serta untuk menuliskan sesuatu yang tak boleh diucapkan karena pena merupakan
lidah pula. Oleh karena itu,peliharalah pena tersebut sebagaimana engkau
menjaga lidah.
Janganlah engkau
pergunakan kedua kaki untuk menuju pintu seorang penguasa lalim. Sebab,
berjalan menuju para penguasa lalim tanpa ada keperluan merupakan maksiat yang
besar karena berarti ia bersikap tawadu dan memuliakan mereka yang telah
berbuat lalirn. Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk berpaling dari
mereka dalam firman-Nya yang berbunyi, "Janganlah kalian condong kepada
mereka yang telah berbuat lalim, niscaya kalian tersentuh api neraka dan kalian
tidak mempunyai penolong selain Allah. Lalu kalian tidak ditolong" (QS.
Hud: 113). Jika engkau pergi menemui mereka untuk mendapat harta, berarti
engkau berusaha meraih sesuatu yang haram. Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang
bersikap merendah kepada orang kaya, sepertiga agamanya telah hilang." ini terhadap orang kaya yang saleh,
lalu bagaimana merendah terhadap orang kaya yang lalim?
Ringkasnya,
ketika engkau bergerak dan diam dengan anggota badanmu, itu semua merupakan
nikmat Allah Swt. Maka dari itu, janganlah engkau menggerakkan anggota badanmu
dalam rangka maksiat kepada Allah. Tetapi pergunakanlah untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah, jika engkau tak patuh maka bencananya akan kembali padamu,
sementara jika kamu mau menanam, maka buahnya akan menjadi milikmu. Adapun
Allah, Dia tak butuh padamu dan tak butuh pada amal perbuatanmu. Setiap jiwa
tergantung pada amal perbuatannya. Jangan sampai engkau berkata, "Allah
Maha Pemurah Dan Maha Penyayang. Dia Maha Mengampuni dosa mereka yang
bermaksiat." Ini merupakan ungkapan yang benar tapi ditujukan pada sesuatu
yang batil. Orang yang mengucapkannya termasuk dungu seperti kata Rasul Saw.,
"Orang yang cerdik adalah yang bisa menundukkan hawa nafsunya dan beramal
untuk hari sesudah mati. Sedangkan
orang yang dungu adalah yang mengikuti
hawa nafsunya dan
berangan-angan kepada Allah”.
Ketahuilah bahwa ucapanmu itu seperti ucapan seseorang
yang ingin menjadi fakih dalam ilmu agama tanpa mau belajar, tapi justru sibuk
dengan sesuatu yang batil lalu berkata, "Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Dia Maha berkuasa untuk mencurahkan ke dalam hatiku berbagai ilmu yang Dia tanamkan di hati para nabi dan
wali-Nya tanpa usaha dan
belajar." Itu seperti ucapan orang yang menginginkan harta, tapi tak mau
menanam, berdagang, atau
berusaha kemudian berujar, “ Allah Maha Pemurah. Dia memiliki
kekayaan langit dan bumi. Dia Maha Berkuasa untuk memberikan kepadaku sebagian
dari khazanah kekayaan-Nya sehingga
aku tak perlu bekerja. Hal itu telah Dia lakukan kepada para hamba-Nya." Jika engkau
mendengar ucapan kedua orang di atas, engkau pasti menganggap kedua orang itu
bodoh dan engkau pasti mengejeknya
walaupun sifat pemurah dan kuasa Allah yang ia sebutkan benar. Demikian
pula, Orang-orang yang alim dalam bidang-bidang agama
akan menertawakanmu jika engkau menuntut
ampunan tanpa ada usaha. Allah Swt. berfirman, "Bagi manusia apa yang ia
usahakan" (Q.S. an-Najm: 39), "Kaliaan dibalas sesuai dengan amal perbuatan kalian" (Q.S. ath-Thar: 16), "Orang-orang
abrar (berbuat baik) berada dalam kenikmatan sedangkan mereka yang selalu
berbuat dosa berada di neraka
Jahim" (Q.S. al-Infithar:
13-14).
Apabila engkau tetap menuntut ilmu dan mencari
harta dengan bersandar pada kemurahan-Nya serta terus membekali diri untuk
akhirat, maka Tuhan Pemelihara dunia dan akhirat adalah satu. Dia Maha Pemurah dan Penyayang baik
di dunia maupun di akhirat.
Ketaatanmu tidak membuat-Nya bertambah pemurah. Hanya saja, kemurahan-Nya adalah Dia memudahkan jalan menuju negeri kenikmatan yang abadi dan kekal dengan senantisa sabar dalam meninggalkan
syahwat selama beberapa saat. Ini merupakan puncak kemurahan. Jangan engkau rusak dirimu dengan ajaran
jahat para pengangguran. Ikutilah para nabi dan orang-orang saleh. Jangan
engkau terlalu berharap bisa memanen sesuatu yang tak kau tanam. Sedangkan
orang yang berpuasa, salat, berjihad, serta bertakwa, semoga ia diampuni.
Ini adalah
beberapa hal yang patut dipelihara oleh anggota badanmu. Engkau juga harus
membersihkan hatimu karena ia merupakan bentuk ketakwaan secara batin. Hati
adalah segumpal daging yang jika baik maka seluruh badan menjadi baik. Tapi
jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh badan menjadi rusak. Berusahalah
untuk memperbaiki hatimu itu agar seluruh anggota badanmu juga baik. Hati
menjadi baik dengan selalu merasakan kehadiran Allah.
Seputar Maksiat Hati
Ketahuilah,
bahwa agama Islam terdiri atas dua bagian: meninggalkan apa yang dilarang dan
melakukan amal ketaatan. Meninggalkan apa yang dilarang jauh lebih sulit karena
melakukan amal ketaatan dapat dilakukan setiap orang, sedangkan meninggalkan
syahwat hanya bisa diwujudkan oleh mereka yang tergolong shiddiqun.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW.
bersabda, "Orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan keburukan,
sedangkan orang yang berjihad adalah yang berjuang melawan hawa nafsunya."
Ketahuilah bahwa ketika engkau bermaksiat sesungguhnya engkau melakukan maksiat
tersebut dengan anggota badanmu padahal ia merupakan nikmat dan amanat Allah
yang diberikan kepadamu. Mempergunakan nikmat Allah dalam rangkat bermaksiat
kepada-Nya adalah puncak kekufuran. Dan berkhianat terhadap amanat yang dititipkan
Allah kepadamu betul-betul merupakan perbuatan yang melampaui batas. Anggota
badanmu adalah rakyat atau gembalaanmu, maka perhatikan dengan baik bagaimana
kamu menggembalakan mereka. Masing-masing kalian adalah pemimpin dan setiap
pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Sadarlah bahwa semua anggota
badanmu akan menjadi saksi atasmu pada hari kiamat dengan lidah yang fasih. Ia
akan menyingkap rahasiamu di hadapan semua makhluk. Allah Swt. berfirman,
"Pada hari dimana lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas perbuatan yang kalian lakukan" (Q.S. an-Nur: 24) Allah Swt
berfirman, "Pada hari ini, Kami tutup mulut
mereka sedangkan tangan mereka berbicara pada Kami dan kaki mereka menjadi saksi atas apa
yang mereka kerjakan" (Q.S. Yasin: 65).
Oleh karena itu,
peliharalah semua anggota badanmu dari maksiat, khususnya tujuh anggota badanmu
karena neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Masing-masing mereka mempunyai bagian tersendiri.
Yang masuk ke dalam pintu-pintu neraka Jahannam itu adalah mereka yang bermaksiat kepada Allah Swt.
dengan tujuh anggota badan tersebut, yaitu mata, telinga, lidah, perut,
kemaluan, tangan, dan kaki.
Mata diciptakan
agar bisa memberi petunjuk padamu
di waktu gelap, agar bisa kau pergunakan pada saat diperlukan, agar dengannya
engkau melihat semua
keajaiban langit dan bumi, dan agar engkau bisa mengambil pelajaran dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya. Maka
dari itu, peliharalah matamu itu dari empat hal: melihat yang bukan mahram-nya, melihat gambar
bagus dengar syahwat, melihat seorang muslim dengan pandangan meremehkan, serta melihat aib seorang
muslim.
Adapun telinga,
maka peliharalah ia agar tidak mendengar bidah, gibah, perkataan keji, takut
pada kebatilan, atau kejelekan orang. Telinga tersebut diciptakan untukmu agar engkau bisa mendengar kalam
Allah Swt, sunah Rasulullah
Saw, dan kata hikmah para wali serta agar engkau bisa mempergunakannya untuk
bisa menggapai surga yang
penuh kenikmatan, kekal abadi
di sisi Tuhan Penguasa alam semesta. Jika engkau mempergunakan telinga tersebut pada sesuatu
yang dibenci ia akan menjadi beban atau musuh bagimu. Begitu pula ia akan berbalik arah dari yang
seharusnya bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan, menjadi mengantarkanmu menuju
kehancuran. Ini benar-benar merupakan kerugian. Jangan engkau mengira bahwa
dosanya hanya dibebankan
kepada si pembicara, sedangkan si pendengar terbebas dari dosa. Karena, dalam
riwayat disebutkan, pendengar adalah sekutu bagi yang berbicara. Ia adalah
salah satu pihak dari dua orang yang sedang bergibah
(bergunjing).
Adapun lidah,
maka ia diciptakan agar dengannya engkau bisa banyak berzikir kepada Allah Swt,
membaca Kitab Suci-Nya, memberi petunjuk kepada makhluk Allah lainnya, serta
mengungkapkan kebutuhan agama
dan duniamu yang tersimpan dalam hati. Apabila engkau mempergunakannya bukan
pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nikmat
Allah Swt. Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia
diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang dilakukan
oleh lidah. Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia
tidak menjerumuskanmu ke dalam dasar neraka. Sebuah riwayat menyebutkan,
"Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kata yang dengannya ia ingin
membuat teman-temanuya tertawa, namun karena itu ia jatuh ke dasar neraka
selama tujuh puluh musim." Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada
seorang syahid yang terbunuh di dalam peperangan pada masa Rasulullah Saw.
Lalu seseorang berkata,
"Selamat baginya yang telah memperoleh surga!" Tapi Rasul Saw.
kemudian bersabda, "Dari mana engkau tahu? Barangkali ia pernah mengatakan
sesuatu yang tak berguna dan bakhil terhadap sesuatu yang takkan pernah mencukupinya." Maka,
peliharalah lidahmu dari delapan
perkara:
Pertama:
berdusta. Jagalah lidahmu agar jangan sampai berdusta baik dalam keadaan yang serius maupun bercanda. Jangan
kau biasakan dirimu berdusta dalam canda
karena hal itu akan mendorongmu untuk berdusta dalam hal yang bersifat serius. Berdusta termasuk induk dosa-dosa besar. Kemudian,
jika engkau dikenal mempunyai sifat
seperti itu (pendusta) maka orang tak akan percaya pada perkataanmu dan untuk
selanjutnya engkau akan hina dan dipandang sebelah mata. Apabila engkau ingin
mengetahui busuknya perkataan dusta yang ada pada dirimu, maka lihatlah
perkataan dusta yang dilakukan orang lain serta bagaimana engkau membenci,
meremehkan, dan tidak menyukainya. Lakukanlah hal semacam itu pada semua aib
dirimu. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui aibmu lewat dirimu sendiri tapi
lewat orang lain. Apa yang kau benci dari orang lain, pasti juga orang lain
membencinya darimu. Oleh karenanya, jangan kau biarkan hal itu ada pada
dirimu.
Kedua: menyalahi
janji. Engkau tak boleh menjanjikan sesuatu tapi kemudian tidak menepatinya.
Hendaknya engkau berbuat baik kepada manusia dalam bentuk tingkah laku, bukan
dalam bentuk perkataan. Jika engkau terpaksa harus berjanji, jangan sampai kau
ingkari janji tersebut, kecuali jika engkau betul-betul tak berdaya atau ada
halangan darurat. Sebab, menyalahi janji merupakan salah satu dari tanda-tanda nifak dan buruknya akhlak. Nabi
Saw. bersabda, "Ada tiga hal, yang jika ada di antara kalian yang jatuh ke
dalamnya maka ia termasuk munafik, walaupun ia puasa dan salat. Yaitu, jika
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia
berkhianat."
Ketiga: gibah
(menggunjing). Peliharalah lidahmu dari menggunjing orang. Dalam Islam, orang
yang melakukan perbuatan tersebut lebih hebat daripada tiga puluh orang
pezina. Begitulah yang terdapat dalam riwayat. Makna gibah adalah membicarakan
seseorang dengan sesuatu yang ia benci jika ia mendengarnya. Jika hal itu
engkau lakukan, maka engkau adalah orang yang telah melakukan gibah dan aniaya,
walaupun engkau berkata benar. Hindarilah untuk menggunjing secara halus. Yaitu,
misalnya engkau nyatakan maksudmu secara tidak Iangsung dengan berkata, "Semoga Allah memperbaiki orang itu. Sungguh tindakannya
sangat buruk padaku. Kita meminta kepada Allah agar Dia memperbaiki kita dan
dia." Di sini terkumpul dua hal yang buruk, yaitu gibah (karena dari
pernyataanya kita bisa memahami hal itu) dan merasa bahwa diri sendiri bersih
tidak bersalah. Tapi, jika engkau benar-benar bermaksud mendoakannya, maka
berdoalah secara rahasia jika engkau merasa berduka dengan perbuatannya. Dengan
demikian, jelaslah bahwa engkau tak ingin membuka rahasia dan aibnya. Kalau
engkau menampakkan dukamu karena aibnya, berarti engkau sedang membuka aibnya.
Cukuplah firman Allah Swt. ini menghalangimu dari gibah, "Jangan sebagian
kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian
senang memakan daging
saudaranya yang sudah mati. Pasti kalian tidak menyukainya" (Q.S.
al-Hujurat: 12).
Allah
mengibaratkanmu dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika engkau menghindari perbuatan tersebut. Jika engkau mau merenung,
engkau tak akan menggunjing sesama muslim. Lihatlah pada dirimu, apakah dirimu itu mempunyai aib, baik yang
tampak secara lahiriah maupun yang tersembunyi? Apakah engkau sudah
meninggalkan maksiat, baik secara rahasia maupun terang-terangan? Jika engkau
menyadari hal itu, ketahuilah bahwa ketidakberdayaan seseorang untuk
menghindari apa yang kau nisbatkan
padanya sama seperti ketidakberdayaanmu. Sebagaimana engkau tidak suka jika
kejelekanmu disebutkan, ia
juga demikian. Apabila engkau mau menutupi aibnya, niscaya Allah akan menutupi
aibmu. Tapi apabila engkau membuka aibnya, Allah akan jadikan lidah-lidah yang tajam mencabik-cabik
kehormatanmu di dunia, lalu Allah akan membuka aibmu di akhirat di hadapan para
makhluk-Nya pada hari kiamat. Apabila engkau melihat lahir dan batinmu lalu
engkau tidak menemukan aib dan kekurangan,
baik dari aspek agama maupun dunia, maka ketahuilah bahwa ketidaktahuanmu terhadap aibmu itu
merupakan kedunguan yang sangat buruk. Tak ada aib yang lebih hebat daripada
kedunguan tersebut. Sebab, jika Allah menginginkan kebaikan bagimu, niscaya
Dia akan memperlihatkan aib-aibmu.
Tapi, apabila engkau melihat dirimu dengan pandangan rida, hal itu merupakan
puncak kebodohan. Selanjutnya, jika sangkaanmu memang benar, bersyukurlah pada
Allah Swt. Jangan malah engkau rusak dengan mencela dan menghancurkan
kehormatan mereka. Sebab, hal itu merupakan aib yang paling besar.
Keempat:
mendebat orang. Karena, dengan mendebat, kita telah menyakiti, menganggap
bodoh, dan mencela orang yang kita debat. Selain itu, kita menjadi berbangga
diri serta merasa lebih pandai dan berilmu. Ia juga menghancurkan kehidupan.
Manakala engkau mendebat orang bodoh, ia akan menyakitimu. Sedangkan manakala
engkau mendebat orang pandai, ia akan membenci dan dengki padamu. Nabi Saw.
bersabda, "Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia dalam keadaan
salah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di tepi surga. Dan siapa
yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam posisi yang benar Allah akan
membangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling tinggi."
Jangan sampai
engkau tertipu oleh setan yang berkata padamu, "Tampakkan yang benar,
jangan bersikap lemah!" Sebab, setan selalu akan menjerumuskan orang dungu
kepada keburukan dalam bentuk kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan
tertawaan setan sehingga dia mengejekmu. Menampakkan kebenaran kepada mereka
yang mau menerimanya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan
dengan cara memberikan nasihat secara rahasia bukan dengan cara mendebat. Sebuah
nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika
tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang. Sehingga kebukannya lebih banyak
daripada kebaikan yang ditimhulkannya. Orang yang sering bergaul dengan para
fakih zaman ini memiliki karakter suka berdebat sehingga ia sulit diam. Sebab, para ulama su'
tersebut mengatakan padanya
bahwa berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi merupakan satu kebanggaan. Oleh karena
itu, hindarilah mereka sebagaimana engkau menghindar dari singa. Ketahuilah,
perdebatan merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.
Kelima:
mengklaim diri bersih dari dosa. Allah Swt. berfirman, "Jangan kalian
merasa suci. Dia yang lebih mengetahui siapa yang bertakwa" (Q.S.
an-Najm: 32). Sebagian ahli hikmat ditanya, "Apa itu jujur yang
buruk?" Mereka menjawab, "Seseorang yang memuji dirinya
sendiri." Janganlah engkau terbiasa demikian. Ketahuilah bahwa hal itu
akan mengurangi kehormatanmu di mata manusia dan mengakibatkan datangnya murka
Allah Swt. Jika engkau ingin membuktikan bahwa membanggakan diri tak membuat
manusia bertambah hormat padamu, lihatlah pada para kerabatmu manakala mereka
membanggakan kemuliaan, kedudukan, dan harta mereka sendiri, bagaimana hatimu
membenci mereka dan muak atas tabiat mereka. Lalu engkau mencela mereka di
belakang mereka. Jadi sadarlah bahwa mereka juga bersikap demikian ketika
engkau mulai membanggakan diri. Di dalam hatinya, mereka mencelamu dan hal itu
akan mereka ungkapkan ketika mereka tidak berada di hadapanmu.
Keenam: mencela.
Jangan sampai engkau mencela ciptaan Allah Swt, baik itu hewan, makanan,
ataupun manusia. Janganlah engkau dengan mudah memastikan seseorang yang
menghadap kiblat sebagai kafir, atau munafik. Karena, yang mengetahui semua
rahasia hanyalah Allah Swt. Oleh karena itu, jangan mencampuri urusan antara
hamba dan Allah Swt. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat engkau tak akan ditanya,
"Mengapa engkau tidak mencela si fulan? Mengapa engkau mendiamkannya?"
Bahkan, walaupun engkau tidak mencela iblis sepanjang hidupmu dan engkau
melupakannya, engkau tetap tak akan ditanya tentang hal itu serta tak akan
dituntut karenanya pada hari kiamat. Tapi, jika engkau mencela salah satu
makhluk Allah Swt. baru engkau akan dituntut. Jangan engkau mencerca sesuatu
pun dari makhluk Allah Swt. Nabi Saw. sendiri sama sekali tidak pernah mencela
makanan yang tidak enak. Jika beliau berselera dengan sesuatu, beliau memakannya.
Jika tidak, beliau tinggalkan.
Ketujuh:
mendoakan keburukan bagi orang lain. Peliharalah lidahmu untuk tidak mendoakan
keburukan bagi suatu makhluk Allah Swt. Jika ia telah berbuat aniaya padamu,
maka serahkan urusannya pada Allah Swt. Dalam sebuah hadis disebutkan,
"Seorang yang dianiaya mendoakan keburukan bagi yang menganiaya dirinya
sehingga menjadi imbang, kemudian yang menganiaya masih memiliki satu
kelebihan yang bisa ia tuntut kepadanya pada hari kiamat." Sebagian orang
terus mendoakan keburukan bagi Hajjaj sehingga sebagian salaf berkata,
"Allah menghukum orang-orang yang telah mencela Hajjaj untuknya,
sebagaimana Allah menghukum Hajjaj untuk orang yang telah ia aniaya."
Kedelapan:
bercanda, mengejek, dan menghina orang. Peliharalah lidahmu baik dalam kondisi
serius maupun canda karena ia bisa menjatuhkan kehormatan, menurunkan wibawa,
membuat risau, dan menyakiti hati. Ia juga merupakan pangkal timbulnya murka
dan marah serta dapat menanamkan benih-benih kedengkian di dalam hati. Oleh
karena itu, jangan engkau bercanda dengan seseorang dan jika ada yang bercanda
denganmu,jangan kau balas. Berpalinglah sampai mereka membicarakan hal lain.
Semua itu
merupakan cacat yang terdapat pada lidah. Yang perlu kau lakukan adalah mengasingkan diri atau senantiasa diam kecuali dalam keadaan
darurat. diceritakan bahwa
Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. meletakan
sebuah batu di mulutnya agar tidak berbicara keuali saat perlu saja. Beliau
menunjuk lidahnya lalu berkata, "Inilah yang menjadi segala sumber bagiku.
kekanglah ia sekuat tenagamu,
karena ia merupakan faktor
utama yang membuatmu celaka di dunia dan akhirat."
Adapun perut,
maka jangan kau isi ia dengan barang
haram atau syubhat. Berusahalah untuk mencari yang halal. Jika engkau telah
mendapatkan yang halal, berusahalah mengkonsumsinya tidak sampai kenyang. Sebab, perut yang kenyang bisa
membekukan hati, merusak akal, menghilangkan hafalan, memberatkan anggota
badan untuk beribadah dan menuntut ilmu, memperkuat syahwat, serta membantu
tentara setan. Jika kenyang dari makanan halal merupakan awal segala keburukan,
bagaimana jika dari yang haram? Mencari sesuatu yang halal merupakan kewajiban
bagi setiap muslim. Beribadah dan menuntut ilmu yang disertai mengkonsumsi
makanan haram seperti membangun di atas kotoran hewan. Apabila engkau merasa
cukup selama setahun memakai baju yang kasar, lalu selama sehari semalam
memakan dua potong roti garing, lalu engkau tidak menikmati apa yang lezat bagi
manusia, maka engkau tak butuh pada yang lain. Barang yang halal sangat banyak.
Engkau tidak perlu meyakinkan dirimu dengan menyelidiki hal-hal yang
tersembunyi. Tapi engkau harus menjaga diri dari yang sudah jelas kau ketahui
bahwa itu adalah haram. Atau setelah dilihat dari ciri-ciri yang terkait
dengan harta tersebut, engkau bisa menduga bahwa itu adalah haram. Apayang
sudah diketahui tampak jelas secara lahir, sementara yang bersifat dugaan
tampak dengan adanya ciriciri. Misalnya harta penguasa dan para pekerjanya,
harta orang yang tak bekerja kecuali dengan cara menjual khamar, riba, judi,
dan sebagainya. Jika engkau tahu bahwa sebagian besar hartanya adalah haram, maka
apa yang kau terima darinya, walaupun mungkin halal, ia termasuk haram karena
adanya dugaan yang kuat tadi. Yang jelas-jelas haram adalah memakan harta wakaf
tanpa izin atau syarat dari si pemberi wakaf. Siapa yang melakukan maksiat,
kesaksiannya tertolak, dan wakaf atau apa pun yang ia terima atas nama kesufian
adalah haram.
Kami telah
menyebutkan hal-hal yang terkait dengan masalah syubhat, halal, dan haram dalam
satu kajian tersendiri pada kitab Ihya Ulumiddin. Pelajarilah kitab tersebut
karena mengetahui yang halal dan haram wajib hukumnya bagi setiap muslim
sebagaimana salat lima waktu.
Adapun kemaluan,
peliharalah ia dari semua yang diharamkan Allah. Jadilah sebagaimana yang
disebutkan Allah Swt, "Mereka yang menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau sahaya yang mereka miliki, maka mereka tak dapat
dicela" (Q.S. al-Mukminun: 5-6). Engkau baru bisa menjaga kemaluan dengan
menjaga pandangan mata, menjaga hati untuk tidak merenungkannya, serta
menjaga perut dari yang syubhat dan dari rasa kenyang. Karena, semua itu
merupakan penggerak dan tempat tumbuhnya syahwat.
Kedua tangan,
harus engkau pelihara agar ia tidak kau jadikan alat untuk memukul seorang
rnuslim, untuk mendapat harta haram, untuk menyakiti sesama makhluk, untuk berkhianat terhadap amanat dan titipan,
serta untuk menuliskan sesuatu yang tak boleh diucapkan karena pena merupakan
lidah pula. Oleh karena itu,peliharalah pena tersebut sebagaimana engkau
menjaga lidah.
Janganlah engkau
pergunakan kedua kaki untuk menuju pintu seorang penguasa lalim. Sebab,
berjalan menuju para penguasa lalim tanpa ada keperluan merupakan maksiat yang
besar karena berarti ia bersikap tawadu dan memuliakan mereka yang telah
berbuat lalirn. Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk berpaling dari
mereka dalam firman-Nya yang berbunyi, "Janganlah kalian condong kepada
mereka yang telah berbuat lalim, niscaya kalian tersentuh api neraka dan kalian
tidak mempunyai penolong selain Allah. Lalu kalian tidak ditolong" (QS.
Hud: 113). Jika engkau pergi menemui mereka untuk mendapat harta, berarti
engkau berusaha meraih sesuatu yang haram. Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang
bersikap merendah kepada orang kaya, sepertiga agamanya telah hilang." ini terhadap orang kaya yang saleh,
lalu bagaimana merendah terhadap orang kaya yang lalim?
Ringkasnya,
ketika engkau bergerak dan diam dengan anggota badanmu, itu semua merupakan
nikmat Allah Swt. Maka dari itu, janganlah engkau menggerakkan anggota badanmu
dalam rangka maksiat kepada Allah. Tetapi pergunakanlah untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah, jika engkau tak patuh maka bencananya akan kembali padamu,
sementara jika kamu mau menanam, maka buahnya akan menjadi milikmu. Adapun
Allah, Dia tak butuh padamu dan tak butuh pada amal perbuatanmu. Setiap jiwa
tergantung pada amal perbuatannya. Jangan sampai engkau berkata, "Allah
Maha Pemurah Dan Maha Penyayang. Dia Maha Mengampuni dosa mereka yang
bermaksiat." Ini merupakan ungkapan yang benar tapi ditujukan pada sesuatu
yang batil. Orang yang mengucapkannya termasuk dungu seperti kata Rasul Saw.,
"Orang yang cerdik adalah yang bisa menundukkan hawa nafsunya dan beramal
untuk hari sesudah mati. Sedangkan
orang yang dungu adalah yang mengikuti
hawa nafsunya dan
berangan-angan kepada Allah”.
Ketahuilah bahwa ucapanmu itu seperti ucapan seseorang
yang ingin menjadi fakih dalam ilmu agama tanpa mau belajar, tapi justru sibuk
dengan sesuatu yang batil lalu berkata, "Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Dia Maha berkuasa untuk mencurahkan ke dalam hatiku berbagai ilmu yang Dia tanamkan di hati para nabi dan
wali-Nya tanpa usaha dan
belajar." Itu seperti ucapan orang yang menginginkan harta, tapi tak mau
menanam, berdagang, atau
berusaha kemudian berujar, “ Allah Maha Pemurah. Dia memiliki
kekayaan langit dan bumi. Dia Maha Berkuasa untuk memberikan kepadaku sebagian
dari khazanah kekayaan-Nya sehingga
aku tak perlu bekerja. Hal itu telah Dia lakukan kepada para hamba-Nya." Jika engkau
mendengar ucapan kedua orang di atas, engkau pasti menganggap kedua orang itu
bodoh dan engkau pasti mengejeknya
walaupun sifat pemurah dan kuasa Allah yang ia sebutkan benar. Demikian
pula, Orang-orang yang alim dalam bidang-bidang agama
akan menertawakanmu jika engkau menuntut
ampunan tanpa ada usaha. Allah Swt. berfirman, "Bagi manusia apa yang ia
usahakan" (Q.S. an-Najm: 39), "Kaliaan dibalas sesuai dengan amal perbuatan kalian" (Q.S. ath-Thar: 16), "Orang-orang
abrar (berbuat baik) berada dalam kenikmatan sedangkan mereka yang selalu
berbuat dosa berada di neraka
Jahim" (Q.S. al-Infithar:
13-14).
Apabila engkau tetap menuntut ilmu dan mencari
harta dengan bersandar pada kemurahan-Nya serta terus membekali diri untuk
akhirat, maka Tuhan Pemelihara dunia dan akhirat adalah satu. Dia Maha Pemurah dan Penyayang baik
di dunia maupun di akhirat.
Ketaatanmu tidak membuat-Nya bertambah pemurah. Hanya saja, kemurahan-Nya adalah Dia memudahkan jalan menuju negeri kenikmatan yang abadi dan kekal dengan senantisa sabar dalam meninggalkan
syahwat selama beberapa saat. Ini merupakan puncak kemurahan. Jangan engkau rusak dirimu dengan ajaran
jahat para pengangguran. Ikutilah para nabi dan orang-orang saleh. Jangan
engkau terlalu berharap bisa memanen sesuatu yang tak kau tanam. Sedangkan
orang yang berpuasa, salat, berjihad, serta bertakwa, semoga ia diampuni.
Ini adalah
beberapa hal yang patut dipelihara oleh anggota badanmu. Engkau juga harus
membersihkan hatimu karena ia merupakan bentuk ketakwaan secara batin. Hati
adalah segumpal daging yang jika baik maka seluruh badan menjadi baik. Tapi
jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh badan menjadi rusak. Berusahalah
untuk memperbaiki hatimu itu agar seluruh anggota badanmu juga baik. Hati
menjadi baik dengan selalu merasakan kehadiran Allah.
Ketahuilah bahwa 'sahabatmu' yang tak pernah berpisah
denganmu entah dalam keadaan diam, bepergian, tidur, diam, bahkan dalam hidup
dan matimu adalah Tuhan Penciptamu. Selama engkau mengingatNya, niscaya Dia
menjadi 'Teman dudukmu'. Sebab, Allah Swt. berkata, "Aku adalah teman
duduk bagi orang yang berzikir pada-Ku." Selama hatimu sedih karena
tak mampu menunaikan kewajiban agamamu, maka Dia senantiasa menyertaimu. Sebab
Allah Swt. berkata, "Aku berada
bersama mereka yang hatinya sedih karena-Ku." Apabila engkau betul-betul mengenali-Nya, niscaya engkau akan menjadikan-Nya sebagai 'sahabat' dan
niscaya engkau akan
meninggalkan yang lainnya. Jika engkau tak mampu
melaksanakan hal itu setiap waktu, maka engkau harus menyediakan waktu di malam dan di siang
hari untuk kau pergunakan berkhalwat bersama Tuhan dan merasakan kenikmatan
bermunajat kepada-Nya. Berkenaan dengan hal itu, engkau harus mengetahui adab-adab menjalin hubungan dengan Tuhan.
Yaitu, menundukkan kepala, menjaga pandangan mata, mengkonsentrasikan
pikiran, senantiasa diam, menenangkan anggota badan, segera mengerjakan
perintah, meninggalkan larangan, tidak menolak takdir, senantiasa berzikir dan
berpikir, mengutamakan yang hak atas yang batil, putus asa dari makhluk, tunduk
dengan perasaan hormat, risau diliputi oleh rasa malu, tenang dalam berusaha
karena yakin atas jaminan-Nya, bertawakal kepada karunia Allah Swt. Semua ini
harus menjadi karaktermu sepanjang siang dan malam. Itulah adab menjalin
hubungan dengan 'Teman yang tak pernah berpisah denganmu.' Adapun semua
makhluk, dalam waktu tertentu akan berpisah denganmu.
01. Adab Seorang Alim (Guru)
Jika engkau
seorang alim, maka adab yang kau harus kau perhatikan adalah sabar, selalu
santun, duduk dengan wibawa disertai kepala yang tunduk, tidak takabur
terhadap semua hamba kecuali pada mereka yang lalim dengan tujuan menghapus
kelalimannya, bersikap tawadu dalam setiap majelis dan pertemuan, tidak bersenda
gurau, menyayangi murid, berhati-hati terhadap orang yang sombong, memperbaiki
negeri dengan cara yang baik dan tidak marah, tidak malu untuk mengaku tidak
tahu, memperhatikan pertanyaan si penanya dan berusaha memahami pertanyaannya,
mau menerima hujah dan mengikuti yang benar dengan kembali kepadanya manakala
ia salah, melarang murid mempelajari ilmu yang berbahaya dan mengingatkannya agar tidak menuntut ilmu
untuk selain rida Allah Swt, melarang murid
sibuk dengan hal-hal yang bersifat fardu kifayah sebelum menyelesaikan yang
fardu ain (yang termasuk fardu ain adalah memperbaiki yang
lahir dan batinnya dengan takwa) serta membekali dirinya terlebih dahulu dengan
sikap takwa tersebut agar sang murid bisa mencontoh amalnya, kemudian mengambil
manfaat dari ucapannya.
02. Adab Seorang Murid
Jika engkau seorang murid, maka adab yang harus dimiliki
oleh seorang murid terhadap gurunya adalah mendahuluinya dalam memberi hormat
dan salam, tidak banyak berbicara di hadapannya, tidak mengatakan apa yang tak
ditanya oleh gurunya, tidak bertanya sebelum diberi izin, tidak mengungkapkan
sesuatu yang bertentangan dengan ucapannya, misalnya dengan ber- kata,
"Pendapat si fulan berbeda dengan dengan ucapanmu", tidak menunjuk sesuatu
yang berseberangan dengan pendapatnya sehingga terlihat ia lebih tahu tentang
yang benar daripada gurunya, tidak bertanya kepada teman duduk gurunya dalam
majelisnya, tidak menoleh ke sekitarnya, melainkan ia harus duduk dengan menundukkan
pandangan disertai sikap tenang dan etika sebagaimana ketika menunaikan salat. Murid
juga tak boleh banyak bertanya ketika guru sedang bosan. Jika guru berdiri maka
sang murid juga harus berdiri untuknya, tidak diikuti dengan pembicaraan dan
pertanyaan, tidak bertanya kepadanya dalam perjalanan menuju
rumah.
Tidak berburuk sangka pada perbuatan-perbuatan yang secara lahiriah tidak
bisa diterima, karena ia lebih mengetahui rahasia dibalik itu semua. Sehubungan
dengan hal itu perhatikan pertanyaan Musa a.s kepada Nabi Khidir a.s, “apakah
engkau sengaja melubangi perahu itu untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh
kamu telah melakukan kesalahan yang besar” (Q.S al-Kahfi: 71) ia salah dalam
menyikapi perbuatan Nabi Khidir a.s. karena bersandar pada apa yang tampak
secara lahir.
03. Adab Seorang Anak
Jika engkau mempunyai kedua orang tua, maka
adab seorang anak kepada
kedua orang tuanya adalah memerhatikan
ucapan mereka, berdiri manakala mereka berdiri, mengerjakan perintah mereka, tidak berjalan di depan
mereka, tidak meninggikan suara di atas suara mereka, menyambut panggilan
mereka, mencari rida mereka, merendahkan diri di hadapan mereka, tidak mengungkit-ngungkit amal bakti yang
telah dilakukan kepada mereka, tidak menatap mereka secara tajam, tidak
bermuka masam kepada mereka, dan tidak pergi kecuali dengan izin mereka.
Ketahuilah!
Setelah itu manusia terbagi atas tiga kelompok: sebagai teman, sebagai
kenalan, atau sebagai orang awam (orang bodoh).
1. Bergaul Dengan Orang Awam
(Bodoh)
Jika engkau
kebetulan bertemu dengan orang bodoh, maka hendaknya engkau tidak ikut serta
dalam pembicaraan mereka, mengabaikan ucapan-ucapan dusta mereka, tidak
memperhatikan ucapan-ucapan buruk mereka, berusaha untuk tidak sering bertemu
dan butuh pada mereka, mengingatkan perbuatan mungkar mereka secara lemah lembut,
serta memberikan nasihat
manakala diharapkan bisa mereka terima.
2. Bergaul dengan Saudara atau
Teman
Sedangkan
terhadap saudara dan teman, ada dua tugas yang harus kau perhatikan:
Tugas pertama, Terlebih dahulu engkau harus melihat kriteria orang yang bisa dijadikan sahabat atau teman. Jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang yang benar-benar layak dijadikan saudara atau sahabat. Rasulullah Saw. bersabda, "Seseorang bergantung pada agama teman karibnya. Oleh karena itu, hendaknya kalian memperhatikan siapa yang harus dijadikan teman karib." Manakala engkau ingin mencari teman yang bisa menyertaimu dalam belajar serta bisa menemanimu dalam urusan agama dan dunia, perhatikan lima hal berikut ini:
1. Akal. Tidak ada untungnya bergaul dengan orang bodoh karena bisa berakhir kepada kemalangan dan terputusnya hubungan. Paling-paling mereka hanya akan memberikan mudarat kepadamu serta ingin memanfaatkanmu. Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh. Imam Ali r.a. berkata:
Janganlah engkau bergaul dengan orang
bodoh
Hendaknya kau betul-betul menghindarinya
Betapa
banyak orang bodoh yang menghancurkan
si penyabar ketika ia menginginkannya
Seseorang
diukur dengan orang lain
di mana orang itu mengikutinya
Seperti
sepasang sendal yang sama
di mana sendal itu menyerupainya
Sesuatu
dan yang lain
mempunyai ukuran dan kemiripan
Hati
yang satu menjadi petunjuk
bagi hati yang lain ketika berjumpa
2. Akhlak Yang Baik. Jangan engkau bersahabat dengan orang yang buruk akhlaknya. Yaitu, orang yang tak
bisa menahan diri ketika muncul amarah
dan syahwat. Alqarnah al-'Atharidi rahimahullah, dalam wasiatnya kepada
putranya manakala akan wafat, telah mengungkapkan
hal itu, “Wahai anakku, jika engkau ingin bergaul dengan manusia, bergaullah
dengan orang yang jika kau layani dia menjagarnu, jika kau temani dia
membaguskanmu. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau ulurkan tanganmu
untuk kebaikan ia juga mengulurkannya, jika melihat kebaikanmu ia
mengingatnya, dan jika melihat keburukanmu ia meluruskannya. Bersahabatlah
dengan orang yang jika engkau mengungkapkan sesuatu, ia membenarkan ucapanmu
itu, jika engkau mengusahakan sesuatu ia membantu dan menolongmu, serta jika
kalian berselisih dalam sebuah persoalan ia mengalah padamu." Imam Ali
r.a. mengungkapkan syair rajaznya:
Sesungguhnya
saudaramu adalah yang ada bersamamu,
yang membiarkan dirinya menderita demi kepentinganmu,
Dan yang jika bingung dia
menjelaskannya padamu
Dia
rusak integritas dirinya untuk mengumpulkan dirimu
4. Tidak Tamak terhadap Dunia. Bergaul dengan orang yang tamak terhadap dunia merupakan racun yang membunuh. Sebab, kecenderungan untuk meniru sudah menjadi hukum alam. Sebuah tabiat bisa mencuri tabiat lainnya tanpa disadari. Dengan demikian, berteman dengan orang tamak bisa membuatmu lebih tamak, sebaliknya berteman dengan orang zuhud bisa membuatmu lebih zuhud.
5. Jujur. Jangan engkau bersahabat dengan pembohong karena bisa jadi engkau tertipu olehnya. Ia seperti fatamorgana. Ia membuat dekat yang jauh darimu dan membuat jauh yang dekat darimu.
Bisa jadi kelima
hal ini tidak kau dapati pada
orang-orang yang berada di
sekolah atau di mesjid. Dengan demikian, engkau harus memilih salah satu, entah mengasingkan diri
karena hal itu akan membuatmu selamat, atau
engkau bergaul dengan mereka sesuai dengan karakter mereka.
Hendaknya engkau mengetahui bahwa
saudara itu ada tiga macam:(1) Saudara untuk akhiratmu. Dalam hal ini
engkau harus melihat pada agamanya. (2) Saudara untuk duniamu. Dalam
hal ini, engkau harus memperhatikan akhlaknya. (3) Saudara untuk
bersenang-senang
Dalam hal ini engkau harus selamat dari
kejahatan, fitnah, dan keburukannya.
Manusia itu ada
tiga jenis: ada yang seperti makanan
dimana memang selalu diperlukan, ada yang seperti obat di mana hanya
sewaktu-waktu saja diperlukan dan ada pula yang seperti penyakit di mana sama
sekali tak diperlukan, tapi
seorang hamba kadangkala diuji dengannya. Jenis yang ketiga inilah yang tidak menyenangkan dan tidak pula
memberikan manfaat Maka, engkau harus berpaling darinya agar selamat. Ketika menyaksikan tingkah lakunya kalau paham engkau akan mendapatkan manfaat
yang besar. Yaitu, dengan menyaksikan
kondisi dan perbuatannya yang buruk, engkau akan membenci dan menghindar
darinya. Orang yang bahagia adalah
yang bisa mengambil pelajaran dari
orang lain. Seorang mukmin merupakan cermin bagi mukmin yang lain. Nabi Isa
a.s. pernah ditanya, "Siapa yang telah mengajarkan adab padamu?" Nabi
Isa a.s. menjawab, "Tak ada yang mengajariku. Tapi aku melihat kejahilan orang bodoh, maka aku pun
menghindarinya." Benar sekali yang beliau katakan. Seandainya manusia
meninggalkan apa yang mereka benci dari orang lain, adab mereka akan menjadi
sempurna dan tak perlu lagi kepada para muaddib (orang yang mengajarkan adab
atau etika).
Tugas kedua, Memperhatikan hak-hak persahabatan. Manakala telah terjalin persekutuan, telah terbina hubungan antara engkau dengan temanmu itu, maka engkau harus memperhatikan hak-hak dan adab-adab persahabatan. Nabi Saw. bersabda, "Perumpamaan dua orang saudara adalah seperti dua tangan, yang satu membersihkan yang lain." Nabi Saw. pernah masuk ke dalam semak belukar lalu memetik dua ranting siwak, yang satu bengkok dan yang satu lagi lurus. Waktu itu beliau bersama para sahabatnya. Lalu beliau memberikan yang lurus sedangkan yang bengkok beliau simpan untuk dirinya sendiri, lantas mereka bertanya, "Wahai Rasulullah engkau yang lebih berhak atas ranting yang lurus ini daripadaku." Nabi Saw. menjawab, "Tidaklah seseorang menyertai temannya walaupun sesaat di waktu siang, melainkan ia ditanya, 'Apakah ia telah menunaikan hak Allah Swt. dalam persahabatannya itu atau justru ia melalaikannya.' Nabi Saw. juga berkata, "Tidaklah dua orang bersahabat, melainkan yang paling dicintai Allah Swt. adalah yang paling mengasihi temannya."
Adab dalam
bergaul atau bersahabat adalah mengutamakan teman dalam hal harta. Jika tidak,
maka dengan mengeluarkan kelebihan harta ketika dibutuhkan,atau membantu
dengan jiwa saat diperlukan secara langsung tanpa diminta, menyimpan rahasia,
menyembunyikan aib, tak menyampaikan cemoohan orang kepadanya,memberitakan
pujian orang kepadanya, penuh perhatian terhadap
apa yang dibicarakannya, memanggil dengan nama
yang paling disukainya, memuji kebaikannya, berterima kasih atas bantuannya, membela kehormatannya di saat ia tidak ada sebagaimana ia
membela kehormatannya
sendiri, menasihatinya dengan lemah lembut dan jelas jika memang diperlukan, memaafkan ketika ia salah dan tidak malah mencaci, mendoakannya di saat berkhalwat dengan Allah, baik ketika masih
hidup maupun ketika sudah meninggal, tetap setia kepada keluarga dan kerabatnya
manakala ia sudah meninggal dunia, ikut
meringankannya dan bukan justru memberatkan hajatnya,
menghibur hatinya dari segala kerisauan, menampakkan kebahagiaan atas kemudahan
yang ia dapatkan, bersedih atas hal buruk yang menimpanya, menyembunyikan di
dalam hati apa yang ia sembunyikan sehingga ia benar-benar setia secara lahir
maupun batin, mendahuluinya dalam
mengucapkan salam ketika bertemu, melapangkan majelis untuknya, membantunya ketika
berdiri, serta diam ketika ia berbicara sampai selesai dengan tidak menyela
atau memotongnya. Ringkasnya, hendaknya ia memperlakukan temannya itu
sebagaimana ia senang kalau diperlakukan demikian. Siapa yang tak mencintai
saudaranya sebagaima ia mencintai dirinya sendiri, berarti ia telah dihiasi
nifak (sifat munafik). Ini merupakan bencana baginya di dunia dan di akhirat.
Itulah adab-adab yang harus kau perhatikan berkenaan
dengan hak orang awam yang bodoh dan hak para sahabat.
Hati-hatilah
terhadap mereka karena sesungguhnya engkau tidak mengenal keburukan kecuali
dari orang yang telah kau kenal.
Adapun seorang teman, maka ia adalah
orang yang bisa membantumu, sedangkan seorang awam tak akan berpengaruh bagimu. Sesungguhnya keburukan itu semuanya berasal dari
para kenalan yang menampakkan persahabatan lewat lidah mereka. Oleh karena itu,
usahakan untuk mengabaikan mereka. Apabila engkau terpaksa berhadapan dengan
mereka di sekolah, di mesjid, di pasar, atau di sebuah negeri, engkau tak
boleh menghinakan mereka. Sebab, engkau tak mengetahui bisa jadi ia lebih baik
darimu.
Jangan pula
engkau mengagungkan dunia yang mereka miliki karena engkau bisa binasa. Sebab,
dunia dan isinya dalam pandangan Allah Swt. sangat kecil. Betapapun hebatnya
penduduk dunia menurutmu, ia tetap jatuh di mata Allah Swt. Engkau tak boleh
mengorbankan agamamu guna mendapat dunia mereka. Orang yang melakukan hal itu
pasti menjadi rendah di mata mereka, dan untuk selanjutnya tak akan diberi.
Apabila mereka memusuhimu, jangan kau lawan dengan permusuhan pula karena
engkau tak mungkin bisa sabar menghadapi perlawanan mereka karena agamamu dapat
menjadi pudar karenanya dan engkau akan kepayahan.
Jangan merasa
senang dengan penghormatan, sanjungan, dan kecintaan yang mereka berikan.
Karena, sebenarnya satu persen pun hal itu tak ada dalam hati mereka. Jangan
engkau kaget dan marah kalau mereka mencelamu ketika engkau tidak ada, karena
jika engkau jujur, hal itu juga engkau lakukan bahkan terhadap sahabat,
kerabat, guru, dan kedua orang tuamu. Engkau juga menyebut-nyebut di belakang
mereka apa yang tak kau ucapkan di hadapan mereka. Jangan engkau bersikap
tamak terhadap harta, kedudukan, dan bantuan mereka. Karena, orang yang tamak
akan gagal pada hari kemudian. Sikap tamak tersebut betul-betul hina. Jika
engkau meminta kebutuhanmu pada seseorang, lalu ia memenuhinya, maka berterima
kasihlah pada Allah dan padanya. Tapi
manakala orang itu tak bisa membantumu,
jangan engkau mencela dan mengeluhkannya karena hal itu bisa menimbulkan sikap permusuhan. Jadilah seorang mukmin yang selalu pemaaf.
Jangan menjadi seorang
rnunafik yang hanya mencari salah. Katakanlah, "Dia memang tak bisa memberi karena alasan tertentu yang tak
kuketahui."
Jangan
sekali-kali engkau menasihati seseorang sebelum terlebih dahulu engkau melihat
tanda-tanda ia akan menerimanya. Jika tidak, ia tak akan mendengar dan hanya
akan menjadi musuhmu. Jika mereka
berbuat salah dalam satu persoalan dan mereka tetap tak mau belajar, maka
jangan engkau mau mengajari mereka. Sebab mereka hanya akan memanfaatkan ilmumu
dan akan menjadi musuhmu. Kecuali jika sikap mereka itu terkait dengan
maksiat yang mereka lakukan, maka ingatkan mereka pada kebenaran secara lemah
lembut dan tidak kasar. Jika engkau lihat sikap mereka baik, bersyukurlah kepada Allah yang telah
menjadikanmu dicintai oleh mereka. Tapi kalau mereka bersikap buruk, maka
serahkan diri mereka
kepadaAllah Swt. Dan berlindunglah
engkau pada Allah Swt. dari keburukan mereka itu. Jangan engkau mencerca
mereka. Begitu pula, jangan engkau
berkata pada mereka, "Mengapa engkautak menghormatiku? Aku adalah Fulan
bin Fulan. Aku seorang yang mulia
dalam segi ilmu." Itu adalah ucapan seorang yang dungu. Orang yang paling
dungu adalah orang yang menganggap
dirinya bersih lalu menyanjung diri sendiri. Ketahuilah bahwa Allah Swt.
membuat mereka bisa menguasaimu akibat dosamu sebelumnya. Oleh karena itu, istigfarlah terhadap dosamu
itu dan sadarlah bahwa hal itu
merupakan hukuman Allah atasmu. Perhatikan hak-hak mereka, abaikan perbuatan
batil mereka, ungkapkan kebaikan mereka, serta diamkan keburukan mereka.
Janganlah engkau bergaul dengan Para fakih,
terutama mereka yang sibuk dengan perselisihan dan perdebatan.
Waspadalah terhadap mereka. Karena kedengkian, mereka memang sedang
menantikanmu terjatuh dalam
keraguan, lalu mematahkanmu dengan prasangka, mata mereka menguntitmu dari
belakang, mereka terus mengingat kesalahanmu saat bergaul dengan mereka sehingga hal itu bisa menjadi
senjata untuk menghadapimu ketika mereka marah dan berdebat kusir. Mereka tak
akan memaafkan dan mengampuni kesalahanmu itu, serta tidak pula menutupi aibmu.
Mereka selalu membuat perhitungan denganmu, dengki baik pada yang sedikit maupun
yang banyak, serta terus menghasungmu untuk mencela dan membenci teman dan
saudara. Jika senang, mereka akan bertutur kata manis. Sebaliknya, jika marah
dalam hati mereka terpendam murka. Dari luar yang tampak pakaiannya, sementara
dari dalam mereka layaknya serigala. Inilah yang terjadi pada sebagian besar
mereka, kecuali orang-orang
yang dilindungi Allah Swt. Bergaul dengan mereka hanya membawa kerugian dan
berteman dengan mereka hanya membawa penyesalan.
Itu sikap mereka
yang menunjukkan persahabatan denganmu. Lalu bagaimana dengan mereka yang jelas-jelas memusuhimu? Al-Qadhi Ibn
Ma'ruf rahimahullah Ta'ala. berkata:
Berhati-hatilah
terhadap musuhmu sekali
namun
berhati-hatilah terhadap temanmu seribu kali
Bisa jadi
temanmu itu berubah
dan
dikenal paling berbahaya
Makna yang sama juga terdapat
dalam syair berikut:
Musuhmu lebih
bermanfaat daripada sahabatmu
Maka
itu, jangan engkau memperbanyak sahabat
Sungguh kebanyakan penyakit yang kau lihat
berasal
dari makanan atau minuman
Berusahalah engkau menjadi
seperti yang dikatakan oleh Hilal bin al-Ala' ar-Raqi:
Ketika aku
memberi maaf dan tidak dengki
pada seseorang
Aku
istirahatkan diriku dari risaunya permusuhan
Aku hormati
musuhku manakala melihatnya
guna
menghilanghan keburukanku dengan penghormatan
Aku tampakkan
keceriaan pada orang yang kumurka
Seakan-akan ia telah membuat hatiku bahagia
Aku tak
selamat dari orang yang tak kukenal
maka
bagaimana aku bisa selamat dari orang yang kucinta
Manusia
adalah penyakit dan obatnya adalah meninggalkan mereka
tapi
memusuhi mereka berarti memutuskan hubungan saudara
Berdamailah
dengan mereka agar engkau selamat dari musibahnya
dan
usahakan selalu untuk mendapatkan cinta
Bergaullah
dengan manusia dan sabarlah dalam menghadapi mereka
Hendaknya
engkau tuli, bisu, dan buta, serta warak
Demikian pula hendaklah engkau seperti yang disebutkan oleh Para ahli hikmat: Hadapilah teman yang dan musuhmu dengan wajah rida, tidak bersikap hina, dan tidak pula
takut pada mereka. Sebaliknya engkau harus berwibawa, tapi tidak sombong dan harus bersikap tawadu. Jadi, pada semua persoalan,
engkau harus bersikap
pertengahan. Sebab, semua yang ekstrem akan tercela, sebagaimana disebutkan:
Engkau harus bersikap
pertengahan karena ia
merupakan cara yang tepat menuju jalan yang
benar
Jangan engkau teledor atau keterlaluan di dalamnya
karena
masing-masing sikap itu adalah tercela
Jangan engkau
melihat ke arah samping, jangan banyak
menoleh ke belakang, serta jangan
memperhatikan kelompok-kelompok orang. Apabila engkau duduk, maka duduklah
dengan tidak tergesa-gesa. Hindarilah memasukkan jari-jarimu ke dalam
jari-jari yang lain, memainkan
janggut atau memainkan cincinmu, membersihkan gigi, memasukkan jari ke hidung,
banyak meludah, mengusir lalat dari wajah, serta hilir-mudik di depan orang-orang dan di dalam salat.
Duduklah dengan
tenang. Aturlah bicaramu dan dengarkan ucapan yang baik yang datang dari orang
lain dengan tidak keterlaluan dalam menunjukkan kekaguman. Jangan memintanya
untuk mengulang. Berpalinglah dari pembicaraan yang membuat tawa dan yang
berupa kisah. Jangan engkau beritakan kekagumanmu tentang anakmu. Juga, jangan
kau sampaikan syair, pembicaraan, tulisan, serta semua yang khusus untukmu.
Jangan berhias seperti wanita. Jangan merendahkan diri seperti seorang budak.
Jangan terlalu banyak bercelak dan dipoles. Jangan memaksa ketika butuh dan
jangan menghasung orang lain untuk berbuat lalim.
Jangan engkau
memberitahukan jumlah harta kekayaanmu kepada salah seorang keluargamu, kepada
anakmu, apalagi kepada orang lain. Karena, jika mereka melihatnya sedikit,
engkau akan hina di mata mereka dan jika banyak, mereka tak akan senang
kepadamu. Hindari mereka tapi tidak dengan sikap keras. Lembutlah pada mereka
tapi tidak dengan sikap lemah. Jangan engkau candai ibumu atau budakmu, karena
dengan demikian harga dirimu bisa jatuh. Apabila engkau berselisih maka tetap
jaga wibawa dan kehormatan. Jangan sampai engkau berbuat jahil dan
tergesa-gesa. Berpikirlah terlebih dahulu sebelum mengeluarkan argumen. Jangan
banyak menunjuk dengan tangan. Jangan banyak menoleh ke orang di belakangmu.
Jangan berlutut.
Apabila marahmu
telah mereda, baru berbicara. Jika sultan atau penguasa mendekatimu, engkau
harus betul-betul waspada terhadapnya. Hindarilah teman yang ada maunya,
karena ia musuh yang paling utama. Dan jangan sampai engkau lebih memuliakan
harta ketimbang kehormatanmu.
Penjelasan ini
cukup bagimu sebagai permulaan dari sebuah hidayah. Cobalah dirimu untuk
mengaplikasikannya. Jadi ada tiga bagian: melakukan amal ketaatan,
meninggalkan maksiat, dan bergaul dengan sesama. Itu semua sudah mencakup
hubungan antara seorang hamba dan Khalik serta makhluk-Nya. Jika engkau merasa
hal itu sesuai dengan dirimu, kemudian engkau condong serta ingin melakukannya,
berarti Allah telah memercikkan cahaya iman ke dalam hatimu dan telah melapangkan
dadamu.
Sadarilah bahwa
permulaan ini mempunyai akhir dan di
baliknya ada berbagai rahasia, pengetahuan, dan hal-hal yang tersingkap. Semua
itu telah kami jelaskan dalam Kitab Ihya' Ulumiddin. Karena itu berusahalah
untuk mempelajarinya. Namun, jika engkau merasa berat dalam melakukan berbagai
pelajaran di atas, lalu mengingkarinya dan engkau berkata pada dirimu sendiri,
"Apa gunanya ilmu tersebut dalam forum para ulama? Kapankah pengetahuan
tersebut bisa membuatmu mengalahkan para rekan dan rival? Bagaimana ia bisa
menaikkan kedudukanmu di pemerintahan? Bagaimana mungkin ia bisa menyebabkanmu
memperoleh harta serta jabatan ahli wakaf dan hakim?" Maka sadarlah bahwa
setan telah menjerumuskanmu dan telah membuatmu lupa terhadap tempat
kembalimu. Maka itu carilah setan lain yang sejenis denganmu guna mengajarkan
apa yang kau sangka bermanfaat dan bisa mengantarmu memperoleh keinginanmu.
Kemudian, ketahuilah bahwa milikmu yang berada di tempatmu tidak betul-betul
murni menjadi milikmu apalagi yang berada di desa.atau di negerimu. Selain itu, engkau juga
tak kan mendapat kekayaan abadi dan nikmat yang kekal di sisi Tuhan.
Wassalamualaikum
wa rahmatullah wa barakaatuhu.
Segala puji bagi Allah, Yang
Mahapertama, Yang Maha Terakhir, Yang Mahatampak dan Yang Maha Tersembunyi. Tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung. Salawat dan salam atas Nabi
Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau semua.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kita
dan menyempurnakan penciptaan kita tersebut, yang telah mengajarkan dan
memperbagus adab kita, serta yang telah memuliakan kita dengan Nabi-Nya, Muhammad
Saw.
Akhlak yang
paling mulia dan paling tinggi, serta perbuatan yang paling baik dan paling
agung adalah memiliki adab dalam agama, mengikuti perbuatan Tuhan sekalian
alam, serta mempunyai akhlak para nabi dan rasul. Allah Swt. telah mengajarkan
adab kepada kita di dalam Alquran lewat berbagai penjelasannya. Dia juga telah
mengajarkan adab kepada kita lewat Nabi Muhammad Saw. di dalam sunah dengan
sesuatu yang wajib kita lakukan. Jadi, beliau telah berjasa besar. Begitu pula
para sahabat, tabiin, dan semua mukmin yang beradab. Karenanya, kita diharuskan
untuk mencontoh mereka. Persoalan adab ini merupakan persoalan yang sangat
penting dan jumlahnya banyak. Kami akan menyebutkan
sebagian saja agar penjelasannya tidak begitu panjang sehingga sulit dipahami.